Dunia dihantam pandemi. Situasi ekonomi menjadi serba tak pasti. Disisi lain, negara-negara maju justru saling sikut-sikutan beradu kepentingan. Sebagai negara dengan budaya gotong royong yang telah melekat menjadi adat resam, Indonesia punya modal yang kuat untuk menjadi peredam.Â
Sebab sejarah pun membuktikan, Indonesia pernah berkontribusi menjadi "jembatan" penyambung dan penyeimbang negara-negara dunia di masa silam.Â
Kali ini, kepiawaian Indonesia untuk merajut solidaritas negara-negara dunia kembali diuji di gelaran Forum G20 yang puncaknya akan dilaksanakan di Pulau Dewata, Bali.Â
Forum ini bukanlah sekadar rangkaian hajatan seremonial semata. Melainkan sebuah katalisator untuk mewujudkan pemulihan global menuju pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.Â
Sebagai pemegang mandat Presidensi G20, momentum ini akan menjadi torehan sejarah yang amat penting bagi Bangsa Indonesia. Dalam rangka mengajak dunia untuk bangkit dan pulih bersama, menjadi lebih kuat dari sebelumnya.Â
*****
Pariwisata Bangkit Berkat G-20
Senyum Niluh merekah menyambut tetamu yang hadir ke gerai cinderamata miliknya di kawasan Pegringsingan, Karangasem, Bali. Sudah beberapa minggu ini tokonya mulai ramai oleh pembeli.Â
Setelah 2 tahun lamanya ia berjibaku mempertahankan keberlangsungan nyawa usaha kecil milik keluarganya yang nyaris mati akibat hantaman pandemi, kini Niluh dapat merasa sedikit lega.Â
Hajatan akbar G20 yang rangkaiannya telah digelar sejak 1 Desember 2021 itu membawa angin segar bagi Niluh dan ratusan ribu masyarakat Bali lainnya yang menggantungkan hidup dari sektor pariwisata. Betapa tidak, pariwisata Bali seakan menggeliat kembali dengan meningkatnya kedatangan tamu asing seiring dengan diadakannya perhelatan G20 di Indonesia.
"Ya, mulai banyak tamu asing yang datang sejak adanya G20 ini mbak. Kebanyakan tamu-tamu yang ikut kegiatan itu. Mungkin karena mumpung lagi di Indonesia jadi sekalian main ke Bali. Kemarin juga paguyuban penenun di desa saya nerima pesanan 120 lembar kain gringsing katanya sih untuk suvernir KTT G20"Â Tukas Niluh saat kami mengobrol di gerai miliknya waktu itu.
Tenun gringsing memang merupakan salah satu produk ekonomi kreatif unggulan khas Pulau Dewata yang namanya sudah harum hingga ke mancanegara. Rencananya proses pembuatan kain tenun gringsing untuk suvernir KTT G20 tersebut akan melibatkan lebih dari 400 pengrajin tenun.Â
Melalui hal tersebut diharapkan kondisi perekonomian masyarakat setempat akan perlahan pulih serta dapat membuka lapangan pekerjaan bagi para warga desa.
Tak hanya Niluh dan 400 ibu-ibu penenun di Desa Wisata Tenganan, Karangasem, Bali yang merasakan buah manis Presidensi G20 bagi perekonomian keluarga mereka. Sebab Presidensi G20 juga membawa banyak dampak positif di berbagai sektor.Â
Terjadi pemerataan penyebaran wisatawan mancanegara yang cukup signifikan ke berbagai daerah lain di Indonesia. Pasalnya, selain mengadakan puncak acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali, forum ini juga menyelenggarakan ratusan pertemuan tingkat pimpinan, menteri, deputi, hingga working group yang akan digelar di berbagai kota-kota lainnya di Indonesia.
Selain itu G20 juga akan mengadakan berbagai side event yang dapat diikuti oleh para delegasi dan peserta. Setidaknya, ada 46 paket wisata yang ditawarkan untuk kebutuhan pre dan post tour. Sehingga dengan rangkaian kegiatan yang panjang tersebut mobilitas ratusan ribu delegasi asing serta stakeholder terkait tentu akan berpeluang dapat mendongkrak perekonomian masyarakat serta pendapatan asli daerah (PAD) yang berasal dari sektor jasa perhotelan, transportasi, catering, operator wisata, cinderamata, UMKM, dan sektor-sektor terkait lainnya.
