"Kalau iya, kenapa?" tanyaku.
"Lo tuh bego atau apa sih, masih aja pacaran sama tu orang yang jelas-jelas udah ga sayang sama lo. Lo tuh seharusnya sadar diri kak, disini cuma lo yang berjuangan tapi dianya ga. Mending putusin aja deh" ucap Alesha.
"Enak aja, gue tuh masih sayang sama dia. Karena cuma dia satu-satunya cowok yang mau nerima gue apa adaya" ucapku.
"Dahlah capek gue nasehatin orang bucin" Alesha pun beranjak pergi.
Memang kalau dipikir-pikir, beberapa bulan terakhir ini hubunganku dengan Danu merenggang. Sudah kucuba segala hal untuk mempertahankan, tapi sepertinya dia ingin segera mengakhiri hubungan ini. Aku tak rela jika harus kehilangannya.
Saat ku sampai di tempat latihan, betapa terkejutnya aku melihat Danu tengah bermesraan dengan Alesha, adikku.
"Oh jadi ini alasan lo nyuruh gue putus sama Danu?" tanyaku pada Alesha.
"Iya, karena gue lebih pantes jadi pacarnya Danu" jawab Alesha.
Danu menghampiri kita lalu merangkul Alesha.
"Lo udah liat kan kalau gue selingkuh sama adek lo, jadi kita putus aja ya" ucap Danu dengan santainya.
Aku pun pergi meninggalkan mereka, meninggalkan kenanganku bersama Danu selama dua tahun ini, dan meninggalkan perasaanku untuknya. Mencoba merelakan Danu untuk Alesha, adikku sendiri.