Mohon tunggu...
Mikey
Mikey Mohon Tunggu... Lainnya - Hhh

Uuuu

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kritik Sistem Kapitalisme: Kekayaan dalam Bayangan Kehancuran Moral dan Kerusakan Alam

1 Mei 2024   11:46 Diperbarui: 1 Mei 2024   16:26 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kekayaan atau menjadi kaya merupakan impian semua manusia di dunia ini. Tidak ada manusia yang tidak ingin kaya, sehingga mereka rela melakukan segala cara untuk mendapatkan kekayaan yang melimpah. Walau terkadang cara mendapatkan kekayaan itu dengan cara merugi pihak lain, seperti korupsi, deforestasi, eksploitasi sumber daya alam, dan membuat kaum miskin semakin tertindas. Semua cara ini meski terkesan curang, akan mereka lakukan demi menumpuk kekayaan. Akan tetapi, dengan kekayaan yang diperoleh dengan cara curang ini, justru membuat saya khawatir dengan jiwa kemanusiaan dan kondisi alam yang terus mengalami degradasi yang signifikan. Saya sadar bahwa kekayaan itu perlu sebagai bentuk dari kemandirian. Namun, dengan melihat realita sekarang kekhawatiran saya semakin besar. Mengapa? Sistem kapitalisme telah membuat manusia menjadi kaya, namun di saat bersamaan menghancurkan manusia itu sendiri.

Bayangkan saja dengan sistem kapitalisme. Banyak rumah mewah yang bertebaran, tetapi di saat yang sama pemukiman yang kumuh turut menghiasinya. Pengambilan sumber daya alam yang terus dilakukan demi kekayaan segelintir pihak, namun lagi-lagi hal ini membuat kerusakan alam semakin terlihat di pelupuk mata saya. Praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme menjadi hal lazim di kalangan pemerintah yang membuat banyak rakyat menderita. Namun, semua itu akan terus dilakukan karena manusia tak pernah merasa puas dengan apa yang mereka miliki. Sehingga meski harus menggunakan cara curang,  mereka tetap melakukannya demi menjadi kaya.

Saya merasakan ketakutan yang mendalam. Jika, kekayaan alam terus-menerus diambil tanpa ada kompensasi suatu saat bisa saja membuat alam ini murka kepada manusia yang serakah. Pemanasan global telah menjadi bukti nyata bahwa kekayaan dengan merampas sumber daya alam justru merupakan hal yang menghancurkan kehidupan manusia. Mobil mewah dan motor dengan harga fantastis terus dibeli oleh orang kaya, namun sayangnya, mereka tidak sadar bahwa itu menyumbang polusi dan mencemari udara di alam ini. Pemerintah yang terus-terusan melakukan korupsi demi membuat hidup mereka makmur. Namun demikian, di saat bersamaan hal itu membuat rakyat mereka semakin kelaparan dan menderita. 

Apakah kekayaan dengan cara di atas adalah kekayaan yang kita inginkan? Kekayaan yang diperoleh dengan cara merusak alam. Kekayaan yang diperoleh dengan cara yang haram. Apakah kekayaan semacam ini yang kita inginkan, yang telah membuat jiwa kemanusiaan kita mengalami dekadensi, dan alam kita semakin rusak dari hari ke hari!? Sampai kapan kita harus merusak alam ini, demi kekayaan? Sampai kapan pejabat kita terus menjadi kaya dengan korupsi, dan membuat rakyat mereka menderita? Tak ada gunanya, kekayaan jika alam sudah rusak! Tak berguna juga kekayaan itu, jika jiwa kemanusiaan kita hilang! Menurut saya, sistem kekayaan dengan kapitalisme harus di revolusi segera! Kita harus bersama-sama menciptakan sistem ekonomi yang lebih adil buat semua manusia dan menjaga kelestarian alam ini. Agar generasi selanjutnya mendapatkan bumi yang masih indah, walau sekarang sedang mengalami kesakitan yang dalam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun