TikTok telah menjadi tonggak baru dalam dunia media sosial, menawarkan platform yang unik bagi pengguna untuk berbagi video singkat dengan lagu-lagu yang mendukung. Namun, beberapa bulan lalu, kabar mengejutkan datang dari Universal Music Group (UMG) yang mengumumkan penghapusan lagu-lagu mereka dari TikTok. Keputusan ini telah menimbulkan dampak yang signifikan bagi jutaan pengguna platform tersebut, memunculkan ketidakpastian dan kekecewaan di antara mereka.
Kontroversi Penghapusan Lagu-Lagu Universal Music
Kontroversi ini muncul setelah UMG dan TikTok gagal mencapai kesepakatan baru dalam perjanjian lisensi mereka. Sebagai hasilnya, jutaan lagu dari label UMG harus dihapus dari platform, termasuk karya dari artis ternama seperti Taylor Swift, Billie Eilish, The Weeknd, bahkan hingga karya dari band ternama dari Indonesia, Reality Club. Hal ini memunculkan kekhawatiran akan kemungkinan kehilangan akses terhadap lagu-lagu favorit pengguna di masa mendatang.
Namun, terlepas dari kontroversi tersebut, aplikasi TikTok memegang peranan penting dalam meningkatkan jumlah pendengar lagu-lagu tertentu. Fenomena ini didukung oleh fakta bahwa lagu-lagu yang populer di TikTok sering kali melonjak tinggi dalam tangga musik internasional. Misalnya, lagu "drivers license" oleh Olivia Rodrigo, yang mendapatkan popularitas besar melalui TikTok, berhasil menempati puncak tangga lagu Spotify's Most-Streamed Songs.
Studi dari Music Business Worldwide menunjukkan bahwa 75% pengguna TikTok di Amerika menggunakan aplikasi tersebut untuk menemukan musisi baru, sementara 67% dari mereka akan mencari lagu yang mereka temukan di TikTok di platform streaming musik. Hal ini menunjukkan bahwa TikTok tidak hanya sebuah platform sosial media, tetapi juga mencerminkan industri musik, dengan dampak yang signifikan pada perilaku pendengar musik.
Keenya Kelly, pakar pemasaran TikTok, mengutarakan kekhawatirannya terkait keberlanjutan penggunaan lagu secara gratis di konten buatan pengguna (UGC) oleh TikTok. Kelly menyoroti bahwa model ini telah menguntungkan pertumbuhan TikTok, namun tampaknya tidak realistis jika label besar pada akhirnya tidak menuntut kompensasi yang lebih besar.
Reaksi Pengguna Terhadap Penghapusan Lagu
Reaksi pengguna terhadap keputusan ini sangat bervariasi, tetapi kebanyakan mengekspresikan rasa kekecewaan. Sosial media dipenuhi dengan tanggapan negatif, dengan pengguna mengungkapkan perasaan mereka melalui postingan dan komentar di TikTok serta platform lainnya. Sementara itu, beberapa penggemar musik, terutama dari genre K-Pop, mengekspresikan keprihatinan akan dampaknya terhadap eksposur artistik dan penerimaan karya musik di kalangan penggemar.
Dampak Terhadap Pengguna dan Artis
Penghapusan lagu-lagu UMG dari TikTok juga berpotensi merugikan para artis dan labelnya. Para pengguna tidak hanya kehilangan akses terhadap lagu-lagu yang mereka cintai, tetapi juga berdampak pada popularitas dan pendapatan artis dari royalti. Adanya akses lagu-lagu melalui TikTok memungkinkan publik untuk lebih terhubung dengan para artis tersebut, memperluas jangkauan dan pengaruh mereka. Hal ini membantu memperkuat fanbase, mempromosikan tur konser, dan meningkatkan penjualan album, sehingga penghapusan lagu-lagu tersebut dapat menghambat perkembangan karir artis dan labelnya.
Meskipun demikian, keputusan UMG untuk menarik lagu-lagu mereka menciptakan ketidakpastian yang lebih luas dalam industri musik digital, memunculkan pertanyaan tentang hubungan antara pemilik hak cipta dan platform digital.
Kesimpulan
Dalam kesimpulannya, penghapusan lagu-lagu UMG dari TikTok telah mengguncang pengguna platform tersebut dan mengakibatkan ketidakpastian di industri musik. Meskipun perdebatan tentang dampaknya terus berlanjut, satu hal yang pasti adalah bahwa keputusan ini telah menyentuh berbagai aspek dalam pengalaman pengguna TikTok dan memberikan penggemar musik sebuah tantangan baru dalam mendapatkan akses terhadap lagu-lagu favorit mereka. Semoga pihak-pihak terkait dapat mencapai kesepakatan yang menguntungkan semua pihak, sehingga pengguna dapat terus menikmati beragam musik dan para artis dapat tetap mendapatkan pengakuan dan royalti yang pantas atas karya-karya mereka.
Rizca Fitriana Dewi, Mahasiswa Program Studi Hubungan Masyarakat dan Komunikasi Digital, Universitas Negeri Jakarta angkatan 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H