Mohon tunggu...
RizaRatna Dila
RizaRatna Dila Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Ekonomi Islam pada Zaman Sekarang

4 Maret 2018   21:32 Diperbarui: 4 Maret 2018   23:31 2757
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ekonomi islam adalah ilmu yang mempelajari perilaku ekonomi manusia yang berdasarkan aturan agama islam yang di dasari dengan tauhid di rangkum dalam rukun iman dan rukun islam.

Ekonomi  islam berfungsi sebagai identitas tanpa mempengaruhi makna atau definisi ekonomi itu sendiri. Ekonomi juga masalah menjamin berputarnya harta di antara manusia, sehingga manusia dapat memaksimalkan fungsi hidup sebagai hamba allah untuk mencapai falah dunia dan akhirat.

Berikut ini definisi ekonomi dalam islam menurut para ahli :

  • S.M. Hasanuzamman, ilmu ekonomi islam adalah pengetahuan dan aplikasi ajaran-ajaran dan aturan syariah yg akan mencegah ketidak adilan dalam pencarian dan pengeluaran sumber-sumber daya, ekonomi islam memberikan kepuasan bagi manusia dan meyakinkan mereka melaksanakan kewajiban-kewajiban mereka terhadap allah dan masyarakat.
  • M.A. Mannan, ilmu ekonomi islam adalah suatu ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari permasalahan ekonomi dari orang-orang yang memiliki nilai-nilai islam.
  • Khursid Ahmad, ilmu ekonomi islam adalah, suatu upaya sistematis untuk coba memahami permasalahan ekonomi dan perilaku manusia dalam hubungan dengan permasalahan tersebut di sudut pandang islam.
  • M.N. Siddiqi, ilmu ekonomi islam adalah respon "para pemikir muslim  terhadap tantangan ekonomi islam zaman mereka di bantu oleh al-quran dan As sunnah maupun akal dan pengalaman.
  • M. Akram Khan, ilmu ekonomi islam bertujuan mempelajari kesejahteraan manusia yang di capai dengan mengorganisir sumber-sumber daya bumi atas dasar kerjasama dan partipasi.

Sejarah Ekonomi islam

Islam dalam agama kita adalah sebuah agama yang di wujudkan langsung oleh allah melalui perantara para rosul sebagai agama yang sempurna, hukum dan keteraturan yang di berikan kepada umat manusia setiap sendi kehidupannya dalam prinsip kerahmatan kerahmatan kepada seluruh alam. Kesempurnaan itulah yang memberikan gambaran bahwa bukan hanya sebagai agama, namun islam juga merupakan kerangka berfikir, pedoman bertindak, serta sistem kehidupan umat manusia.

Islam telah mengatur setiap sendi kehidupan manusia mulai dari sesuatu yang paling dasar, asasi sampai pada sesuatu yang membutuhkan pemaknaan dan kedalaman berfikir untuk mengembangkan segala keteraturan tersebut. Salah satu sendi kehidupan manusia yg potensial seperti hanya ekonomi juga tak luput dari jangkawan keteraturannya. Ekonomi islam merupakan derifasi dari pada islam itu sendiri, maka ekonomi islam merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dari islam dan akan senantiasa mengikuti islam dalam setiap aspek dan pengembangannya.

Ekonomi islam menggabungkan antara prinsip ilahiyah dengan prinsip insaniyah dimna di antara keduanya terdapat jembatan kehidupan (hajat hidup) yang menghubungkan. 

Ekonomi islam juga merupakan satu bentuk integral dalam mewadahi dua kekuatan besar yang mempengaruhi kehidupan dunia, yakni ekonomi dan agama. Terintegrasikannya dua kekuatan besar dalam satu wadah ekonomi islam merupakan penyatuan kembali bahwa kehidupan ini  berhulu dan muara pada yang satu, allah swt sebagai prinsip tauhid. Prinsip tauhid merupakan adanya kesatuan alam semesta, kesatuan kebenaran dan pengetahuan serta kesatuan hidup atas dasar allah dan menuju kepada allah.

Ekonomi islam dan perkembangannya yaitu teori dan praktik ekonomi islam merupakan usaha pengejawantahan visi islam rahmatan lil 'alamin, kebaikan,keseimbangan, kesejahteraan dan kemakmuran alam semesta, di mana setiap makhluk hidup dan segala ciptaannya hidup dan berada di dalamnya, terutama manusia dan makhluk hidup yang di pasrahkan allah untuk menjaga bumi dengan segala keteraturannya. Di dalam ekonomi islam terdapat du bentuk interaksi dengan sesama dengan interaksi horizontal. 

Dua interaksi tersebut kemudian ditopang dengan prinsip-prinsip islam lain seperti halnya keseimbangan, sehingga tidak lagi di temukn adanya perbedaan serta kesenjangan khususnya dalam dinamika sosial. 

Tidak ada penindasan antara pemilik modal dan pekerja, tidak ada eksploitasi sumber daya alam yang berujung pada kerusakan alam dan ekosistem, tidak produksi yang hanya mengincar keuntungan tanpa memperhitungkan kelangsungan hidup di masa depan, tidak ada konsumsi yang hanya mengacu pada keinginan dan nafsu,tidak ada yang berlebihan tidak ada jurang pemisah yang teramat lebar dan dalam antara orang kaya dan orang miskin dan lain sebagainya. Visi islam tersebutlah yang berusaha di wujudkan sehingga manusia menemukan harmonisasi dalam kehidupan, kebahagiaan dan kesejahteraan di dunia maupun di akhirat.

  • Tahap pertama (632-656)
  • Tahap atau fase ini merupakan fase yang terjadi pada zaman rosulullah saw. Perkembangan pemikiran ekonomi pada masa ini memiliki intensitas yang tinggi pada periode makkah Rosullullah dan masyrakat muslim masih belum sempat membangun perekonomiannya.

Apa yang di gagas oleh para tokoh ekonomi sebelumnya nanpak bahwa terdapat dialektika yang saling melengkapi dan mengkonter. Ketika locke mengatakan bahwa manusia mempunyai hak alami atas kebebasan dan properti, smith meneruskannya bahwa hak alami itu berorientasi pada naluri manusia dalam mengejar kepentingan pribadinya (self interestnya). Demikian juga hakikatnya kesejahteraan tidak ditemukan dalam konsep para pemikir barat yang menggali pemikiran darwin dan merumuskannya dengan teori "Darwinisme Sosial".

Teori dari ulasn di atas dapat di tarik benang merah bahwa pembincangan tentang kesejahteraan yang di bangun melalui hak alami atas ke bebasan dn properti yang di konsepsikan oleh para teoritisi terdahulu belum menukik pada upaya penciptaan kesejahteraan yang pas dan menaungi semua pihak dengan tanpa eksploitatif bagi masyarakat banyak, golongn para pejundang, atau bagi golongan kaya sendiri. Oleh karena itu, orang kaya harus memberikan sedekahnya kepada mereka yang tidak mampu atau serba kekurangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun