Mohon tunggu...
RIZKA FARADILAH KURNIAWATI
RIZKA FARADILAH KURNIAWATI Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA UIN Sunan Ampel Surabaya

Literature adds to reality

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi Rindu dan Jarak

9 Desember 2023   08:10 Diperbarui: 9 Desember 2023   08:11 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

 BIRAI BIRAI CEMARA

Selamat datang duniamu

Di hamparan beton yang menjulang

Bertumbuh serakah melahap ruang

Sampah-sampah janji

Rakus ber-uang

Kini kami bertanya

Kemanakah birai-birai yang dahulu  cemara?

Dan nanti...

Kita kan berharap

Kalaulah dunia yang surgawi

Masih terpatri di mata

Anak-anak duniawi

LEKANGLAH BILA LELAH

Lekanglah bila harus

Sebab tak ada janji disini

Hanya rasa

Yang dari dulu menggantung di dada ~ hingga kini masih ada

Beranjaklah jika meamng lelah

Langakahmu menuju kemana saja

Yang kau sukai

Yang kau angani

Dan jika ada tempat berteduh

 Maka bersemayamlah

Memang tak ada janji disini

Tak ada ikrar

Yang ada hanyalah khayalan dan harapan

RINDU DAN JARAK

Waktu silih berganti memudarkan sang ingatan

Roda kehidupan terus berputar

Menepis kenangan didalam sanubari

Rindu yang terbuai

Jarak yang menertawakan

Anggap saja ini sebuah kenyataan

Dimana semesta sedang mempertemukan kita dalam satu ruang

Dengan rindu yang menggebu-gebu

Serta Jarak yang berani nya memisahkan

Disepertiga malam hanya namamu yang selalu aku panjatkan

Berdoa semoga kita disegerakan bertatap muka

Demi melanjutakan kisah yang sempat terjeda

 

 SEGORES PERIH LUKA

Malam kian rapuh

Seperti halnya hatiku

Mengingat semua kisah masa lalu

Pedih perih riang bertalu-talu

Aku telah meraih sekian langkah untuk Mejauhimu...

Menjarakan diri perihal kita

Yang waktu  lalu sering kita puja

Lantas berseru bangga

Sampai  kini pun

Kita masih tetaplah kita

Hanya di kisah yang berbeda

Kau dengan Si dia

Sedangkan Aku dengan segores penuh luka

 

LEMBARAN YANG BERKISAH TENTANGMU

Sejenak aku terdiam

Ada kebingungan yang mengalir dalam heningku

Ada keraguan yang kudapati sedang bertamu

Ada dirimu yang terus membayang dalam pejam  mataku

Kupikir-pikir, mampukah kuberhentikan seluruh gejolak ini?

Tetapi, bagaimana mungkin.

Ketika kau menyuruhku untuk berhenti, aku tidak bisa begitu saja menuruti

Bagaimana pun, kau sudah menjadi bagian dari setiap detik yang kupunya

Aku tidak mampu untuk segera berhenti.

Rasaku ini bahkan tidak memiliki rem darurat sama sekali...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun