Kurt Lewin (1890-1947) adalah seorang psikolog kelahiran Jerman yang kemudian menjadi warga negara Amerika, terkenal atas kontribusinya yang signifikan dalam psikologi sosial, organisasi, dan terapan. Pada tahun 1944, Lewin mendirikan Pusat Penelitian Dinamika Kelompok di MIT, yang menjadi dasar praktik psikologi modern dan pengembangan organisasi. Lewin dikenal karena teorinya yang inovatif, seperti Action Research, Force Field Analysis, dan Lewin Change Model (unfreeze-change-freeze).Â
Karyanya yang mengubah cara kita memahami dinamika kelompok dan kepemimpinan telah menjadi dasar penting dalam manajemen perubahan organisasi modern. Dalam dunia yang terus berubah, pendekatan Lewin memberikan panduan berharga untuk membantu organisasi tetap relevan, inovatif, dan adaptif terhadap tantangan dan peluang baru.
Mengapa Perubahan Penting?
Di era modern, perubahan adalah suatu keniscayaan bagi keberlangsungan dan kesuksesan organisasi. Berikut beberapa alasan mengapa perubahan sangat penting:
Tetap Relevan: Perubahan membantu bisnis tetap relevan dan membangun hubungan yang sehat dengan konsumen.
Mendorong Inovasi: Perubahan memungkinkan tim untuk menguji ide-ide baru, menghasilkan strategi dan produk yang inovatif.
Mengembangkan Keterampilan: Proses perubahan membantu karyawan mengidentifikasi dan mengembangkan keterampilan baru yang diperlukan.
Menciptakan Peluang Baru: Perusahaan membuka pasar baru, demografi target yang unik, dan kolaborasi dengan perusahaan lain.
Meningkatkan Moral Staf: Efisiensi yang lebih tinggi dan penghindaran kelelahan akibat pengulangan dapat meningkatkan moral staf.
Keadaan yang Mendorong Perubahan
Beberapa keadaan yang dapat mendorong perubahan dalam suatu organisasi meliputi krisis, perubahan kinerja, perubahan industri, akuisisi bisnis, dan peraturan pemerintah. Semua keadaan ini menuntut organisasi untuk beradaptasi agar tetap produktif dan efisien.
Teori Perubahan Lewin
Kurt Lewin memperkenalkan model perubahan terencana yang terdiri dari tiga tahapan: Unfreeze (Mencairkan), Change (Berubah), dan Refreeze (Membekukan Kembali).Â
Unfreeze: Tahap ini mencairkan status quo atau keadaan keseimbangan saat ini. Langkah ini melibatkan mengatasi tekanan individual dan kelompok melalui sosialisasi, pelatihan, dan motivasi untuk perubahan.
Change: Tahap ini menggerakkan sistem menuju keseimbangan baru. Penting untuk meyakinkan karyawan bahwa kondisi saat ini tidak bermanfaat dan memotivasi mereka untuk melihat masalah dari sudut pandang baru.
Refreeze: Tahap ini memastikan bahwa perubahan yang telah diimplementasikan menjadi permanen. Stabilitas keseimbangan baru dicapai dengan menyeimbangkan faktor penggerak dan penghambat perubahan.
Penerapan Praktis
Sebagai contoh, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Indonesia telah mengadopsi model ini dalam implementasi Integrated Annual Compliance Monitoring (IACM), yang terbagi dalam tiga fase: Unfreezing, Movement, dan Refreezing.
Fase Unfreezing: Kemenlu memulai dengan sosialisasi dan pelatihan untuk mengkomunikasikan maksud, tujuan, dan pentingnya IACM, menciptakan kesadaran dan pemahaman bersama. Fase Movement: Pembentukan Tim Self Assessment dilakukan untuk memperkuat driving force yang ada. Transfer informasi mengenai progress self assessment dan self improvement membantu mengurangi resistensi. Fase Refreezing: Menjaga komitmen bersama dan mengambil langkah berkelanjutan untuk mencapai target kapabilitas level 3, memastikan perubahan menjadi bagian permanen dari organisasi.
Implikasi penerapan teori Lewin ini adalah peningkatan kapabilitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP), serta penetapan kebijakan strategi peningkatan kapabilitas yang mencakup rencana aksi seperti peningkatan SDM.
Keberhasilan implementasi ini memerlukan political will yang kuat dari pimpinan unit APIP, percepatan infrastruktur yang mendukung, dan sistem reward dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) untuk memotivasi APIP. Perubahan mindset dan menerima masukan dari praktisi profesional juga penting untuk menyusun action plan yang tepat.
Mengatasi Tantangan
Resistensi terhadap perubahan adalah tantangan umum yang dihadapi oleh banyak organisasi. Strategi untuk mengatasi resistensi ini termasuk komunikasi yang efektif, partisipasi karyawan, edukasi dan pelatihan, kepemimpinan yang kuat, dan penguatan perubahan melalui penghargaan dan evaluasi rutin.
Relevansi di Era Digital
Teori Perubahan Kurt Lewin tetap relevan dalam menghadapi perubahan teknologi yang cepat dan lingkungan kerja modern seperti kerja jarak jauh dan hybrid. Pendekatan "Unfreeze-Change-Refreeze" dari Lewin membantu organisasi mengatasi ketidakpastian dan resistensi awal, mengelola implementasi teknologi baru secara efektif, dan memastikan perubahan berkelanjutan serta terintegrasi dengan baik. Dengan demikian, organisasi dapat beradaptasi lebih baik terhadap perubahan teknologi dan memanfaatkan model kerja yang lebih fleksibel untuk mencapai keunggulan kompetitif.
Kesimpulan
Pengalaman hidup Kurt Lewin mempengaruhi pemikirannya tentang pentingnya perubahan dalam konteks sosial dan organisasi. Teori perubahannya menekankan pentingnya perubahan untuk mendorong inovasi, mengembangkan keterampilan, dan menciptakan peluang baru. Dengan menerapkan prinsip-prinsip Teori Perubahan Lewin, organisasi dapat lebih adaptif dan inovatif dalam menghadapi tantangan di masa depan.
Dengan demikian, pemimpin organisasi harus mempertimbangkan penerapan teori ini untuk membantu organisasi mereka tumbuh dan berkembang di era modern. Meningkatkan komunikasi, melibatkan karyawan dalam proses perencanaan, dan mempersiapkan tim untuk perubahan adalah langkah awal yang penting. Mari kita mulai dari sini untuk memastikan bahwa organisasi kita siap menghadapi tantangan dan peluang di masa depan.
Referensi
Bakroni Latar. (2020, Desember). Perubahan dan Pengembangan Organisasi. Jurnal Literasi Pendidikan Nusantara, Vol. 1(No. 2).
Burnes, B. (2004). Kurt Lewin and the Planned Approach to Change: A Re-appraisal. Journal of Management Studies, 41(6).
Dina Mellita, & Efan Elpanso. (2020, Agustus). Model Lewin Dalam Manajemen Perubahan: Klasik Menghadapi Disrupsi Dalam Lingkungan Bisnis. Jurnal MBIA (Management, Business, and Accounting), Vol. 19(No. 2).
Lück, H. E. (1993, Fall). Kurt Lewin: A German-Jewish Psychologist. Journal of Psychology and Judaism, Vol.17(No.3).
Soegoto, E. S. (2017). Tren Kepemimpinan Kewirausahaan dan Manajemen Inovatif di Era Bisnis Modern. ANDI.
STUDY SMARTER. (n.d.). Lewin's Change Model: Examples & Stages. StudySmarter. Retrieved July 14, 2024, from https://www.studysmarter.co.uk/explanations/business-studies/change-management/lewins-change-model/
Telaumbanua, B., & Nuri Aslami. (2023). Model Utama Manajemen Perubahan Kurt Lewin Berdasarkan Perspektif Al-Quran. Jurnal Fokus Manajemen, Vol.3(No.1).
Tyarlin Maryani. (2017, Oktober). INSTITUSIONALISASI INTERNAL AUDIT CAPABILITY MODEL PADA APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH (STUDI KASUS DI KEMENTERIAN LUAR NEGERI). Jurnal EKOBIS – Ekonomi Bisnis, Vol. 22(No.2), 87 - 102.
Penulis.
Annisa Amalia Putri - 1320210075
Icky Melani - 1320210077
Lina Marlina 1320210044
Nur Pradilla Dias Tuti - 1320210004
Ratih Komala Sari - 1320210002
Rizka Amalia - 1320210088
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H