Di kota Sragen, desa Saradan, Gembong, tinggalah sepasang suami istri yang sudah lanjut usia, memiliki 4 orang anak tetapi harus tinggal berdua dirumah karena semua anak-anaknya merantau ke luar kota. Dengan hanya tinggal berdua dirumah dan keadaannya yang sepi biasanya keadaan seperti ini membuat seseorang menjadi leha-leha, santai, mengahabiskan waktu dengan tidur, menonton televisi dan lain-lain. Berbeda dengan pasangan suami istri yang sudah lanjut usia ini, walaupun sudah lanjut usia pasangan suami istri ini masih bersemangat untuk bertani dan melakukan hal-hal lainnya. Pasangan suami istri yang sudah lanjut usia ini bernama Mbah Sukarmin yang berusia 70 tahun dan Mbah Warti yang berusia 65 tahun.
Dulu sejak masih muda mbah Sukarmin adalah seorang pegawai negeri di daerahnya, bekerja keras untuk menafkahi keluarganya, Tidak jarang pulang mengunjungi anak-anaknya yang merantau di berbagai kota. namun semakin menua usianya, mbah Sukarmin pun pensiun dan melakukan pekerjaan yang ada hingga saat ini.
Setiap pukul 6 pagi Mbah sukarmin dan Mbah Warti sudah bersiap pergi ke sawah untuk bertani dengan menggunkan sepedah ontel, tak lupa pula membawa persediaan makanan dan minuman. Mbah Sukarmin dan mbah Warti pergi ke sawa bersama dengan tetangga-tetangga yang lain. "Ramai-ramai pergi kesawah membuat rasa lebih semangat" Ujar mbah Warti. Ada beberapa tumbuhan di sawah yang tanam oleh mbah Sukarmin dan mbah Warti seperti singkong, cabai, kacang, pisang, papaya, padi, kedelai, dan masih banyak lagi. Setiap hari mbah Sukarmin dan mbah Warti pergi ke sawah untuk merawat tamanan-tamanannya, dan kembali kerumah sekitas pukul 10 siang.
Kegiatan mbah sukarmin dan mbah Warti tidak hanya berhenti setelah pulang dari sawah, setelah pulang dari sawah mbah Sukarmin dan mbah Warti membersihkan diri lalu melakukan kegiatan lainnya seperti menyuci baju, memasak, membersihkan rumah dan lain-lain. Dengan kegiatan yang begitu-gitu saja dan dapat dikatakan mbah sukarmin dan mbah Warti ini tidak suka jika hanya diam dan bersantai-santai." Mbah gasuka kalo Diem aja, nanti badannya malah pada pegel-pegel." Ujarnya dengan logat Jawa. dengan mengandalkan kemampuan serta kemauan mbah Sukarmin dan Mbah Warti memanfaatkan bahan-bahan yang tersedia dirumah untuk diolah menjadi makanan lalu dijualkan.
Berawal dari keisengan lalu menjadi sebuah kebiasaan, mbah Sukarmin dan mbah Warti selalu memanfaatkan bahan-bahan yang tersedia dirumah untuk diolah menjadi makanan jadi maupun setengah jadi untuk dijualkan. salah satu hasil olahan mbah Sukarmin dan mbah Warti yang laku keras di warung-warung maupun dikalangan tetangga adalah Kerupuk Karak."gapapa mbah jual sedikit-sedikit dengan harga yang murah kan juga ada hasilnya, lumayan buat mbah beli Es Krim." Ujar mbah Warti sambil tertawa kecil. Selain kerupuk karak, mbah Sukarmin dan mbah Warti juga membuat kue apem dan peyek kacang yang sangat diminati oleh kalangan tetangga. Apalagi saat momen-momen tertentu seperti lebaran atau hari hari besar lainnya pesanan kue apem dan peyek kacang juga tidak kalah ramenya. Hampir dari semua olahan yang dibuat oleh mbah Sukarmin dan mbah Warti itu memanfaatkan bahan yang tersedia dirumah, baik itu hasil panen maupun sisa makanan dirumah yang masih layak.
Ada beberapa olahan yang dibuat oleh mbah Sukarmin dan mbah Warti, diantaranya Nasi yang diolah menjadi kerupuk, kacang yang diolah menjadi peyek, singkong yang diolah menjadi kue, pisang yang diolah menjadi keripik, bawang yang diolah menjadi bawang goreng dan lain-lain. Dengan bermodalkan keisengan, kemauan dan juga doa mbah sukarmin dan mbah Warti memiliki kegiatan yang dapat mengisi hari-harinya dan juga mendapat penghasilan. "gapapa hasil uangnya sedikit nanti juga banyak, yang penting badannya gerak gak diem aja." Katanya.
Hasil dari apa yang mbah Sukarmin dan mbah Warti lakukan sangat membuahkah hasil diantaranya menambah penghasilan, bertambah pula tabungan untuk berangkat haji. Memang usaha tidak pernah menghianati hasil, sekecil apapun usaha kita pasti akan ada hasilnya, buktinya telah banyak mimpi-mimpi kecil seseorang yang menjadi kenyataan. "cari uang itu bisa dengan cara apa saja, selagi baik dan tidak merugikan orang lain lakukanlah." Ujar mbah sukarmi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H