Mohon tunggu...
Mikey
Mikey Mohon Tunggu... Lainnya - Hhh

Uuuu

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filosofi Ku Terhadap Cinta

2 Juli 2024   18:50 Diperbarui: 2 Juli 2024   18:52 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Cinta, apa itu cinta? Cinta adalah sebuah perasaan yang tak dapat digambarkan, tak dapat dirangkai dengan kata-kata yang indah, karena semua itu kiranya sangat tak cukup untuk menggambarkan apa itu cinta. Karena itulah, cinta itu sangat subjektif. Karena cinta itu sangat subjektif, maka patutlah dikatakan bahwa pendefinisian dan alasan cinta seseorang dengan seseorang yang lain itu berbeda. Bisa saja si A mengatakan, 'Aku mencintai si B karena dia cantik,' dan bisa saja si C mencintai si D karena alasan yang tak sama dengan si A. Begitulah cinta, yang sukar untuk didefinisikan, yang sukar untuk diukur karena ia tak terlihat. Namun, cinta itu bisa terlihat lewat pembuktian nyata dan perjuangan mendapatkan si pujaan hati.
 

Begitu indahnya cinta, sehingga semua manusia dapat merasakan cinta sebelum ajal menjemputnya. Namun, tak semua manusia bisa bercinta dengan sehat. Karena sudah tak terhitung banyaknya manusia yang saling cinta tapi atas alasan kehewanan. Mereka bercinta tetapi ternyata hanya sekedar ingin melampiaskan nafsu mereka. Setelah itu mereka dapatkan, apalah artinya mereka bersama. Karena jika cuma kepuasan nafsu yang mereka kejar, maka berapa tahun kah pasangan mereka bisa melayani nafsu hewan mereka itu. Maka, apa yang sebenarnya baik menjadi alasan dalam bercinta. Aku tak tahu, namun aku melihat bahwa cinta itu akan kuat dengan ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan. Kalau kita bercinta hanya karena seks, maka setelah pasangan tua apalah yang bisa kita harapkan lagi dari dia. Kalau kita bercinta hanya karena harta, lalu harta itu habis, apakah kita akan meninggalkan pasangan kita seperti istri Nabi Ayyub AS. Tetapi, jika kita bercinta berlandaskan pada pengetahuan dan kebijaksanaan, maka bahagia lah kita. Karena ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan dalam hidup adalah keutamaan yang sangat penting. Sehingga dengan ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan serta cinta, manusia bisa maju dan bertahan hidup sampai abad ini.
 

Banyak perceraian yang terjadi bukan karena tak cinta, namun tak tahu akan pasangannya sendiri. Maka, pentinglah kiranya pengetahuan tentang manusia kita pelajari. Si lelaki mempelajari wanitanya, dan si wanita mempelajari lelakinya. Karena dengan begitu maka akan timbullah rasa pengertian yang kuat antara pasangan, dan semua itu harus dilandaskan dengan pengetahuan. Cinta yang sejati bukan datang dari hati, seks, harta, dan sejenisnya. Tetapi, cinta yang sejati datang dari pengertian dan melandaskan cinta dengan pengetahuan yang banyak."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun