Kampanye #TukarBaju yang diinisiasi oleh Zero Waste Indonesia merupakan contoh menarik dari inisiatif media sosial yang bersifat persuasif. Salah satu kampanye utama dari Zero Waste adalah #TukarBaju yang diimplementasikan di Instagram, kampanye ini mengajak masyarakat untuk memperhatikan konsekuensi dari kehidupan manusia yang semakin antroposen di era globalisasi saat ini. Tujuan utama dari kampanye ini adalah mengurangi limbah tekstil dengan mendorong masyarakat untuk lebih memilih menukar pakaian daripada membeli yang baru.Â
Kampanye ini dibentuk pada tahun 2019, melalui media sosial Instagram, dengan tujuan untuk menciptakan kepedulian masyarakat akan limbah tekstil dan juga sebagai bentuk solusi untuk pengelolaan limbah fesyen dan tekstil di Indonesia. Kampanye ini memberikan alternative baru bagi setiap orang sekaligus memberikan edukasi akan masalah yang sedang dihadapi oleh Indonesia terkait limbah tekstil. #TukarBaju adalah sebuah konsep yang mengajak masyarakat untuk membawa baju bekas layak pakai dan menukar dengan baju bekas pihak lain. Hal ini diharapkan dapat menjadi solusi yang ekonomis dan sadar lingkungan dengan tetap memperhatikan kebutuhan masyarakat akan perubahan gaya fesyen tanpa perlu mengeluarkan biaya untuk membeli pakaian yang baru.Â
Aristoteles mendefinisikan terminologi retorika dengan penyingkapan cara-cara yang memungkinkan untuk persuasi di berbagai kondisi (Maarif, 2015: 2). Dalam (West & Turner, 2014: 314) artistik atau bukti internal ini dinyatakan sebagai asumsi kedua dari teori retorika yaitu pembicara publik yang efektif menggunakan sejumlah bukti (logos, ethos, dan pathos) dalam presentasinya. Kredibilitas (ethos) adalah bukti yang mengacu pada karakter, intelegensi dan niat baik yang dapat ditinjau selama pembicara menyampaikan pesan kampanye. Emosional (pathos) adalah emosi yang dicurahkan kepada pendengar.Â
Logika (logos) adalah bukti logis yang dipakai oleh pembicara publik – argumentasi dan rasionalitas pembicara (Meme, 2021). Salah satu elemen penting dari retorika dalam kampanye ini adalah ethos atau kredibilitas. Zero Waste Indonesia, sebagai penggagas, memiliki reputasi yang kuat dan pengalaman dalam isu lingkungan, sehingga audiens lebih cenderung mempercayai pesan yang disampaikan. Selain itu, kampanye ini juga memanfaatkan pathos atau emosi dengan menunjukkan dampak negatif limbah tekstil terhadap lingkungan. Banyak postingan yang disertai foto-foto kerusakan lingkungan akibat sampah pakaian, yang dapat menggugah rasa kepedulian dan tanggung jawab audiens terhadap isu tersebut. Dari segi logos atau logika, kampanye ini menghadirkan data dan fakta tentang jumlah limbah tekstil yang dihasilkan setiap tahun. Penjelasan yang logis mengenai keuntungan dari menukar baju dibandingkan membeli baru menjadikan argumen yang disampaikan semakin meyakinkan.Â
Dialektika adalah cara untuk menemukan arti atau definisi suatu konsep dengan memeriksa konsepnya (Wulan dkk, 2024). Dalam hal dialektika, kampanye ini mendorong dialog terbuka, mengajak audiens untuk berbagi pengalaman serta mendiskusikan pentingnya pengurangan limbah. Hal ini menciptakan ruang bagi audiens untuk merasa terlibat dan didengarkan. Di samping itu, terdapat juga pertukaran pendapat yang menghadirkan argumen pro dan kontra mengenai praktik tukar baju. Diskusi ini tidak hanya memperkaya pemahaman audiens tentang isu yang lebih besar, tetapi juga mengedukasi mereka untuk berpikir kritis mengenai konsumsi fashion.Â
Teknik yang digunakan dalam kampanye #TukarBaju terbukti efektif dalam memengaruhi audiens karena beberapa alasan. Pertama, partisipasi aktif diundang melalui media sosial, di mana audiens diajak untuk ikut serta dalam acara tukar baju. Ini tidak hanya meningkatkan kesadaran, tetapi juga mendorong tindakan langsung. Kedua, viralitas konten yang menarik dan pesan yang relevan menjadikan kampanye ini mudah dibagikan, sehingga dapat menjangkau audiens yang lebih luas. Kampanye ini berhasil menarik perhatian dan menciptakan buzz di kalangan generasi muda yang peduli terhadap isu lingkungan. Ketiga, dengan menciptakan ruang untuk berbagi dan berinteraksi, kampanye ini berhasil membangun komunitas yang peduli terhadap isu keberlanjutan dan lingkungan.Â
Secara keseluruhan, kampanye #TukarBaju berhasil memanfaatkan elemen-elemen retorika dan dialektika untuk menyampaikan pesan yang persuasif serta mendorong tindakan nyata dari audiens dalam upaya mengurangi limbah tekstil. Kampanye ini menjadi contoh yang efektif dari inisiatif media sosial yang bertujuan untuk mendorong perubahan perilaku yang positif.Â
Daftar PustakaÂ
Bernadette, S., Permatasari, B. Y., & Roennfeld, S. A. (2022). Analisis Terhadap Kampanye Persuasif Zero Waste Indonesia Terhadap Pemahaman Ideologis Komunitas #Tukar Baju di Instagram. TheJournalish: Social and Government, 3(4), 325–335. https://thejournalish.com/ojs/index.php/thejournalish/article/view/360Â