Mohon tunggu...
Rys
Rys Mohon Tunggu... -

Hobi saya travel dengan pesawat terbang :) Ikuti Instagram saya: https://www.instagram.com/rizayosia/ dan website saya: My Flying Doctor

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Mengunjungi Stockholm dan Tempat Perayaan Nobel Prize

6 Desember 2016   15:38 Diperbarui: 6 Desember 2016   21:27 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saya di pelataran Stockholm City Hall (dokumentasi pribadi)


Seperti yang saya janjikan, ini adalah kelanjutan perjalanan saya. Dari Finlandia, saya melanjutkan perjalanan ke Stockhom, Swedia. Di Stockholm, tempat pertama yang saya kunjungi adalah Stockholm City Hall. Bangunan bersejarah ini terkenal karena digunakan sebagai tempat perayaan Nobel Prize. Sekalipun terlihat kuno, bangunan ini ternyata selesai dibangun tahun 1923. Memang dirancang supaya terlihat antik.

Lupa memakai jas dan dasi kupu. Mungkin lain kali saya bisa kembali untuk menerima Nobel Prize, hahaha.

Stockholm city hall (dokumentasi pribadi)
Stockholm city hall (dokumentasi pribadi)
Di sisi selatan ada taman yang rapi dengan pemandangan Riddarfjärden, bagian paling timur Danau Mälaren di tengah kota Stockholm.

Taman di selatan Stockhom City Hall (dokumentasi pribadi)
Taman di selatan Stockhom City Hall (dokumentasi pribadi)
Di atas menara ini ada tiga mahkota yang merupakan lambang negara Swedia. Mahkota-mahkota itu terbuat dari emas.

Menara dan tiga mahkota emas (dokumentasi pribadi)
Menara dan tiga mahkota emas (dokumentasi pribadi)
Aula Biru (The Blue Hall) yang digunakan sebagai tempat makan malam setelah perayaan Nobel Prize. Ini yang aneh. Namanya Aula Biru, tapi tidak ada warna biru sama sekali. Ternyata pada awalnya aula ini dibuat tanpa atap jadi pera pengunjung bisa melihat langit yang biru. Desain ini dianggap tidak praktis karena suhu udara yang dingin di Stockholm. Bagian berwarna emas di kanan atas adalah organ utama yang memiliki lebih dari 10.000 pipa, terbesar di Skandinavia.

Aula Biru dengan organ pipa raksasa (dokumentasi pribadi)
Aula Biru dengan organ pipa raksasa (dokumentasi pribadi)
Foto Aula Biru dari atas tangga.

Aula Biru (dokumentasi pribadi)
Aula Biru (dokumentasi pribadi)
Ini adalah pintu masuk ke Aula Biru bagi keluarga kerajaan dan para penerima penghargaan Nobel Prize.

Pintu masuk keluarga kerajaan (dokumentasi pribadi)
Pintu masuk keluarga kerajaan (dokumentasi pribadi)
Berikutnya saya berjalan menuju Council Chamber, ruangan rapat anggota pemerintah kota Stockholm. Atap ruang rapat ini didekorasi dengan matahari, bulan, beragam bintang, and planet. Ini melambangkan keterbukaan pemerintah dalam menjalankan tugasnya. Anggota masyarakat diperbolehkan menghadiri rapat saat sedang berlangsung.

Council Chamber (dokumentasi pribadi)
Council Chamber (dokumentasi pribadi)
Aula emas adalah ruangan lain yang bisa dipakai untuk acara pesta. Aula ini didekorasi dengan 18 juta ubin kecil yang dilapisi lembaran emas. Emas sungguhan!

Aula Emas (dokumentasi pribadi)
Aula Emas (dokumentasi pribadi)
Di ujung aula ada gambar wanita melambangkan Swedia di tengah-tengah dunia. Negara-negara timur di sebelah kanan dan negara-negara barat di sebelah kiri wanita tersebut.

Wanita di Aula Emas (dokumentasi pribadi)
Wanita di Aula Emas (dokumentasi pribadi)
Di ujung satunya ada gambar lain yang juga menunjukkan satu kesalahan besar pada saat desain dan konstruksi. Karena waktu konstruksi sangat mepet, tidak ada tempat untuk meletakkan kepala Saint Erik, seorang Raja Swedia di abad ke-12. Menurut legenda, Erik dipenggal oleh musuhnya. Oleh karena itu, sang arsitek berargumen bahwa gambar Erik di mosaic ini sesuai sejarah.

Raja Erik di Aula Emas (dokumentasi pribadi)
Raja Erik di Aula Emas (dokumentasi pribadi)
Pemandangan di salah satu pojok kota Stockholm. Tidak banyak bangunan tinggi karena penduduk belum setuju dengan pembangunan bangunan-bangunan tinggi.

Stockholm (dokumentasi pribadi)
Stockholm (dokumentasi pribadi)
Saya sempat mengunjungi Stockholm Visitor Center untuk mendengarkan presentasi mengenai rencana pengembangan kota Stockholm. Ada model satu ruangan yang menggambarkan kota Stockholm. Ada juga semacam iPad raksasa yang menunjukkan rancangan tiga dimensi kota Stockholm. Saya menghabiskan waktu cukup lama berjalan-jalan secara visual melalui alat ini. Alat ini bisa zoom in dan out, berotasi bebas, memberi informasi mengenai tempat-tempat penting, dan bahkan menunjukkan bayangan sesuai waktu dan tanggal sehingga bisa mengamati apakah bagaimana suatu pembangunan akan berdampak terhadap lingkungan sekitarnya, terumata dalam hal akses sinar matahari.

Model raksasa (dokumentasi pribadi)
Model raksasa (dokumentasi pribadi)
iPad raksasa (dokumentasi pribadi)
iPad raksasa (dokumentasi pribadi)
Area yang saya kunjungi berikutnya adalah kota tua Stockholm. Ini adalah Riddarhuset, rumah abad ke-17 yang megah dan digunakan untuk pertemuan para penguasa.

Riddarhuset (dokumentasi pribadi)
Riddarhuset (dokumentasi pribadi)
Katedral Gothic yang terbuat dari bata dan dibangun di abad ke-13.

Katedral Gothic (dokumentasi pribadi)
Katedral Gothic (dokumentasi pribadi)
The Royal Palace, istana kerajaan yang juga tempat tinggal keluarga kerajaan Swedia. Ukuran bangunannya sekitar 230 meter kali 125 meter dan memiliki lebih dari 1400 ruangan.

Istana Kerajaan (dokumentasi pribadi)
Istana Kerajaan (dokumentasi pribadi)
Ruang ibadah di dalam istana kerajaan. Dekorasinya luar biasa.

Ruang ibadah (dokumentasi pribadi)
Ruang ibadah (dokumentasi pribadi)
Sekali lagi pengalaman yang sangat menyenangkan. Senang melihat kota yang bersih, tenang, dan teratur. Tidak heran kalau Swedia dan negara-negara Skandinavia (Eropa utara) terkenal dengan tingkat kemakmuran yang tinggi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun