"Iya, sabar dan ikhlas," jawab Gus Dur sambil mengelus jenggotnya. "Tapi jangan lupa, tetaplah berbuat baik. Orang lain bisa mengambil reputasimu, tapi mereka tidak bisa mengambil kebaikan dalam hatimu. Dan Allah Maha Mengetahui segalanya."
Malam itu, meski hanya dialog imajiner, aku merasa lebih tenang. Seperti Gus Dur berkata, fitnah adalah ujian. Dan dalam ujian, yang terpenting bukan soal siapa yang menang, tapi bagaimana kita tetap menjaga hati kita tetap bersih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!