Literasi bukan sekedar kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga menjadi kunci untuk membebaskan pikiran, mendorong kesetaraan, dan membangun masa depan yang lebih baik. Di seluruh dunia, terdapat tokoh-tokoh inspiratif yang menggunakan literasi sebagai senjata mereka untuk memajukan masyarakat. Dari Indonesia hingga Afrika Selatan, berikut adalah beberapa sosok yang telah membuktikan bahwa pendidikan dan literasi bisa mengubah dunia.
Salah satu tokoh paling berpengaruh di Indonesia dalam dunia literasi adalah Ki Hadjar Dewantara. Sebagai Bapak Pendidikan Nasional, ia dikenal dengan filosofi "Ing Ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani," yang mengajarkan pentingnya pemimpin menjadi teladan, memotivasi di tengah, dan mendukung dari belakang. Gagasannya ini menjadi landasan bagi perkembangan pendidikan di Indonesia, khususnya dalam membuka akses literasi bagi semua lapisan masyarakat.
Tokoh lainnya yang tak kalah legendaris adalah Pramoedya Ananta Toer. Melalui karya-karyanya, ia menggambarkan wajah Indonesia yang terjajah dan menampilkan perjuangan bangsa untuk meraih kebebasan. Karyanya yang terkenal seperti tetralogi "Buru" memperlihatkan bagaimana literasi bisa menjadi alat untuk menyuarakan kebenaran dan melawan ketidakadilan. Pramoedya menggunakan kekuatan kata-kata untuk menggugah kesadaran dan keberanian rakyat Indonesia.
R.A. Kartini juga memberikan dampak besar pada literasi, terutama bagi kaum perempuan. Sebagai pelopor emansipasi wanita, Kartini berjuang agar perempuan Indonesia dapat mengakses pendidikan yang layak. Melalui surat-suratnya yang kemudian dibukukan dalam "Habis Gelap Terbitlah Terang," Kartini menyuarakan pentingnya pendidikan bagi perempuan sebagai cara untuk mencapai kesetaraan. Literasi baginya adalah jendela menuju kebebasan berpikir dan berdaya.
Di panggung dunia, sosok Malala Yousafzai mencuri perhatian sebagai pejuang pendidikan perempuan. Meski usianya masih muda, keberaniannya menentang ketidakadilan di Pakistan telah menginspirasi jutaan orang. Malala memahami bahwa pendidikan adalah hak dasar setiap anak, termasuk perempuan, dan melalui keberaniannya berbicara, ia menjadi simbol perjuangan literasi dan pendidikan bagi anak-anak di seluruh dunia.
Nelson Mandela, pemimpin Afrika Selatan yang dikenal sebagai ikon perjuangan melawan apartheid, juga menekankan pentingnya pendidikan dalam mengubah dunia. "Pendidikan adalah senjata paling ampuh untuk mengubah dunia," katanya. Bagi Mandela, literasi dan pendidikan merupakan alat untuk membebaskan individu dari rantai kebodohan dan ketidakadilan sosial.
Dari para tokoh ini, kita belajar bahwa literasi bukan sekedar aktivitas akademis. Literasi adalah perjuangan, alat untuk mencapai keadilan, kesetaraan, dan kemajuan. Para pemimpin ini telah menunjukkan bahwa dengan pendidikan, seseorang bisa melawan penindasan, membuka peluang, dan memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat.