Mohon tunggu...
rizka pramuditya
rizka pramuditya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Blissful and Happiness

Hi, i am a student at Ahmad Dahlan University Yogyakarta, i like Photography

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Representasi Islam dalam Film Series "Selesai", Percintaan yang Penuh Suka dan Duka dalam Rumah Tangga

10 Januari 2022   19:00 Diperbarui: 10 Januari 2022   19:03 812
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Drama ini menceritakan terkadang untuk mencapai happy ending kita harus melalui rintangannya terlebih dahulu. Ungkapan tersebut cocok untuk karakter Broto dan Ayu yang lebih suka mengedepan kan ego mereka tanpa menyelesaikan masalah dengan baik – baik. Dan pada akhirnya Ayu menjadi depresi.

Representasi islam dalam film ini yaitu melihat dari konflik hebat antara Broto dan Ayu, Saya menggerti bahwa sesuatu yang terlihat baik – baik dan begitu tenang justru bukan pertanda yang baik. 

Sebab hal tersebut tidak bisa diabaikan kapanpun, apalagi dalam sebuah rumah tangga. Dalam film ini mengandung beberapa konflik yang mengarah pada hubungan yang dilarang dalam islam yaitu perselingkuhan yang diperan kan oleh Anya dan Gading ( Broto ). 

Dengan Broto yang mengkhianat i Ayu bisa dikatakan sudah melanggar hak dan merusak perjanjian dalam pernikahan dengan melakukannya secara sembunyi - sembunyi. dan Broto sudah bersikap curang dengan kata lain tidak mau mengatakan yang sebenarnya kepada Ayu kalau ia sudah bermain dibelakangnya dan menyembunyikan hubungan gelap dari Ayu.  

Rumah tangga Broto dan ayu tiba – tiba menjadi berantakan akibat dari ulah Broto dengan Anya. Berawal dari Ayu menemukan bukti perselingkuhan Broto dengan Anya, karena permasalahan tersebut Ayu memutuskan ingin bercerai dengan Broto. 

Dengan membawa satukoper baju, Ayu yang sudah siap ingin pergi dari rumah yang mereka tinggali itu kemudian mendapati Ibu Sri mertua Ayu datang ke rumah mereka. Tidak ingin membuat ibu mertua merasa khawatir terhadap rumah tangga Ayu dan Broto, mereka bersikap seolah – olah hubungan mereka tidak terjadi apa – apa, harmonis dan baik – baik saja.

Keadaan semakin memburuk saat mereka terisolasi karena pandemi yang membuat mereka harus berdiam diri dirumah. Mengakibatkan Ayu tidak bisa keluar dari rumah, Broto tidak bisa menemui Anya yang selalu menghubunginya dan Ibu Sri justru merasakan kebahagiaan karena dapat berkumpul dan melewati masa pandemi bersama menantu kesayangannya. 

Dengan kehadiran Ibu Sri justru membuat banyaknya rahasia yang selama ini tertutup rapat menjadi terbuka secara perlahan. Tompi, sebagai sutradara berhasil membangun kesan hangat pada visual filmnya. 

Dari kisah Broto dan Ayu bahwa tidak ada hubungan yang berjalan dengan sempurna dan mulus pasti akan ada rintangan di dalamnya. Namun, lebih baik jika menghadapi suatu permasalahan apalagi didalam rumah tangga harus menurunkan ego masing – masing dan membicarakan masalah tersebut dengan baik – baik. 

Dalam islam wanita ibaratkan seperti perhiasan dunia. Wanita itu sesosok yang istimewa mereka begitu sabar dan tegar. Namun, di sisi lain wanita mudah menjadi sangat rentan dan rapuh. Sebab islam tidak pernah mengajarkan kepada umatnya untuk berbuat semena – mena terhadap seorang wanita.    

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun