Mohon tunggu...
Rizal Mutaqin
Rizal Mutaqin Mohon Tunggu... Tentara - Founder Bhumi Literasi Anak Bangsa | Dewan Pengawas Sparko Indonesia

Semua Orang Akan Mati Kecuali Karyanya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pena Lebih Tajam dari Peluru

29 September 2024   19:22 Diperbarui: 30 September 2024   06:42 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Saat saya diundang sebagai narasumber Kartika Podcast, saya menyampaikan pesan penting tentang keberanian menulis, terutama bagi para penulis pemula. Sebagai pendiri Bhumi Literasi Anak Bangsa, saya menciptakan wadah ini agar siapa pun yang ingin menulis, bisa mengekspresikan diri tanpa rasa takut. Menulis bukan hanya tentang menghasilkan karya, tapi juga tentang melatih keberanian dalam menghadapi kritik dan revisi.

Intinya, tidak ada yang salah dalam menulis. Setiap penulis berhak untuk mengeksplorasi ide-idenya tanpa takut akan kesalahan. Koreksi dari editor adalah proses yang wajar dalam dunia literasi, bukan sesuatu yang harus ditakuti. Justru dari proses revisi itulah seorang penulis akan berkembang dan mampu melihat karyanya dari sudut pandang yang lebih objektif.

Sering kali, penulis pemula merasa terhambat oleh ketakutan akan kesalahan. Mereka khawatir apakah karya mereka akan diterima oleh pembaca atau tidak. Namun, saya selalu menekankan bahwa kita harus berani kalau ingin berkembang. Jika kita terus terbelenggu oleh ketakutan, kita tidak akan pernah bisa mencapai potensi terbaik kita.

Pena, dalam hal ini tulisan, memiliki kekuatan yang luar biasa. Ada sebuah ungkapan yang mengatakan bahwa "pena lebih tajam dari peluru". Peluru mungkin hanya bisa menembus satu kepala, tetapi pena bisa menembus jutaan kepala. Dalam setiap tulisan, ada kekuatan untuk mengubah cara berpikir, mempengaruhi persepsi, dan bahkan menggugah perubahan sosial yang masif.

Menulis adalah sebuah kekuatan yang dapat membawa dampak jangka panjang. Di Bhumi Literasi Anak Bangsa, saya mendorong para penulis untuk terus berkarya dan menyadari potensi besar yang ada di tangan mereka. Dengan tulisan, kita tidak hanya berbicara kepada satu orang, tetapi kita bisa berkomunikasi dengan ribuan bahkan jutaan orang di berbagai penjuru dunia.

Setiap tulisan yang dihasilkan adalah sebuah karya yang bernilai. Tentu, akan selalu ada ruang untuk perbaikan, tetapi itu bukan alasan untuk berhenti. Justru itulah kesempatan untuk menjadi lebih baik. Proses menulis, merevisi, dan menerima kritik adalah bagian dari perjalanan untuk menjadi penulis yang handal.

Dengan berani menulis, kita juga berani untuk membuka diri pada perspektif baru. Kita belajar untuk tidak hanya melihat dari sudut pandang pribadi, tetapi juga memahami bagaimana orang lain melihat dunia. Ini adalah kekuatan dari sebuah tulisan, ia mampu menciptakan dialog antara penulis dan pembaca, antara ide dan realitas.

Melalui Bhumi Literasi Anak Bangsa, saya berharap dapat terus memberikan dukungan kepada para penulis pemula untuk tumbuh dan berkembang. Jangan pernah takut untuk menulis. Pena Anda memiliki potensi yang lebih besar dari yang pernah Anda bayangkan. Dalam setiap kata yang Anda tuliskan, ada kekuatan untuk menembus jutaan kepala.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun