Air memengaruhi tingkat kebersihan lensa kontak. Karena semakin banyak air di lensa kontak semakin banyak kotoran masuk ke air melalui bahan lensa kontak tersebut.Â
Lensa kontak RGP cocok bagi pengguan kelainan refraksi (myopia/hypermetropia) tinggi karena penggunaa bisa dilakukan dengan jangka panjang dan dapat dipakai tidur disebabkan transmisibilitas oksigen ke kornea sangat tinggi.
Sifat kimia dari bahan lensa kontak menentukan diantaranya:
- Kandungan air
- Daya penyebaran oksigen
- Sifat-sifat mekanik
- Faktor pengembangan atau hidrasi
- Kerentanan akan pengaruh keadaan sekekeliling khususnya pada penyimpanan, perawatan dan kondisi mata itu sendiri.
Tipe sentral dari seluruh lensa kontak disebut akrilik. Polimer disebut hasil dari penggabungan dari unit dasar disebut monomer secara kimia untuk menghasilkan bahan kimia baru. Pada umumnya, tidak berhubungan dengan unsur-unsur pokok aslinya.
Proses polimerisasi membentuk molekul-molekul dengan tidak semuanya mempunyai bentuk sama.Â
Oleh karena itu, polimer secara khusus pada teknologi lensa kontak standard dengan mungkin tertinggi di dalam industri, seringkali proses pasca polomerisasi diperkuat untuk memastikan ukuran molekuler sama dan proses sedapat mungkin diselesaikan. Monomer-monomer tanpa reaksi dapat meruksak pada mata manusia.
Sumber;
Lamb, J., & Bowden, T. (2019). The History of Contact Lenses. In A. J. Phillips, & L. Speedwell, Contact Lenses (pp. 1-16). Elsevier.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H