Kemampuan merangkai kata-kata secara lisan dapat membangkitkan berbagai macam emosi pada pendengar, mulai dari kesedihan hingga kemarahan. Sementara itu, kemampuan menulis juga memungkinkan seseorang untuk menciptakan karya yang mampu menyentuh hati pembaca.
Retorika tulisan yang baik harus memperhatikan prinsip-prinsip retorika, termasuk penggunaan kata yang tepat dan tata bahasa yang benar, serta memahami konteks sosial dan logika yang mendalam.
Keterampilan retorika seseorang dapat diukur dengan cara mengubah bahasa lisan menjadi teks. Jika teks tersebut mudah dibaca, terstruktur dengan baik, dan gramatikal, maka retorika lisan orang tersebut dapat dianggap baik. Begitu pula sebaliknya, jika tulisan seseorang efektif, menarik, dan estetis, maka dapat dijadikan sebagai teks pidato.
Retorika juga sering terlihat dalam konteks politik, baik dalam wawancara maupun penulisan publik, di mana politisi menggunakan bahasa yang persuasif dan normatif untuk mempengaruhi opini publik. Itulah salah satu contoh dari retorika politik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H