Dari ku,
untuk yang mengenalku.
Senyuman dari diri,
tentu dengan kedendaman dihati.
Keparat, pikirnya.
Jauhar busuk itu,
sama menjijikannya
dengan seongok sampah sepertimu.
Perusak wanita.
Sampah masyarakat,
berlindung di balik gelar.
Betapa munafiknya dia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!