Magister Pendidikan Bahasa Inggris (MPBIng), Fakultas Bahasa dan Seni (FBS), Universitas Negeri Jakarta (UNJ) menyelenggarakan kuliah perdana pada Senin, 9 September 2024 untuk menyambut mahasiswa baru tahun 2024. Kuliah perdana yang bertema "Green Pedagogy: Strategies for Incorporating Environmental Themes in English Language Teaching" ini mengundang Prof. Maila Dinia Husni Rahiem, MA., PhD sebagai narasumber. Kegiatan yang dipandu oleh Faridah Fauziah, S.Pd dan Syafiq Al Islam , S.S (Mahasiswa MPBIng UNJ) ini bertujuan untuk memperkenalkan lingkungan kampus dan budaya akademik kepada mahasiswa baru angkatan 2024 sekaligus perkenalan dosen-dosen MPBIng dari pukul 08:30 hingga pukul 12:00 WIB.
Kuliah perdana ini dibuka oleh Wakil Dekan II Fakultas Bahasa dan Seni, Drs. Krisanjaya, M.Hum. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan selamat datang pada mahasiswa baru MPBIng angkatan 2024. Selain itu, beliau menegaskan bahwa pilihan mahasiswa pada MPBIng merupakan pilihan yang tepat karena MPBIng diisi oleh para pendidik yang profesional di bidangnya. Selain banyaknya program unggulan yang telah dilaksanakan, MPBIng juga banyak melahirkan lulusan yang handal dan tepat waktu selama dua tahun. Beliau juga berharap bahwa dengan bergabungnya mahasiswa baru tahun 2024 adalah awal bagi kesuksesan mereka di bidang Pendidikan Bahasa Inggris di masa depan.
Sambutan dilanjutkan oleh Dr. Siti Drivoka Sulistyaningrum, M.Pd (Koorprodi S2 Magister Bahasa Inggris UNJ). Dalam sambutannya beliau mengapresiasi para mahasiswa baru yang berani mengambil langkah besar untuk melanjutkan studi ke S2. Beliau menyampaikan tiga kepakaran yang dapat dicapai oleh lulusan S2 MPBIng nantinya, yaitu sebagai pakar pendidik, pakar kurikulum, dan pakar penelitian. Beliau juga menyampaikan bahwa ada perubahan SKS untuk mahasiswa baru Angkatan 2024. Beliau berpesan untuk mempergunakan waktu dengan baik dalam menuntut ilmu, agar dapat lulus tepat waktu dan mecapai hasil yang diharapkan.
Beliau memaparkan bahwa climate change, deforestation, biodiversity loss, water scarcity, plastic pollution, air pollution, ocean acidification, overfishing merupakan topik pengajaran yang semakin relevan dan penting dalam bidang pendidikan bahasa tak terkecuali pendidikan bahasa Inggris. Pendekatan inovatif ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan keterampilan bahasa siswa, tetapi juga menumbuhkan kesadaran mereka tentang isu-isu lingkungan yang krusial.
Pengintegrasian tema lingkungan dalam pengajaran bahasa Inggris melibatkan berbagai strategi yang menghubungkan materi bahasa dengan topik-topik seperti perubahan iklim, keberlanjutan, dan pelestarian sumber daya alam.Â
Misalnya, siswa dapat mempelajari kosakata baru melalui artikel tentang krisis lingkungan atau menulis esai tentang solusi untuk masalah polusi. Diskusi kelas juga bisa berfokus pada tindakan yang dapat diambil untuk melindungi planet kita, memperluas pemahaman siswa tentang pentingnya keberlanjutan sambil berlatih berbicara dan berargumentasi dalam bahasa Inggris.
Kegiatan seperti proyek kelompok di mana siswa merancang kampanye kesadaran lingkungan atau presentasi tentang inisiatif lokal memberikan kesempatan bagi siswa untuk menerapkan bahasa Inggris dalam konteks yang relevan dan memotivasi. Selain itu, interaksi dengan ahli lingkungan atau partisipasi dalam acara komunitas berbasis lingkungan dapat memperdalam pemahaman siswa dan meningkatkan keterampilan komunikasi mereka.
Pendekatan ini membawa manfaat ganda. Pertama, siswa mengembangkan keterampilan bahasa Inggris yang lebih baik, termasuk berbicara, menulis, membaca, dan mendengarkan, dalam konteks yang bermakna dan kontekstual. Kedua, mereka menjadi lebih sadar dan bertanggung jawab terhadap isu-isu lingkungan, mempersiapkan mereka untuk menjadi warga global yang lebih peduli dan terlibat.
Guru dan pendidik yang menerapkan metode ini melaporkan hasil yang positif, dengan siswa menunjukkan keterlibatan yang lebih besar dan pemahaman yang lebih dalam tentang masalah lingkungan. Program-program ini juga mendapatkan dukungan dari orang tua dan komunitas, yang melihat potensi besar dalam pendekatan ini untuk memotivasi siswa dan menghubungkan pembelajaran bahasa dengan tindakan nyata.
Ke depannya, diharapkan lebih banyak institusi pendidikan akan mengadopsi pendekatan ini, menjadikan pengajaran bahasa Inggris sebagai sarana untuk membentuk generasi yang tidak hanya mahir dalam bahasa tetapi juga sadar lingkungan. Inovasi ini berpotensi menjadi langkah penting dalam mempersiapkan siswa untuk tantangan global di masa depan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI