Kebijakan luar negeri Presiden SBY mewujudkan prinsip "bebas dan aktif" sambil banyak mengambil dari cita-cita konstruktivis. Dengan memanfaatkan diplomasi multilateral dan kekuatan lunak, Indonesia memantapkan dirinya sebagai kekuatan menengah yang mampu menjembatani kepentingan global dan regional. Konstruktivisme menawarkan kerangka kerja yang kuat untuk memahami pendekatan ini, dengan menyoroti pengaruh nilai, norma, dan identitas dalam membentuk strategi internasional. Warisan kebijakan luar negeri SBY menjadi bukti potensi transformatif diplomasi yang inklusif dan proaktif.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI