Mohon tunggu...
Rys
Rys Mohon Tunggu... -

Hobi saya travel dengan pesawat terbang :) Ikuti Instagram saya: https://www.instagram.com/rizayosia/ dan website saya: My Flying Doctor

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Terbang 20 Jam dari Sydney ke Helsinki

14 November 2016   19:22 Diperbarui: 14 November 2016   19:34 496
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Snack, bebek panggang dengan saus XO dan nasi putih (jasmine rice)

Berikut adalah pengalaman terbang saya dari Sydney, Australia, ke Helsinki, Finlandia, dengan transit di Singapura. Penerbangan pertama dari Sydney ke Singapura menggunakan Qantas Airways, maskapai nasional Australia. Setelah melewati check-in dan imigrasi saya segera menuju lounge bisnis milik Qantas. Ruangan lounge terang berhubung ada jendela besar di satu sisi. Memang banyak bangunan di Australia mengutamakan penggunaan sinar matahari untuk pencahayaan ruangan.

Qantas business class lounge, Sydney
Qantas business class lounge, Sydney
Penerbangan dari Sydney ke Singapura memakan waktu 8 jam dengan menggunakan pesawat Airbus A330-300 di mana interior kelas bisnis baru direnovasi beberapa bulan yang lalu. Konfigurasi kursi di kelas bisnis adalah 1-2-1, jadi setiap kursi memiliki akses langsung ke koridor tanpa perlu melompati penumpang yang lain karena saya biasanya memilih window seat.

Kursi kelas bisnis, Qantas A330-300 (Sumber: David Flynn, AUSBT)
Kursi kelas bisnis, Qantas A330-300 (Sumber: David Flynn, AUSBT)
Layar 16 inci yang baru sangat responsif, hamper seperti komputer tablet. Ruang di sekitar kaki luas, tapi tidak terlalu lebar bila kursi direbahkan untuk jadi tempat tidur.

Layar dan ruang kaki yang panjang, tapi agak sempit
Layar dan ruang kaki yang panjang, tapi agak sempit
Ada USB dan colokan untuk laptop dan telepon genggam. Ada banyak tempat untuk menyimpan barang-barang di sekitar kursi.

Fasilitas di sekitar kursi
Fasilitas di sekitar kursi
Ini adalah amenity kit yang menyerupai tempat pensil. Saya juga mempunyai satu lagi berwarna hijau dari penerbangan sebelumnya.

Amenity kit
Amenity kit
Seorang pramugara memperkenalkan diri dan menyapa saya menggunakan titel dan nama belakang saya. Dia membawakan minuman kedatangan, kacang, dan menu makan malam. Sayangnya kacang tersebut tidak ditempatkan di dalam mangkuk kecil seperti seharusnya sesuai etika.

Welcome drink, kacang, dan menu
Welcome drink, kacang, dan menu
Setelah lepas landas, servis makan malam dimulai. Untuk pembuka, saya memilih sup zucchini dengan zaitun dan parmesan crouton.

Makanan pembuka, sup zucchini dengan zaitun dan parmesan crouton
Makanan pembuka, sup zucchini dengan zaitun dan parmesan crouton
Makanan utama adalah ikan trout dengan adas, bawang prei, dan saus remis. Sekalipun presentasinya agak ala kadarnya, rasanya sangat lezat. Salah satu makanan pesawat terbaik yang pernah saya coba.

Makanan utama, ikan trout dengan adas, bawang prei, dan saus remis
Makanan utama, ikan trout dengan adas, bawang prei, dan saus remis
Ada empat macam pilihan untuk makanan penutup. Berhubung saya sudah kenyang, saya memilih buah-buahan segar.

Buah-buah segar
Buah-buah segar
Setelah makan malam, saya menonton film dan beristirahat. Sebelum mendarat, makanan kecil dibagikan berupa bebek panggang dengan saus XO dan nasi putih (jasmine rice).

Snack, bebek panggang dengan saus XO dan nasi putih (jasmine rice)
Snack, bebek panggang dengan saus XO dan nasi putih (jasmine rice)
Saya punya waktu kurang dari dua jam di bandara Changi, Singapore, sebelum melanjutkan penerbangan dengan Finnair. Saya segera menuju Qantas lounge yang ternyata sangat luas. Pertama-tama saya mandi terlebih dahulu berhubung saya berencana untuk tidur di pesawat. Ada 20 tempat mandi di lounge ini. Luar biasa. Dibandingkan lounge in Indonesia yang biasanya hanya ada dua atau tiga tempat mandi.

Qantas lounge, Changi airport, Singapore
Qantas lounge, Changi airport, Singapore
Qantas lounge, Changi airport, Singapore
Qantas lounge, Changi airport, Singapore
Qantas lounge, Changi airport, Singapore
Qantas lounge, Changi airport, Singapore
Bar area, Qantas lounge, Changi airport, Singapore
Bar area, Qantas lounge, Changi airport, Singapore
Setelah bersantai dan menikmati sedikit makanan kecil, waktu boarding-pun tiba. Pesawat kali ini adalah Airbus A340-300. Konfigurasi kursi di kelas bisnis berselang-seling antara 2-2-1 dan 1-2-1. Kabin didominasi warna biru muda dengan beberapa warna hijau muda cerah dari bantal dan selimut. Seperti biasa, tempat duduk bisa direbahkan untuk menjadi tempat tidur. Penerbangan dari Singapura ke Helsinki ditempuh dalam waktu 11 jam 45 menit.

Finnair A340-300
Finnair A340-300
Finnair kelas bisnis (Sumber: One Mile at a Time)
Finnair kelas bisnis (Sumber: One Mile at a Time)
Foto di bawah menunjukkan welcome drink (champagne seperti biasa) dan menu minuman anggur. Gelas champagne didesain dengan cantik, seperti lelehan es di daerah utara Lapland, Finlandia. Sayangnya tidak ada menu makan. Seorang pramugari berputar-putar untuk mengambil pesanan penumpang dan dicatat di selembar kertas yang terlihat agak lusuh. Untuk sarapan, penumpang di kelas bisnis memiliki pilihan untuk terus tidur atau dibangunkan untuk makan pagi.

Welcome drink and wine menu
Welcome drink and wine menu
Ukuran layar TV kecil. Agak susah bagi saya untuk melihat judul film.

Layar monitor
Layar monitor
Amenity kit didesain oleh Marimekko. Setahu saya ada empat jenis desain. Kurang tahu mengapa saya mendapat desain bunga? Bisa disimpan untuk istri, haha.

Amenity kit
Amenity kit
Tidak lama setelah lepas landas, servis makan malam dimulai. Makan malam diletakkan di atas talam dan tidak disajikan satu persatu. Rasanya lumayan, tapi banyak yang lebih baik. Makanan penutupnya Haagen Dasz es krim vanilla. Menurut saya servisnya tidak sebagus dan sedetail servis dari maskapai-maskapai yang lebih terkenal.

Makan malam
Makan malam
Es krim Haagen Dasz
Es krim Haagen Dasz
Setelah makan malam, saya menonton film sebentar dan tidur selama sekitar 5 jam.

Makan paginya saya memilih mie goreng dengan daging sapi. Rasanya biasanya saja. Tidak jauh berbeda dengan kelas ekonomi menurut saya.

Sarapan
Sarapan
Lautan awan di atas Finlandia. Formasi awannya mengikuti bentuk daratan.

Lautan awan di atas Finlandia
Lautan awan di atas Finlandia
Pengalaman terbang yang cukup baik. Secara servis, Qantas masih lebih baik dari Finnair. Menurut saya servis and kualitas kelas bisnis milik Finnair agak tertinggal jika dibandingkan dengan maskapai-maskapai yang lebih terkenal dan besar, termasuk Garuda Indonesia.

*Foto Dokumentasi Pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun