Mohon tunggu...
Money

Unsur-unsur yang Melatar Belakangi Tinggi Rendahnya Tingkat Konsumsi

11 Oktober 2016   22:47 Diperbarui: 11 Oktober 2016   22:51 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Pengertian dari konsumsi yaitu suatu kegiatan yang didalamnya bertujuan untuk memanfaatkan atau menghabiskan barang maupun jasa guna memenuhi kebutuhan dan kelangsungan hidup manusia yang secara tidak langsung ada kepuasan tersendiri. Didalam ilmu ekonomi ada studi tentang bagaimana cara kita untuk memilih sesuatu yang tepat untuk dimanfaatkan sumber dayanya yang langka dan terbatas jumlahnya untuk dikonsumsi, dan kemudian mendistribusikan untuk anggota masyarakat lainnya.

Didalam Islam juga mengatur bagaimana manusia mendapatkan mashlahah dalam kegiatan konsumsi. Aturan Islam tentang mengonsumsi sesuatu sudah sesuai dengan Al-Qur’an dan sunnah yang akan membawa konsumennya untuh mencapai keberkahan. Firman Allah dalam Al-Qur’an berbunyi :

وَكُلُوْا وَاشْرَبُوا ولاَ تُسْرِفُوْا إِنَّهُ لاَيُحِبُّ الْمُسْرِفِيْنَ

Artinya : “Makan dan Minumlah, namun janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah itu tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.”

Ada berbagai unsur yang mempengaruhi tingkat konsumsi, diantaranya unsur eksternal seperti pendapatan, harta kekayaan, tingkat harga, selera, perkiraan atau prediksi harga di masa mendatang, dan gaya hidup. Sedangkan unsur psikologisnya seperti motivasi dan persepsi.

Untuk memperoleh barang yang akan dikonsumsi maka diperlukan suatu usaha atau pengorbanan berupa uang yang berasal dari hasil kerja atau pendapatan. Tingkat pendapatan berpengaruh terhadap besarnya konsumsi yang akan dilakukan. Tidak hanya pendapatan seseorang, tetapi kekayaan juga berpengaruh terhadap nilai konsumsi. Dengan tingkat kekayaan yang ada, tingkat konsumsi bisa sama dengan tingkat konsumsi sebelumnya dan bahkan lebih besar dari nilai konsumsi sebelumnya.

Unsur yang kedua adalah tingkat harga. Jika harga-harga yang dibutuhkan meningkat maka konsumen harus mengeluarkan lebih banyak uang untuk mendapatkan barang yang akan dikonsumsi, atau konsumen dapat berjaga-jaga dengan mengurangi jumlah konsumsi atau pembelian. Hal tersebut sangat diperlukan ketika kenaikan harga tidak dapat diprediksi ataupun tidak dapat diimbangi dengan hasilnya pendapatan.

Selera juga mempengaruhi tingkat konsumsi dari masyarakat. Masyarakat akan mengkonsumsi barang yang benar-benar mereka inginkan walaupun harganya relatif mahal dan mereka tidak terlalu membutuhkan barang tersebut.

Unsur lain yang mempengaruhi tingkat konsumsi yaitu perkiraan harga di masa yang akan datang. Jika seorang konsumen memperkirakan harga dari suatu barang tersebut naik dimasa mendatang maka konsumen akan membeli saat ini sebelum harga barang tersebut naik. Seperti contoh ketika pemerintah memberitahukan rencana kenaikan harga BBM, maka konsumen akan berusaha secepatnya untuk membeli bahkan mereka akan menimbun BBM, dan sebaliknya jika konsumen memperkirakan harga BBM turun maka konsumen akan menunda untuk mengonsumsi.

Gaya hidup seseorang dalam masyarakat yang mencontoh mengonsumsi apa yang dikonsumsi tetangganya menjadikan tingkat konsumsi naik. Mengonsumsi untuk sesuatu yang sebetulnya belum begitu dibutuhkan, tetapi karena gengsi atau mengikuti trend masyarakat sekitar maka mereka akan memutuskan untuk mengonsumsinya.

Unsur psikologis atau unsur yang lahir dari diri sendiri yaitu motivasi. Kebutuhan yang mengarahkan seorang konsumen untuk mengonsumsi barang dalam hal mencari kepuasan tersendiri. Sedangkan persepsi adalah proses yang dilewati seorang konsumen dalam hal memilih. Orang dapat membentuk perseptif yang berbeda karena tiga macam proses penerima indra seperti perhatian yang selektif, distorsi selektif, dan ingatan selektif. Tiga hal tersebut menjadikan perusahaan harus bekerja keras menyampaikan informasi produk yang ditawarkan. Perusahaan kebanyakan khawatir akan produknya apakah masyarakat menerima penawaran produk mereka dan konsumen khawatir mereka akan dipengaruhi oleh image perusahaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun