Setengah jam sejak kategori terakhir dilepas, beberapa teman mengupdate status di Twitter yang menyatakan para pelari mulai melintasi garis finish. Saya yang sedang mengisi daya baterai ponsel langsung menuju ke sana tapi tidak dengan langkah yang terburu-buru.Â
Sebab, pemandangan Candi Prambanan yang menjulang ditingkahi sinar matahari yang belum terlalu terik, membuat langkah saya melambat dan tersenyum-senyum sendiri saking kagumnya akan perpaduan hasil karya manusia yang dibuat pada zaman purba dengan lanskap Gunung Merapi dan rimbun hijau pohon dan rerumputan.

Beberapa kesenian seperti Jathilan, Karawitan, dan Reog ini memang merupakan kerjasama antara pihak penyelenggara, yakni Bank Mandiri dengan warga sekitar untuk mengenalkan sekaligus melestarikan budaya yang ada.

Tak berapa lama, pelari pertama pada kategori Full Marathon melintas langsung di depan hidung saya. Ia menyelesaikan jarak 42 km dalam waktu 2 jam 21 menit saja! Tentu, pelari yang ternyata berkebangsaan Kenya ini, mendapat sambutan hangat dari penonton yang berkumpul di lintasan akhir.Â


Sebab, di kompetisi ini semua pelari bagi saya adalah pemenang yang mampu menantang diri sendiri menyiapkan tubuh dan pikiran jauh sebelum hari lomba, termasuk bertandang langsung ke Jogja (karena 80% peserta berasal dari luar kota dan mancanegara) di tengah hari sibuk mereka.Â
Kemudian pada hari H harus bangun di pagi buta, berlari sekian kilometer, menahan tumpukan asam laktat di persendian yang membuat pegal dan lelah. Tak hanya itu, mereka yang kebanyakan datang dengan komunitas atau kelompok juga berhasil menahan ego dengan menyemangati satu sama lain, baik sebelum lomba dimulai hingga pertandingan selesai.Â
Tapi sejauh yang saya tahu, tak ada yang menyerah. Seluruh peserta membiarkan medali yang dikalungkan panitia menggantung di dada hingga acara ini ditutup GAC, trio muda bersuara emas.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI