Mohon tunggu...
rizka vitasari
rizka vitasari Mohon Tunggu... -

sedang menunutut ilmu d Universitas Sebelas Maret PGSD'09

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bagaimana Otak Belajar serta Aktivasinya???

26 Desember 2010   05:47 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:23 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Seringkali orang mendapatkan suatu permasalahan dalam hidupnya. Ada yang cepat menemukan solusinya dan ada yang lama berpikir namun solusi tak kunjung ditemukan. Hal ini tergantung dengan kemampuan otak masing-masing individu dalam berpikir. Semakin rumit masalah semakin lama pula otak berpikir menemukan pemecahan masalah tersebut.

Saat seperti ini otak bertindak sebagai pos perjalanan untuk stimuli atau input yang datang. Apabila input atau stimulinya baru dan menantang maka semakin baik otak mengaktivasi jalur barunya. Namun jika stimuli yang datang sebagai sesuatu yang tidak berarti bagi otak, informasi tersebut akan dianggap rendah. Stimuli yang tepat pada masa puncak dapat mengoptimalisasikan anak untuk belajar, khususnya pembeajaran yang berhubungan dengan bahasa, music, dan perkembangan motorik.

Otak manusia sebelum sekolah sudah terbentuk dengan pengaruh yang sangat banyak, baik pengaruh dari lingkungan keluarga maupun lingkungan rumahnya. Apabila seseorang mengalami kecelakaan dan kepalanya terbentur, hal tersebut juga mempengaruhi kualitas belajar. Di sisi lain pengalaman-pengalaman yang menyenangkan dan membuat bahagia dapat mengembangkan pengalaman pembelajaran. Sebaiknya suatu hal yang berbahaya dihindari agar tidak menimbulkan musibah terutama pada otak.

Orang yang lebih berperan aktif mendidik siswa di sekolah adalah guru. Untuk mengaktifkan pembelajaran guru perlu memperhatikan tahap-tahap pembelajaran. Yang pertama tahap pra pemaparan yang memberikan rencana-rencana bagi siswa untuk mempersiapkan otak yang akan digunakan dalam belajar. Tahap selanjutnya yaitu akuisisi dapat dicapai secara langsung maupun tidak langsung. Dengan cara langsung guru memberikan lembar kerja kepada siswa untuk dikerjakan. Cara tidak langsung dapat dilakukan dengan menempatkan media yang mendukung proses pembelajaran.

Tahap yang ketiga yakni elaborasi, dengan masalah belajar yang diterima pada tahap akuisisi guru mengarahkan siswa agar mendiskusikan atau memecahkan masalah belajar tersebut. Pada tahap ini diharapkan siswa lebih memahami materi belajar. Tahap keempat formasi memori pembelajaran yang merekatkan. Disini guru hanya mengingatkan kepada siswa apa yang dipelajari pada hari yang lalu. Yang terakhir integrasi fungsional yang mengingatkan kepada guru supaya menggunakan pembelajaran yang baru dan menginovasinya agar semakin kuat dan luas.

Pada umumnya pembelajaran menurut Gagne dan Brigss (1979:3) adalah suatu system yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang internal. Pembelajaran yang berhubungan dengan kemampuan otak dan supaya hasil belajar maksimal maka guru perlu menerapkan kelima tahap tersebut.

Selain penerapan kelima tahap tersebut, untuk membekali siswanya dengan hal-hal yang bermanfaat guru juga perlu menerapkan pembelajaran berbasis otak. Dewasa ini pendidikan di Indonesia hanya mengacu pada target pencapaian kurikulum saja sehingga pembentukan dan perkembangan kecerdasan pun terabaikan. Guru dapat memanfaatkan tempat-tempat yang menyenangkan untuk belajar siswa dan mempunyai strategi guna menghindari kebosanan siswa dalam belajar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun