KALIPURO - Pandemi COVID-19 selama 2 tahun terakhir telah berdampak banyak dalam kehidupan masyarakat diberbagai bidang, salah satunya adalah dalam hal pembelajaran yang dirubah menjadi daring. Siswa SMP di Kelurahan Kalipuro secara pribadi mengeluh tidak dapat memahami materi serta tugas yang diberikan oleh guru. Penggunaan WhatsApp sebagai media penyampaian tugas juga kurang efektif.
Kondisi ini mendorong saya sebagai mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember melakukan pembentukan kelompok belajar yang nantinya menjadi wadah bagi siswa berdiskusi terkait materi dan tugas sekolah.
"Selama pandemi kami tidak paham dengan materi sekolah, terutama mata pelajaran yang berhitung kak, seperti Matematika dan Fisika." ujar salah satu sasaran siswa ketika ditanyai mengenai tugas selama pembelajaran daring.
Pelaksanaan pembelajaran daring memang dirasa kurang baik oleh siswa karena tidak dapat menerima materi dengan maksimal. Ditambah dengan tugas yang hanya dikerjakan seadanya tanpa menilai salah atau benarnya, karena siswa merasa mengumpulkan tugas saja sudah cukup. Untuk itu diperlukan pembelajaran dengan metode diskusi agar siswa lebih berpikir kritis dan dapat menyelesaikan tugas sekolah dengan maksimal serta memahaminya.
Kemampuan berpikir kritis merupakan salah satu modal dasar atau modal intelektual yang sangat penting bagi setiap orang dan merupakan bagian yang fundamental dari kematangan manusia. Setiap manusia memiliki potensi untuk tumbuh dan berkembang menjadi pemikir yang kritis karena sesungguhnya kegiatan berpikir memiliki hubungan dengan pola pengelolaan diri (self organization) yang ada pada diri manusia itu sendiri (Liliasari, 2001).
Selain itu media lain juga berpengaruh dalam peningkatan daya berpikir siswa, salah satunya adalah dengan adanya simulator online PHET yang dapat digunakan untuk melakukan simulasi di bidang matematika dan fisika.
Simulasi Physics Education Technology (PhET) adalah suatu simulasi interaktif di internet dengan memakai bahasa pemograman java dan flash, yang dikembangkan oleh tim dari Universitas Colorado Amerika Serikat. PhET telah mengembangkan serangkaian simulasi interaktif yang sangat menguntungkan dalam pengintegrasian teknologi komputer ke dalam pembelajaran (Perkins dkk, 2006).
Simulasi mampu membuat siswa ikut terlibat dalam dunia virtual di dalamnya, sehingga mereka dapat mengaplikasikan pengetahuan, kemampuan, dan pemikiran yang mereka miliki. Selain itu, simulasi dapat membimbing siswa untuk membangun keterampilan berpikir kritisnya dan juga mampu menggambarkan sesuatu yang tidak tampak dan menarik minat siswa untuk lebih terlibat dalam aktivitas pembelajaran.
Kegiatan KKN yang dilakukan di Kelurahan Kalipuro ini dilaksanakan dengan melakukan pendampingan dan pemberian materi yang dilakukan di antaranya memberikan materi tentang media diskusi online seperti zoom, gmeet. Hal ini dilakukan agar sasaran mengerti cara menggunakan media tersebut dan dapat digunakan untuk diskusi sesama siswa dan sharing materi. Pembentukan kelompok belajar yang akan menjadi wadah siswa untuk saling berdiskusi. Pelaksanaan kegiatan prakarya atau kegiatan lain seperti berkebun yang dapat membantu siswa untuk menghilangkan rasa bosan setelah pembelajaran.
Pembentukan Kelompok belajar juga dilakukan sebagai wadah untuk kegiatan diskusi siswa. Dilaksanakan pendampingan ketika siswa melakukan diskusi agar ketika siswa mengalami kendala dapat diatasi dan pengenalan media belajar online ini ditujukan untuk mengoptimalkan system pembelajaran daring agar lebih efektif dalam penerimaan materi oleh siswa. Proses pembelajaran dengan metode diskusi sangat membantu belajar siswa.Â
Tidak ada lagi siswa yang bermain, mengelamun, atau bermain sendiri atau berbicara sendiri. Hasil belajar siswa menunjukkan bahwa mereka senang dengan metode diskusi. Mereka tidak mau diam saja, karena kuatir dianggap tidak tahu apa-apa. Rasa percaya diri mulai timbul pada diri masing-masing. Dan dari nilai tugas mereka mengalami peningkatan setelah melakukan diskusi dalam kelompok belajar.
Kegiatan lainnya adalah pengenalan website atau aplikasi simulator online yang dapat diakses secara gratis oleh siswa sebagai media pembelajaran. Pada tahap kegiatan ini siswa akan dikenalkan secara online media konferensi dan simulasi yang gratis dimana akan berguna untuk siswa ketika ingin mempelajari konsep dan penyelesaian fenomena fisis secara virtual untuk membantu siswa berpikir kritis dengan terlibat dalam suatu simulasi virtual untuk mengaplikasikan konsep sains yang telah dipelajari di sekolah.
Pada kegiatan simulasi online yang dilakukan dengan melalui media konferensi Zoom, siswa dapat mengerti cara mengakses website simulator serta mencoba melakukan praktikum online pada mata pelajaran fisika dan matematika. Pada kegiatan simulasi online, siswa dapat menyelesaikan games matematika mengenai bilangan pecahan hingga level 8. Dimana setiap level mendapat bintang dengan kenaikan yang signifikan.
Kegiatan lain yang dilakukan guna menghilangkan kejenuhan siswa adalah diadakan kegiatan prakarya membuat sebuah karakter dari sabun, kemudian melakukan senam bersama secara online melalui zoom. Dan tidak hanya itu, dimasa pandemi ini banyak ibu-ibu rumah tangga alih hobi menanam tanaman hias. Agar lebih bermanfaat dilakukan kegiatan berkebun yakni menanam akar bawang yang nantinya dapat dimanfaatkan kembali. pemanfaatan limbah akar bawang ini dapat menjadi solusi untuk membantu menghemat pengeluaran bumbu dapur, dan juga siswa dapat belajar mengenai bagaimana memanfaatkan akar bawang dan cara menanam yang baik.
Kegiatan yang dilakukan selama 1 bulan ini, Â lebih tepatnya dari tanggal 11 Agustus hingga 9 September mendapatkan hasil yang positif. Penerapan metode diskusi kelompok dalam pembelajaran meningkatkan belajar siswa terutama dalam mata pelajaran berhitung seperti fisika dan matematika. Serta penggunaan simulator online PHET membantu siswa lebih berpikir kritis menyelesaikan permasalahan fisis dengan penyelesaian virtual dan meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran sains yang sebelumnya sangat tidak disukai siswa. Adanya kelompok belajar yang telah dibentuk diharapkan dapat dilangsungkan terus-menerus supaya siswa mendapat manfaat yang lebih maksimal dalam proses belajar.
Referensi :
Liliasari. 2001. Model Pembelajaran IPA untuk Meningkatkan Ketrampilan Berpikir Tingkat Tinggi Calon Guru sebagai Kecenderungan Baru pada Era Globalisasi. Jurnal Pengajaran MIPA 2.
Perkins, et al. 2006. PhET: Interactive Simulations for Teaching and Learning Physics. Journal The Physics Teacher. Vol. 44.Serway and J.W. Jeweet. 2004. Physics for science and engineers 6th edition. Cengage Learning.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H