Mengutip dari Kompas, secara ekonomis putaran uang dari penyelenggaraan forum G20 sepanjang periode Presidensi Indonesia diperkirakan mencapai 1,5 hingga 2 kali lebih besar dari Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia di Bali tahun 2018 silam.Â
Berdasarkan hitung-hitungan Kemenko Perekonomian, melalui ratusan forum yang terselenggara secara hibrida, akan terjadi peningkatan konsumsi domestik hingga Rp 1,7 triliun serta penambahan produk domestik bruto (PDB) nasional hingga Rp 7,4 triliun dan keterlibatan ratusan ribu UMKM serta penyerapan tenaga kerja sekitar 33.000 orang di berbagai sektor.
Presidensi G20, Momentum Pemulihan Ekonomi Global dan Peta Jalan Menuju Indonesia Maju
Lebih jauh lagi, G20 yang merupakan forum utama kerjasama ekonomi internasional yang beranggotakan 19 negara utama dan Uni Eropa ini menjadi tumpuan asa dalam pemulihan ekonomi global pasca pandemi. Pasalnya, secara kolektif G20 merupakan representasi dari 85 persen perekonomian dunia, 80 persen investasi global serta 60 persen populasi dunia.Â
Oleh karena itu, kesepakatan di antara negara-negara G20 akan menjadi kekuatan besar dalam upaya pemulihan dunia dimana kesepakatan itulah yang menjadi komitmen politik bagi negara-negara peserta sehingga berdampak besar pada sistem ekonomi, arsitektur keuangan, dan tata kelola kebijakan dunia.
Sebagai pemegang tongkat Presidensi, Indonesia dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk mengangkat isu-isu terkait ekonomi, keuangan dan pembangunan lainnya yang tak hanya berpihak pada kepentingan global saja tapi juga selaras dengan Visi Indonesia Emas 2045.
Sebagaimana dikutip dari Kompas, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengatakan ada 3 agenda utama Presidensi G20 yang diusung Indonesia.Â
Pertama, terkait kerjasama global di sektor kesehatan diantaranya melalui upaya pemerataan capaian vaksinasi, kerjasama kesehatan global dan pembentukan Joint Finance and Health Task Force.Â
Kedua, transformasi menuju ekonomi dan investasi hijau serta pengembangan energi ramah lingkungan yang berkelanjutan.Â
Terakhir, adalah transformasi digital terhadap sistem pembayaran negara, sebagaimana yang telah dilakukan Bank Indonesia melalui cross border fast payment, open API, hingga QR Code serta agenda pembahasan mata uang digital bank sentral, atau Central Bank Digital Currency (CDBC).
Tiga agenda besar tersebut diharapkan mampu membawa dampak positif terhadap kepentingan Indonesia terutama dalam hal pemulihan ekonomi dalam negeri, penanganan pandemi, krisis iklim, digitalisasi ekonomi, inklusivitas pembangunan dan lain sebagainya.
Panggung untuk Mencuri Perhatian Dunia dan Menumbuhkan Kepercayaan Pelaku Ekonomi untuk Berinvestasi di Indonesia
Sebagai satu-satunya negara anggota G20 dari Asia Tenggara dan wakil dari negara berkembang, amanat Presidensi G20 juga dapat dijadikan panggung bagi Indonesia untuk mencuri perhatian dunia. Amanat ini juga menjadi wujud kepemimpinan Indonesia di kancah internasional sekaligus memunculkan persepsi yang baik atas resiliensi ekonomi Indonesia terhadap krisis.
Indonesia bisa mengabarkan pada dunia soal kiprahnya dalam mendongkrak perekonomian negara di masa pandemi. Misalnya soal keberhasilan reformasi struktural dan percepatan transformasi ekonomi dengan dikeluarkannya Undang-Undang Cipta Kerja yang akan mendorong kemudahan berusaha dan meningkatkan gairah investasi di Indonesia serta pembentukan Lembaga Pengelola Investasi (Sovereign Wealth Fund/SWF) untuk menjadi mitra investasi terpercaya dalam rangka melakukan percepatan pembangunanan ekonomi jangka panjang dan berkelanjutan.
Selain menjadi ajang showcasing untuk menunjukkan capaian Indonesia kepada dunia, diharapkan momentum ini juga akan menjadi titik awal pemulihan keyakinan para investor dan pelaku ekonomi baik dari dalam dan luar negeri agar lebih giat berinvestasi di Indonesia sehingga kelak akan mendorong Indonesia untuk menjadi salah satu pusat investasi terbesar di Asia Tenggara.Â
Sebab dengan menggeliatnya investasi dalam negeri, masyarakatlah yang akan merasakan buah manisnya karena lapangan kerja akan terbuka lebar, roda perekonomian akan berputar, target pertumbuhan bisa dikejar dan kesejahteraan masyarakat bisa tercapai.
Selain itu, Presidensi G20 juga dapat mendorong optimalisasi serta pengembangan program pembiayaan UMKM untuk mengejar target inklusi keuangan mencapai presentase 90% ditahun 2024 sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 114 Tahun 2020 tentang Strategi Nasional Keuangan Inklusif.Â
Presidensi G20 dapat mendorong akses pendanaan yang lebih kuat bagi UMKM di Indonesia khususnya bagi pelaku UMKM pemuda dan perempuan. Sebab peran UMKM berkontribusi terhadap 61% perekonomian nasional dimana lebih dari 50% diantaranya dijalankan oleh perempuan.
Saatnya Indonesia Mengukir Sejarah untuk Memulihkan Dunia dari Pulau Dewata
Sebagai pemangku hajat dalam forum G20 tentu ada tantangan besar bagi Indonesia untuk menjalankan tugasnya terutama ditengah situasi pandemi seperti saat ini. Terlebih lagi, sejumlah negara besar justru sedang memanas karena terlibat pertarungan kepentingan. Namun terpilihnya Indonesia sebagai pemegang tampuk Presidensi G20 tentu mengandung hikmah yang patut kita renungkan. Bahwa ada satu kunci yang dimiliki Indonesia untuk sukses mengemban amanat in, yakni semangat gotong royong.
Gotong royong yang telah menjadi adat resam di Indonesia dapat menjadi modal kuat untuk memimpin upaya pemulihan ekonomi dunia sebab dengan semangat inilah jalan untuk merajut solidaritas dan kolaborasi antar negara-negara akan jadi lebih mudah. Disisi lain, sejarah pun berpihak pada kita.Â
Tercatat, Indonesia memiliki rekam jejak yang baik dalam "menyeimbangkan" dan "menyambung" solidaritas negara-negara dunia dengan berlandaskan semangat gotong royong dalam mewujudkan perdamaian dunia. Sebutlah Gerakan Non-Blok, Dewan Keamanan PBB, Penyelesaian konflik Kamboja, hingga Konferensi Asia Afrika, adalah sekelumit bukti nyata tentang peran aktif Indonesia dalam menyatukan persaudaraan antar bangsa dan negara.
Maka, ditengah tantangan yang ada saat ini, Indonesia harus bisa menjadi penengah serta menjalankan amanat Presidensi G20 yang dapat mewadahi kepentingan semua pihak. Baik untuk negara maju dan berkembang, negara besar dan kecil, negara kepulauan dan pulau kecil di Pasifik, hingga kelompok rentan yang juga harus diprioritaskan.Â
Inklusivitas dalam pembangunan harus selalu jadi pegangan dan menjadi strategi pemulihan ekonomi global agar tak ada yang tertinggal di belakang. Di sisi lain, Indonesia pun harus mampu mengkapitalisasi peluang agar G20 bisa membawa manfaat yang optimal untuk kepentingan nasional.
Presidensi G20 merupakan kesempatan dan peluang besar bagi Indonesia. Melalui forum ini Indonesia memiliki andil dalam menentukan keputusan global untuk memberikan solusi atas tantangan yang sedang dihadapi dunia.Â
Cara kerja Indonesia dalam menghadapi tantangan pandemi sekaligus pemulihan ekonomi akan jadi sorotan. Maka, inilah momentum yang tepat untuk mengukir sejarah baru dalam menggalang solidaritas global demi mengatasi tantangan ekonomi pasca pandemi melalui koordinasi kebijakan, perdagangan, investasi, dan pencapaian pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.
Semoga torehan sejarah ini akan  membawa dunia untuk bangkit dan pulih bersama, menjadi lebih kuat dari sebelumnya sebagaimana misi utama Presidensi G20 tahun 2022, Recover Together, Recover Stronger.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI