Mohon tunggu...
Andrizal Mxp
Andrizal Mxp Mohon Tunggu... -

Labelled MXP Till Death

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Public Relations ala Nabi Muhammad SAW (Part 2)

24 Agustus 2015   16:15 Diperbarui: 24 Agustus 2015   17:27 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dibagian pertama telah diuraikan kekuatan sifat dari dalam diri Nabi Muhammad SAW yang membantu kesuksesannya dalam menyebarkan/mengkomunikasikan Islam sehingga umat menaruh kepercayaan pada kebenaran serta keluhuran ajaran Islam. Apalagi yang menjadi resep sukses beliau?...

Kedua, Nabi Muhammad SAW memahami dan telah mempraktikkan konsep REACH sebagai efektivitas komunikasi. Secara teoritis proses komunikasi akan berjalan efektif, lancar, dan menguntungkan jika di dalamnya termuat lima hukum komunikasi efektif yang terangkum dalam kata REACH, yang berarti;

  • Respect, rasa hormat dan saling menghargai.
  • Empathy, kemampuan untuk menempatkan diri pada kondisi yang dihadapi oleh orang lain, termasuk tenggang rasa, pengertian, sensitivitas, dan dapat merasakan.
  • Audible, dapat dimengerti dengan baik oleh lawan bicara.
  • Clearity, pesan yang disampaikan oleh komunikan tersebut jelas dan tidak ada yang ditutup-tutupi (transparan).
  • Humble, rendah hati, ma u melayani, rela memaafkan, lemah lembut, tidak menyalahkan, dan tidak memojokkan atau menyerang orang lain.

Seseorang atau kelompok yang mampu mempraktikkan pola komunikasi berdasarkan konsep di atas akan memiliki peluang besar untuk menjadi komunikator andal yang disukai. Sebagai dampaknya, ia akan lebih mudah untuk mempengaruhi, mengarahkan serta mengendalikan orang lain sesuai keinginan dirinya. Sebagaimana hadist telah meriwayatkan sebuah kisah berikut.

Pada suatu hari ada seorang pemuda yang datang kepada Nabi Muhammad SAW dan Ia berniat untuk masuk Islam. Meskipun pemuda tersebut berniat untuk masuk Islam, namun di balik keinginannya itu, Ia mengajukan satu syarat yang sangat tidak rasional kepada Nabi Muhammad SAW, yaitu meminta agar beliau tidak melarangnya untuk berzina. Mendengar permintaan tersebut, Nabi Muhammad SAW tidak langsung marah, beliau justru tersenyum dan tidak memarahi pemuda tersebut, beliau akhirnya mengajak si pemuda berdialog.

“Wahai anak muda, mendekatlah!” Ucap Nabi Muhammad SAW

Pemuda itu pun kemudian mendekat

“Duduklah!” Nabi Muhammad SAW. berkata kepada pemuda itu.

“Wahai pemuda, maukah kamu jika itu (zina) terjadi pada ibumu?” tanya Nabi Muhammad SAW.

“Tidak. Demi Allah, aku tidak rela!” jawab si pemuda.

“Demikian pula seluruh manusia, tidak suka zina terjadi pada ibu-ibu mereka,” tegas Nabi Muhammad SAW.

Kemudian, Nabi Muhammad SAW pun bertanya lagi, “Maukah kamu jika itu terjadi pada anak perempuanmu?”

Pemuda itu lagi-lagi menjawab tidak. Kemudian, Nabi Muhammad SAW bertanya bagaimana jika itu terjadi kepada saudara perempuan dan bibinya. Jawaban pemuda itu pun tetap sama: tidak rela.

Nabi Muhammad SAW kemudian meletakkan tangannya di atas bahu pemuda itu sambil berdoa, “Ya Allah, sucikanlah hati pemuda ini. Ampunilah dosanya dan peliharalah dia dari zina.”

Lalu, apa yang terjadi setelah pemuda tersebut berdialog dengan Nabi Muhammad SAW? setelah peristiwa itu, terjadi perubahan drastis pada diri si pemuda. Pada saat itu, tidak ada perbuatan yang paling dibenci oleh pemuda itu selain melakukan zina.

Menilik kisah tersebut, dapat kita ketahui bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad SAW memiliki kepiawaian komunikasi efektif dan kemampuan dalam mengemas pesan yang ingin disampaikan serta mampu mempengaruhi lawan bicaranya. Jika dialog tersebut dikorelasikan dengan lima hukum komunikasi efektif (REACH), maka dapat ditemukan waujud implementasi atau praktik kelima unsur tersebut dalam komunikasi ala Nabi Muhammad SAW tersebut.

Pertama, Nabi Muhammad SAW memperlakukan pemuda tersebut dengan begitu hormat. Beliau tetap menghargai pemuda itu (respect) meskipun permintaannya sangat tidak etis. Terbukti, beliau tidak memarahinya.

Kedua, Nabi Muhammad SAW berusaha untuk merasakan apa yang ada dalam hati si pemuda (empathy), sehingga beliau tidak bersikap frontal, menyerang, dan menyalahkan. Andai saja Nabi Muhammad SAW langsung mengatakan tidak boleh, haram, terkutuk, lancang, atau kata-kata kasar lainnya, maka besar kemungkinan si pemuda justru akan mundur dan mengurungkan niatnya untuk masuk agama Islam.

Ketiga dan Keempat, Nabi Muhammad SAW menyampaikan pesan dengan sangat mudah dimengerti dan sesuai dengan pemahaman si pemuda dengan jelas (audible) serta penuh keterbukaan (clearity). Hal ini sebenarnya merupakan teknik persuasif agar pemuda tersebut sadar dan merasakan ketenangan dan bukan beban yang ia dapatkan.

Kelima, Nabi Muhammad SAW menjalin komunikasi dengan landasan akhlak mulia (humble), rendah hati, lemah lembut, rela memaafkan, mau mendengarkan, dan penuh pengendalian diri. Meskipun Nabi Muhammad SAW memahami bahwa zina itu haram, beliau tidak langsung memberikan dalil ihwal haramnya zina dan akibat-akibat buruk yang ditimbulkannya. Beliau cukup menyentuh hati dan pikiran si pemuda, sehingga keinginannya berubah seratus delapan puluh derajat.

Kemudian apalagi yang menjadi resep rahasia Nabi Muhammad SAW? Baca part 3

 

Sumber: Iqra’ al-firdaus, 2013. Kiat hebat Public Relations ala Nabi Muhammad SAW. Yogyakarta: Najah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun