"Latihan cukup sampai disini" ujar sang pelatih.
Para anggota band mengakhiri sesi latihan untuk melepas penat setelah beradu dengan alat musik selama berjam-jam.Â
Latihan kali ini sangat memeras keringat karena grup band mereka akan mengikuti perlombaan antar kota. Kini sang gitaris sedang duduk di sudut ruangan sambil menenggak sebotol air mineral.
"Hai sayang" sapaku sambil menghampirinya. Sang gitaris itu adalah pacarku, Danu Nanenta namanya.
Senyum tipis namun manis menjadi balasan sapaanku darinya.
"Kamu makin hebat deh main gitarnya" pujiku.
"Hemm thanks" jawab Danu.
Aku sudah terbiasa dengan sikapnya yang cuek. Karena memang Danu terkenal akan sifatnya yang seperti itu.
Keesokan harinya kubuatkan bekal spesial untuk Danu.
"Widih.. tumben nih kakak gue masak sendiri" ejek  Alesha, adikku.
"Pasti buat pacar loh si Danu itu kan" tebaknya.