Mohon tunggu...
Rizka Mulia
Rizka Mulia Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Syiah Kuala, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Prodi Pendidikan Ekonomi.

Nama saya Rizka Mulia saya merupakan salah satu Mahasiswi dari Universitas Syiah Kuala Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Prodi Pendidikan Ekonomi. Tempat Tanggal Lahir Pantonluas, 05 Juni 2001. Saya anak kedua dari tiga bersaudara. Hobi saya membaca, menjelajah, bernyanyi lagu lagu nasyid.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa PMM2 UPI Mengenal Sejarah Konferensi Asia Afrika

20 September 2022   23:05 Diperbarui: 20 September 2022   23:11 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tepat 10 tahun setelah Indonesia mendeklarasikan kemerdekaan pada tahun 1955 masyarakat Indonesia mengajukan diri sebagai tuan rumah Konferensi Internasional yang bernama Konferensi Asia Afrika. Konferensi ini dianggap sebagai Konferensi Internasional pertama bagi bangsa-bangsa kulit berwarna, yang yang dihadiri 29 negara setengah jumlah penduduk dunia, untuk menggerakkan apa yang dinamakan paksaan moral bangsa bangsa demi kepentingan perdamaian.

Konferensi Asia Afrika dilaksanakan di tengah-tengah berkecamuknya antagonis perang dingin antara blok barat dan blok timur. Konferensi Asia Afrika berlangsung dalam suasana pergolakan dunia yang disebabkan oleh masih adanya penjajahan, terutama di belahan Asia dan Afrika, serta politik diskriminasi ras yang masih membayangi Afrika, terutama Afrika Selatan. Setelah itu, Konferensi Asia Afrika dilaksanakan ketika bangsa-bangsa di dunia dilanda kehancuran akibat semakin dikembangkannya senjata pemusnah nuklir yang bisa menghancurkan umat manusia secara massal dan akan timbulnya perang dunia III.

Di tengah-tengah situasi seperti itulah bangsa indonesia tampil memprakarsai diadakannya Konferensi Asia Afrika di mana bangsa tersebut baru berusia sepuluh tahun merdeka. Adanya Konferensi tersebut melahirkan Dasa Sila Bandung yang menjadi pedoman bagi Negara - Negara jajahan dalam memperjuangkan kemerdekaannya hal tersebut juga menjadi prinsip dasar dalam mempromosikan perdamaian dunia dan kerjasama Internasional dan juga berfungsi sebagai pernyataan politik berisi prinsip-prinsip dasar dalam usaha memajukan perdamaian dan kerjasama dunia.


Konferensi Asia Afrika menjadi pedoman dan motivasi awal bagi politik luar Negeri Indonesia dan bagi negara-negara di Asia Afrika kedua benua tersebut sepakat untuk meningkatkan kerjasama antar negara sehingga bersama-sama membuat peran dan pengaruh dalam kerja sama Internasional menjadi lebih aktif dan lebih dihormati serta menciptakan kesadaran untuk memotivasi generasi muda.

Karena itu, peran penting Konferensi Asia Afrika dengan hasil dan pengaruhnya kepada perdamaian Dunia dipertahankan di museum konferensi Asia Afrika.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun