Contohnya saja seperti Tunas Nusa Harapan yang sebelumnya ditakuti di Divisi Utama PSSI mengalami degradasi, sementara Boedi Oetomo Moeda yang ditangani YB Soegiyanto juga mengalami hal yang sama, padahal klub ini ditangani secara serius dan tunjangan dana yang bisa dibilang cukup besar. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa klub merupakan penunjang utama perserikatan, dalam membentuk satu tim yang tangguh dan disegani lawan. Bila klub tidak memiliki pelatih yang 'handal' dan bisa menjadi panutan pemain, jelas perserikatan yang menjadi induk klub tersebut akan kesulitan dalam membentuk satu tim yang tangguh.
3.) Prestasi yang DIimpikan Tak Kunjung Teraih
Jika masa penantian PSIM untuk lebih berkiprah di kancah sepak bola nasional menunggu hingga 60 tahun setelah tahun 1932, memang dapat dikatakan sebagai satu masa yang cukup lama. Sebenarnya Yogyakarta yang menjadi tempat kelahiran organisasi tertua dan terbesar di tanah air, memiliki potensi untuk berkembang seiring perkembangan zaman. Pada era Profesor Dr. Sardjono menjadi pelatih, sepak bola di DIY berhasil masuk delapan besar Indonesia, namun pada saat itu belum ada pembagian Divisi seperti sekarang. Mungkin ini menjadi kendala pada saat itu kenapa sepak bola daerah sangat sulit untuk muncul ke permukaan.
Dibawah pimpinan Ir. Dasron Hamid MSc, PSIM mengembangkan diri berdsarkan tiga patokan yaitu, konsolidasi organisasi, pembinaan tim, dan melancarkan roda kompetisi. Sejak berkecimpung di PSIM tahun 1975 saat ketua umum PSIM dipimpin Sojo Budiarto, dan kemudian di jabat oleh Achmad pada tahun 1985 - 1988 yang diperpanjang satu periode 1988 - 1992.
Diawal kepengurusan Ir. Dasron Hamid MSc memulai pertarungan dari kampung ke kampung untuk menerobos ke Divisi 1 PSSI. Mendapat campur tangan dari Soewardi (mantan Danrem 072/Pamungkas) dan Tuswandi (mantan Dandim Yogyakarta) membuat PSIM mulai mengenal kompetisi yang semakin ketat. Pada zamannya Mellius Mau dan kawan - kawan, peluang lolos ke Divisi Utama PSSI sebenarnya ada, saat Persija dan Persema terdegradasi. Namun sayangnya PSSI berhasil mengutak - utik peraturan agar Persija tidak terdegradasi ke Divisi 1 PSSI, hingga dilangsungkan pertandingan promosi degradasi, dimana Persiba Balikpapan mendampingi Persija promosi ke Divisi Utama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H