Ada 3 pilihan makanan pembuka: irisan buah segar, yogurt, dan sereal; dan 3 pilihan makanan utama: western food, ayam bakar madu dan nasi kuning, dan crepe apel. Saya memilih buah dan ayam bakar madu. Lima menit setelah waktu keberangkatan lewat, pesawat juga belum berangkat padahal boarding dimulai sedikit lebih awal dari jadwal. Ternyata Hani menunggu kacang macademia saya yang masih diambilkan dari terminal. Terima kasih untuk usaha dan pelayanan yang luar biasa.
Minuman sebelum berangkat, handuk kecil dan tas amenity kit
Saya sempat mengamati
amenity kit yang diberikan. Tas yang diberikan berwarna biru gelap dengan border putih tanpa merek. Hanya ada tulisan Garuda Indonesia First Class ketika saya membuka tas tersebut. Isi tas relatif standar, termasuk
lip balm, penutup mata, penyumbat telinga, sisir, peralatan sikat gigi, dan pelembab. Menurut saya, tas yang diberikan tidak memadai untuk
first class maskapai bintang lima seperti Garuda.
Tas amenity kit untuk penumpang first class
Segera setelah lepas landas, servis makan pagi dimulai. Ada 3 pilihan makanan pembuka: irisan buah segar, yogurt, dan sereal; dan 3 pilihan makanan utama, yakni
western food, ayam bakar madu dengan nasi kuning, dan
 crepe apel. Saya memilih buah dan ayam bakar madu.
Saya sempat bertanya apakah ada teh camomile untuk membantu saya merasa rileks di penerbangan berikutnya ke London. Sayangnya tidak tersedia, tapi ternyata awak kabin menemukan teh tersebut yang merupakan milik pribadi salah satu dari mereka. Sekali lagi terima kasih Garuda untuk inisiatif dan pelayanannya yang melebihi ekspektasi.
Tidak lama kemudian, pesawat mendarat di Singapura. Setelah mengucapkan selamat tinggal dengan semua awak kabin, saya dijemput oleh 2 orang staf bandara di pintu pesawat. Mereka mengantar saya ke lounge milik Dnata dengan airport buggy. Lounge ini sederhana dan tidak terlalu besar. Ada satu ruangan khusus untuk penumpang first class dan kebetulan hanya saya yang memakai. Berhubung saya membutuhkan poundsterling, staf bandara membantu saya menanyakan nilai tukar selama saya di lounge.
Makanan dan minuman di lounge di Singapura
Ruang tunggu bagi saya di Singapura
Tanpa perlu menunggu lama, staf yang sama menjemput saya kembali. Dia mengantar saya ke
money changer sebelum kembali ke gerbang keberangkatan dengan
airport buggy. Ada antrean sebelum memasuki ruang tunggu dan lagi sebelum memasuki pesawat. Airport staf tersebut langsung mengantar saya ke barisan paling depan sehingga saya sama sekali tidak perlu menuggu. Setelah mengantar saya sampai di kursi pesawat, mereka pun mengucapkan selamat jalan.
Kini giliran awak kabin Garuda yang menyambut saya. Mereka adalah Mbak Yeni dan Mbak Ria. Yeni membawakan handuk kecil dan menawarkan minuman kedatangan. Saya memilih jus kacang hijau (unik milik Garuda) yang ternyata cukup lezat. Dia juga membawakan piyama dan kemudian melakukan slipper service.
Apakah slipper service ini? Pada dasarnya, seorang awak kabin membawakan sandal pesawat dan memperkenankan saya melepas sepatu dan memakai sandal tersebut selama penerbangan. Setahu saya ini adalah servis unik milik Garuda. Oh ya, sandalnya juga sangat nyaman dipakai sehingga saya bawa pulang.
Tidak lama setelah lepas landas,
chef on board menjelaskan menu yang tersedia. Ada 4 pilihan hidangan pembuka: daging sapi ala Thailand, tuna salad dengan telur puyuh, selada dengan skalop goreng (ini pilihan saya), dan ayam bumbu India. Berikutnya ada 2 pilihan sup: soto Padang (pilihan saya) dan sup labu parang panggang.
Makanan utama ada 5 pilihan: pepes ikan barramundi, daging sapi bakar dengan saus rempah, nasi basmati dengan ayam bumbu India, iga kambing bakar (pilihan saya), dan pasta agnolotti. Ada juga
cheese board yang tidak saya coba.
Untuk penutup ada 2 pilihan: parfait buah markisa (pilihan saya) dan kue coklat. Servis dimulai dengan kaviar dan krupuk. Kaviarnya sih enak dan saya mengapresiasi detail berkaitan dengan servis ini, seperti pearl spoon dan mangkuk kecil dengan es di bawahnya untuk menjaga suhu kaviar. Kaviarnya sendiri menurut saya terlalu sedikit. Berikutnya hidangan yang sudah saya pilih datang satu persatu. Good fine dining experience. Secara keseluruhan saya menikmati hidangan dan servis yang diberikan selama makan siang.
Selada dengan skalop goreng
Setelah makan siang, saya meminta awak kabin untuk menyiapkan tempat tidur ketika saya berganti ke piyama. Kursi di
first class bisa menjadi tempat tidur. Awak kabin juga menambah matras kecil yang cukup nyaman untuk ditiduri. Saya suka dengan langit-langit pesawat yang dihiasi lampu-lampu yang berkelip menyerupai bintang di langit.
Setelah menutup pintu, saya menghabiskan waktu dengan menonton film, tidur, dan bekerja. WiFi tersedia gratis untuk penumpang first class dengan kecepatan yang cukup baik walaupun terkadang agak kurang stabil. Ukuran TV memadai, tapi pilihan film terbatas, tidak sebanyak dulu dan pastinya jauh lebih sedikit dibandingkan maskapai-maskapai terkenal lainnya.Â
Lihat Trip Selengkapnya