Mohon tunggu...
Rizal Mutaqin
Rizal Mutaqin Mohon Tunggu... Tentara - Founder Bhumi Literasi Anak Bangsa | Dewan Pengawas Sparko Indonesia

Semua Orang Akan Mati Kecuali Karyanya

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Menemukan Kebijaksanaan Dalam Penilaian Hidup

18 Desember 2024   07:56 Diperbarui: 18 Desember 2024   07:56 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hidup sering kali menjadi perjalanan yang penuh dengan penilaian, baik dari diri sendiri maupun dari orang lain. Dalam proses ini, kita sering terjebak pada asumsi bahwa nilai diri kita ditentukan oleh opini sekitar. Seperti yang diungkapkan oleh Kolonel Laut (KH) Bayu Kurnianto, "Tetap tenang, jika engkau dinilai BAIK karena ketidakberdayaanmu, dan engkau dinilai BURUK saat kau memiliki sedikit daya untuk berbuat BAIK. Inilah HIDUP." Kalimat ini mengajarkan kebijaksanaan dalam menghadapi dinamika kehidupan yang tidak selalu adil.

Pesan ini mengingatkan kita bahwa penilaian orang lain sering kali tidak mencerminkan kebenaran sejati. Ketika seseorang berada dalam ketidakberdayaan, ia sering dipandang baik karena dianggap tidak memiliki pilihan untuk berbuat buruk. Namun, ketika seseorang mulai memiliki kekuatan atau pengaruh, segala tindakannya lebih mudah dikritik. Ini adalah realitas hidup yang harus diterima dengan lapang dada.

Ketidakberdayaan bukanlah kelemahan, tetapi situasi yang sering membuat orang lain melihat kita dengan rasa simpati. Sebaliknya, memiliki kekuatan menuntut tanggung jawab yang lebih besar. Ketika kita mampu berbuat baik, tidak semua orang akan melihat niat tulus kita. Ada kalanya niat baik justru disalahartikan sebagai bentuk manipulasi atau ambisi pribadi.

Dalam menghadapi penilaian ini, ketenangan adalah kunci utama. Tetap tenang bukan berarti pasrah, melainkan memilih untuk tidak bereaksi berlebihan terhadap opini orang lain. Hidup akan selalu penuh dengan dualitas: baik dan buruk, lemah dan kuat, dipuji dan dikritik. Ketenangan memungkinkan kita untuk tetap fokus pada tujuan hidup tanpa terjebak dalam permainan persepsi.

Penilaian buruk yang datang saat kita memiliki kekuatan sering kali menjadi ujian karakter. Ini adalah momen di mana integritas kita diuji. Apakah kita akan terus berbuat baik meskipun tidak dihargai? Ataukah kita akan menyerah pada opini negatif dan kehilangan arah? Di sinilah pentingnya memiliki prinsip yang kokoh sebagai fondasi kehidupan.

Kehidupan memang tidak selalu adil, tetapi kita memiliki kendali penuh atas bagaimana kita meresponsnya. Jika kita fokus pada nilai-nilai yang benar, seperti kejujuran, empati, dan kerja keras, maka opini orang lain tidak akan menggoyahkan kita. Penilaian buruk tidak akan mengubah kebaikan yang kita lakukan, selama kita yakin bahwa apa yang kita lakukan benar di mata Tuhan dan hati nurani kita.

Kebijaksanaan dalam hidup tidak datang dari pengakuan orang lain, tetapi dari kedewasaan dalam menerima bahwa penilaian adalah bagian tak terpisahkan dari hidup. Setiap orang memiliki perspektif yang berbeda, dan tidak mungkin memenuhi ekspektasi semua orang. Menerima kenyataan ini akan membebaskan kita dari beban yang tidak perlu.

Hidup adalah tentang perjalanan menjadi versi terbaik dari diri kita sendiri. Dalam perjalanan ini, ada kalanya kita akan disalahpahami, bahkan oleh orang-orang terdekat. Namun, jangan biarkan hal itu membuat kita kehilangan semangat untuk terus berbuat baik. Kebaikan sejati tidak membutuhkan pengakuan, karena nilainya terletak pada dampaknya, bukan pada apresiasi.

Seperti kata Kolonel Bayu Kurnianto, inilah hidup. Hidup tidak akan selalu berjalan sesuai harapan kita. Akan ada penilaian baik dan buruk, pujian dan kritik, penerimaan dan penolakan. Namun, tugas kita adalah tetap berjalan dengan tenang, menjalani hidup dengan integritas, dan terus berbuat baik tanpa mengharapkan balasan.

Hidup yang penuh penilaian sebenarnya adalah ladang pembelajaran bagi kita untuk tumbuh menjadi lebih bijaksana dan kuat. Saat kita mampu tetap tenang dalam menghadapi segala macam penilaian, kita telah memenangkan perjuangan terbesar dalam hidup ini---mengendalikan diri sendiri. Pada akhirnya, yang terpenting bukanlah apa yang orang lain pikirkan tentang kita, melainkan bagaimana kita hidup sesuai dengan nilai-nilai yang kita yakini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun