Aku tersenyum, merasa semangatku kembali membara. Percakapan ini bukan sekedar dialog biasa---ini adalah pelajaran hidup dari seorang pahlawan. Mungkin aku takkan pernah benar-benar terkenal, tapi aku akan menulis dengan semangat yang sama seperti Jenderal Soedirman berjuang untuk kemerdekaan bangsa.
Jenderal berdiri, lalu menepuk pundakku. "Ingat, Nak, penulis yang baik adalah mereka yang menulis untuk masa depan, bukan untuk dikenang hari ini." Setelah berkata begitu, dia menghilang ke dalam malam, meninggalkanku dengan pikiran yang penuh inspirasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H