Setelah Tom puas menikmati pisang-pisang yang disajikan, Iapun beranjak. Kepergiannya disambut dengan hadirnya puluhan ekor Orang Utan lain yang datang dari berbagai arah.Â
Kami beruntung saat itu, karena biasanya tak terlalu banyak jumlah Orangutan yang mendatangi feeding platform, mungkin karena mereka pemalu. Tak ayal kedatangan mereka disambut dengan decak kagum yang riuh dari para wisatawan yang rata-rata adalah wisatawan asing dari mancangera.Â
Buru-buru para ranger menunjuk jari ke mulut "Please, be quiet, they don't like noises" demikian kata seorang ranger mengingatkan. Para wisatawan pun lantas berdiam , menikmati pertunjukan alam yang sangat menghibur sore itu.
Terancam Punah
Terlepas dari kelucuan Tom dan teman-temannya, ada cerita yang menyayat hati dibalik berdirinya Camp Leakey ini. Tempat ini berdiri sebagai pusat konservasi Orang utan yang kini terancam punah populasinya.
Dilansir dari laman website orangutan.org, dalam 1 dekade terakhir populasi Orang Utan Kalimantan telah berkurang hingga 50% di alam liar.Â
Orang utan diperkirakan kini hanya tinggal berjumlah 104.700 individu saja polulasinya. Sekitar 2000-3000 ekor dibunuh setiap tahun dalam 4 dekade terakhir. Mempertimbangkan hal ini, populasi Orangutan diperkirakan bisa punah 50 tahun kedepan.
Dr.Birute Mary Gladikas dan Mereka yang Peduli
Meski terlihat rapuh, gelap dan kurang terpelihara tapi Pusat Informasi Camp Leakey berisi banyak informasi penting seputar Taman Nasional Tanjung Puting. Disini, saya mengetahui banyak fakta menarik tentang Camp Leakey.Â
Dr.Birute Mary Gladikas adalah seorang ahli primatologi yang berjasa melestarikan habitat asli orangutan di kawasan Taman Nasional Tanjung Puting dengan mendirikan Orangutan Foundation International (OFI).
Organisasi nirlaba ini didedikasikannya sebagai upaya konservasi orangutan Kalimantan dan habitat asli mereka. Dr. Birute dan rekan-rekannya pada tahun 1986, mengoperasikan Camp Leakey, juga mengelola fasilitas Orangutan Care Centre and Quarantine (OCCQ) di desa Pasak Panjang Dayak di dekat Pangkalanbun untuk menampung lebih dari 330 orangutan yang mengungsi,karena kehilangan habitat asli.Â