Mohon tunggu...
Rizka Indah
Rizka Indah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya membaca novel dan pergi-pergi ke tempat indah, dan mencoba makanan baru khas suatu daerah. Saya menyukai hal-hal baru dan sangat berusaha dalam melakukan suatu hal dengan sebaik mungkin.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Tasawuf Sebagai Peran Spiritualisme untuk Generasi Millenial

15 Juli 2024   10:43 Diperbarui: 15 Juli 2024   10:46 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendahuluan.

Pada saat ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan digital telah mengalami kemajuan dengan pesat, sehingga manusia disebut sebagai mahkuk yang sangat hebat karena dapat diakui manusia mampu menyelesaikan masalahnya dengan kecanggihan teknologi. 

Kebanyakan manusia dalam era modern ini mencoba melepaskan diri dari keterikatannya dengan Tuhan, dan manusia telah menjadi tuan untuk dirinya sendiri dan menentukan nasib diri sendiri, karena kondisi seperti inilah manusia terancam krisis spiritualitas dan moralitas, sehingga mundcul generasi baru yang brutal, kurang moral dan intelektualnya, yang mengedepankan ego serta tidak memikirkan etika dan moral saat bertindak.

Generasi yang sering disebut sebagai generasi milenial adalah sasaran bagi perkembangan modern, generasi ini adalah korban dari revolutif, sifat hedonistic, dan budaya serba cepat dan instan, tetapi gagal dalam etika dan moralnya, dan agama adalah sebagai pagar atau pondasi untuk mereka yang menyadarinya. 

Kondisi ini membuat manusia sangat membutuhkan agama, dan pencerahan spiritual yang dibungkus oleh tasawuf, dengan harapan dapat membawa manusia pada pola hidup baru dengan kesadaran, yaitu dengan kembali menemukan nilai dan makna hidup yang memiliki moral dan etika yang dibalut oleh spiritualitas tasawuf atau sufisme.

Problematika Generasi Milenial dan Krisis Spiritual

Masyarakat modern atau masyarakat pada generasi milenial merupakan bagian pada masyarakat yang dinamis, kreatif dan dapat berfikir logis mengeluarkan gagasan konstruktif untuk meningkatkan kualitas hidup dalam segala bidang, masyarakat milenial ini dapat memahami beberapa peristiwa alam dan dirinya sendiri melewati ilmu pengetahuan dan juga teknologi, menjadikan terkikisnya rasa bergantung dengan kekuatan dari alam ghaib seperti yang terjadi pada masyarakat yang sederhana. Pemikiran seperti ini menciptakan kemodernan yang makin maju dan berkembang dari teknologi dan pengetahuannya sehingga semakin tersamarkan makna hidup yang sesungguhnya, akibat yang muncul yaitu masyarakat mulai terlepas dari nilai budaya yang berkesinambungan dengan masyarakat.

Sayyed Husain Nasr mengemukakan pendapatnya dalam Islam and the plight of modern bahwa akibat dari masyarakat yang mendewakan pengetahuan dan teknologi adalah masyarakat itu akan berada pada pinggiran eksistensinya dan masyarakat yang melengahkan pengetahuan agama yang berdasarkan wahyu serta amsyarakat yang menikmati modernisasi berlebihan sebenarnya mereka adalah orang yang telah kehilangan keilahiannya, dan telah tumpul intelektualnya pada penglihatan realitas kehidupan.

Peran Tasawuf dalam Mengatasi Problematika Masyarakat Milenial di Era Modern

Jika kita ingin melihat lebih banyak krisis moral secara lebih luas, dapat dilihat di Timur Tengah di mana pelanggaran hak asasi manusia seperti pembunuhan massal terhadap anak-anak, dan juga perempuan merupakan hal yang sangat biasa. Di sana, pembantaian, pembunuhan, serta penindasan merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari bagi mereka yang lemah, dan juga merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari bagi mereka yang telah kehilangan moral dan kemanusiaan. 

Hal seperti ini salah satu faktor dari penyebabnya memang karena hilangnya atau kosongnya spiritualisme dari dalam diri manusia, sehingga yang tersisa hanya nafsu dan akal yang rusak karena hanya menuruti hawa nafsu yang mendorong untuk melakukan perbuatan yang buruk.

Seorang idividu yang dikendalikan keinginan atau nafsu untuk melakukan perbuatan buruk misalnya, akan menggunakan segala cara agar mencapai tujuannya dan kesenangan hatinya, menurut para ahli tasawuf, pemulihan dari sikap yang seperti ini diperlukan praktik tasawuf dengan tujuan untuk membersihkan jiwanya dari keinginan yang tercela, nafsunya hanya akan mendorongnya pada kesenangan duniawi yang mana kecintaan kepada dunia adalah tabir atau tembok yang memisahkan manusia dengan Tuhannya.

Pada zaman modern atau zaman milenial ini, tasawuf sangat penting dipelajari dan diamalkan guna mengendalikan diri dari arus globalisasi, tasawuf ini dapat memberikan pelatihan jiwa dan mental, sehingga diri manusia dapat terbebas dari pengaruh arus modern dan tercipta manusia yang berperilaku mulia dan dekat dengan Allah Swt. 

Komaruddin hidayat berpendapat bahwa ajaran tasawuf (sufisme) islam harus disebarluaskan kepada masyarakat, tujuannya adalah untuk menyelamatkan manusia dari situasi atau kondisi kebingungan akibat dari hilangnya nilai-nilai spiritual di dalam dirinya, dan memperkenalkan tasawuf sebagai ajaran esoteris islam dan menegaskan tasawuf sebagai jantung dari ajaran islam.

Pengaruh Tasawuf dalam Kehidupan

Tasawuf dapat mempengaruhi perilaku dan sikap seseorang khususnya pada nilai moral dan kepribadiannya, contohnya seseorang akan hidup sederhana, tidak berlebihan, tidak takabur atau somborng, dan rendah hati atau wara', yaitu bersabar saat mendapat ujian ataupun musibah dan merasa bersyukur saat mendapat nikmat. Dan orang yang mengamalkan tasawuf pasti akan menaati perintah Allah dan Rosulnya.

Melewati sikap takwa individu dapat menyadari keberadaan Allah pada hidupnya, inti daripada ketakwaan yaitu melakukan segala suatu hal dengan menyadari bahwa Allah selalu ada di dekatnya, memperhitungkan dan juga mengawasi setiap perilaku dan perbuatannya. Inilah yang dinamakan pengawasan yang benar, yaitu pengawasan yang berasal dari iman dalam dirinya, yang akhirnya menghasilkan perilaku yang ikhlas dan tanpa pamrih. Jika seorang individu telah menyadari keberadaan Allah, maka dengan sendirinya seseorang itu akan memiliki perilaku atau budi pekerti yang baik.

Penutup.

Pada zaman modern atau era millenial ini banyak orang yang hanya berfokus kepada ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga pendidikan moral dan agamanya berkurang, pada zaman ini orang-orang lebih memilih untuk berlomba-lomba dalam mencari materi atau kekayaan duniawi, sehingga tingkat spiritualitasnya berkurang, karena inilah banyak orang di generasi milenial ini yang merasa kekosongan pada batinnya, mudah merasa stress dan tingkat kejahatan pada masa ini juga bertambah. 

Untuk menangani problematika yang dihadapi oleh generasi millennial ini, tasawuf memberikan solusi sebagai penyeimbang antara duniawi dan akhirat. Tasawuf mampu menuntun manusia dengan berbagai konsep ajarannya, sehingga manusia kembali kepada fitrahnya sebagai makhluk rohani, dengan menerapkan tasawuf dalam kehidupan sehari-hari maka manusia akan merasa terpenuhi kebutuhan spiritualitasnya, dan merasa keimanannya bertambah serta merasakan kedekatan Tuhan, sehingga hidupnya akan terasa aman dan tentram. Dan tingkat moralitas serta kemanusiaannya akan bertambah, sebaliknya tingkat kejahatan akan menurun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun