Mohon tunggu...
Rizal Mutaqin
Rizal Mutaqin Mohon Tunggu... Tentara - Founder Bhumi Literasi Anak Bangsa | Dewan Pengawas Sparko Indonesia

Semua Orang Akan Mati Kecuali Karyanya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tantangan Literasi di Indonesia Tahun 2024

9 Oktober 2024   10:44 Diperbarui: 9 Oktober 2024   10:46 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: Bhumi Literasi Anak Bangsa

Tahun 2024, Indonesia masih menghadapi tantangan besar dalam hal literasi. Skor literasi siswa Indonesia dalam hasil PISA (Programme for International Student Assessment) 2022 menunjukkan penurunan yang signifikan. Pandemi COVID-19 yang melanda dunia turut memperparah situasi ini, memengaruhi kemampuan siswa dalam membaca dan belajar. Kesenjangan akses pendidikan selama pandemi menambah kompleksitas masalah literasi yang dihadapi siswa di berbagai daerah, terutama di wilayah yang sulit mengakses internet dan fasilitas pembelajaran.

Selain dampak pandemi, rendahnya literasi di Indonesia juga terkait erat dengan kurangnya pembiasaan membaca sejak dini. Banyak siswa yang tidak memiliki akses ke buku berkualitas atau lingkungan yang mendukung kegiatan literasi. Di sinilah peran penting orang tua dan keluarga dalam menciptakan suasana yang mendukung perkembangan literasi. Tanpa dukungan dari lingkungan rumah, usaha di sekolah sering kali tidak cukup untuk menanamkan kebiasaan membaca pada anak-anak.

Guru, sebagai garda depan pendidikan, menghadapi tantangan besar dalam menerapkan program literasi di sekolah. Implementasi program literasi membutuhkan komitmen dari seluruh pihak, termasuk kepala sekolah, pemerintah daerah, dan orang tua. Guru sering kali berjuang sendiri untuk meningkatkan kemampuan literasi siswa, padahal dukungan struktural dari berbagai pihak sangat diperlukan untuk memastikan keberhasilan program tersebut. Tanpa sinergi yang kuat, upaya guru tidak akan maksimal.

Pemerintah melalui Kemendikbudristek telah berupaya mendorong literasi digital dan keterampilan berpikir kritis dengan menyelenggarakan berbagai program pelatihan bagi para guru. Langkah ini penting mengingat dunia digital yang terus berkembang dan menuntut keterampilan baru bagi siswa. Namun, tantangan terbesar adalah bagaimana mengintegrasikan literasi digital tanpa mengesampingkan literasi dasar seperti membaca dan menulis, yang menjadi fondasi bagi pendidikan yang lebih lanjut.

Keterlibatan orang tua juga menjadi salah satu kunci penting dalam membangun kebiasaan membaca anak. Orang tua memiliki peran besar dalam memulai budaya literasi sejak dini di rumah. Membiasakan anak-anak untuk membaca buku, bercerita, dan berdiskusi tentang apa yang mereka baca akan membantu meningkatkan keterampilan literasi mereka. Tanpa peran aktif orang tua, sulit bagi anak-anak untuk mengembangkan kebiasaan membaca yang kuat.

Penting untuk disadari bahwa peningkatan literasi tidak bisa dicapai hanya dengan upaya pemerintah atau guru. Diperlukan sinergi dari seluruh elemen masyarakat. Kepala sekolah, pemerintah daerah, dan komunitas literasi harus bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang mendukung budaya membaca di setiap lapisan masyarakat. Pembangunan perpustakaan, program donasi buku, hingga gerakan literasi berbasis masyarakat dapat menjadi solusi nyata yang melibatkan semua pihak.

Dalam jangka panjang, peningkatan literasi juga memiliki dampak langsung pada peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Keterampilan membaca yang baik akan membantu siswa memahami pelajaran dengan lebih mudah, berpikir kritis, serta memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global. Oleh karena itu, investasi dalam program literasi merupakan investasi dalam masa depan bangsa.

Kita perlu mengambil pelajaran dari negara-negara lain yang telah berhasil meningkatkan tingkat literasi mereka melalui kebijakan pendidikan yang progresif dan dukungan yang komprehensif bagi guru serta siswa. Sistem pendidikan yang inklusif dan inovatif harus menjadi prioritas agar literasi Indonesia dapat bangkit dari keterpurukan.

Untuk mencapai perubahan yang signifikan di bidang literasi, dibutuhkan kerja sama semua pihak---guru, pemerintah, orang tua, serta masyarakat luas. Hanya dengan sinergi yang kuat kita dapat mewujudkan Indonesia yang lebih literat dan siap menghadapi tantangan di masa depan. Mari bersama-sama meningkatkan literasi bangsa kita!

Editor: Dwi Shinta Dharmopadni

sumber: Bhumi Literasi Anak Bangsa
sumber: Bhumi Literasi Anak Bangsa

sumber: Bhumi Literasi Anak Bangsa
sumber: Bhumi Literasi Anak Bangsa

sumber: Bhumi Literasi Anak Bangsa
sumber: Bhumi Literasi Anak Bangsa

sumber: Bhumi Literasi Anak Bangsa
sumber: Bhumi Literasi Anak Bangsa

sumber: Bhumi Literasi Anak Bangsa
sumber: Bhumi Literasi Anak Bangsa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun