Mohon tunggu...
Rizal Mutaqin
Rizal Mutaqin Mohon Tunggu... Tentara - Founder Bhumi Literasi Anak Bangsa | Dewan Pengawas Sparko Indonesia

Semua Orang Akan Mati Kecuali Karyanya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kakek yang Tak Pernah Aku Temui

31 Agustus 2024   08:40 Diperbarui: 31 Agustus 2024   08:47 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam sebuah keluarga, sering kali ada ikatan yang begitu kuat meski terpisah oleh jarak dan waktu. Salah satu kisah yang menarik terjadi pada Mas Bhumi, seorang bocah kecil berusia dua tahun yang memiliki kebiasaan unik: ia sering memanggil-manggil "Kakek." Hal yang membuat ini istimewa adalah kenyataan bahwa kakeknya telah meninggal dunia bahkan sebelum Mas Bhumi ada di rahim bundanya.

Mas Bhumi adalah putra yang penuh cinta dari sebuah keluarga yang hangat. Sejak usianya yang masih sangat dini, ia kerap menyebut-nyebut sosok "Kakek" dalam kesehariannya. Bagi keluarga, ini menjadi momen yang mengharukan sekaligus membingungkan, karena Mas Bhumi tidak pernah bertemu dengan kakeknya secara fisik. Kakeknya telah berpulang ke hadirat Tuhan satu bulan sebelum Mas Bhumi dikandung oleh sang bunda.

Fenomena ini memunculkan berbagai spekulasi di kalangan keluarga. Ada yang percaya bahwa ini adalah bentuk komunikasi spiritual antara Mas Bhumi dengan kakeknya. Meski tak pernah bertemu di dunia nyata, ikatan batin antara keduanya terasa begitu kuat. Kakek Mas Bhumi, yang begitu dicintai dan dihormati dalam keluarga, seakan hadir dalam kehidupan cucunya meskipun hanya melalui panggilan lembut dari bocah kecil tersebut.

Kehadiran kakek dalam hidup Mas Bhumi mungkin tak bisa dilihat secara kasat mata, namun pengaruhnya terasa dalam setiap langkah kecil yang diambil oleh bocah ini. Dalam setiap panggilan "Kakek," ada sentuhan kasih sayang yang melampaui batas-batas dunia ini. Keluarga pun mulai menyadari bahwa kehadiran spiritual sang kakek adalah bentuk perlindungan dan cinta yang terus ada, meski dalam bentuk yang berbeda.

Kebiasaan Mas Bhumi ini juga menjadi sumber kebahagiaan tersendiri bagi keluarganya. Setiap kali Mas Bhumi memanggil "Kakek," ada rasa haru yang menghangatkan hati mereka. Ini seolah menjadi pengingat bahwa meskipun kakek sudah tidak ada secara fisik, cinta dan kenangan tentangnya masih hidup di tengah-tengah mereka. Ini juga menjadi bukti bahwa kasih sayang bisa melampaui ruang dan waktu.

Sebagai seorang anak yang masih polos dan murni, Mas Bhumi mungkin tidak sepenuhnya memahami apa yang ia lakukan. Namun, yang pasti, ia merasakan kehadiran sosok yang begitu dekat dengannya. Ini adalah salah satu misteri kehidupan yang sulit dijelaskan dengan logika, namun begitu nyata dirasakan oleh mereka yang mengalami.

Kisah Mas Bhumi dan panggilan "Kakek" ini juga memberi pelajaran berharga tentang arti cinta keluarga. Cinta yang tulus dan murni tidak mengenal batasan, baik itu batasan waktu maupun ruang. Hubungan antara Mas Bhumi dan kakeknya menjadi simbol dari kasih yang abadi, yang tak terputus meski terpisah oleh alam yang berbeda.

Fenomena ini juga menggambarkan betapa kuatnya ikatan batin antara anggota keluarga, bahkan mereka yang telah pergi mendahului. Bagi keluarga Mas Bhumi, kehadiran sang kakek yang dirasakan melalui panggilan cucunya adalah berkah yang tak ternilai. Ini memberi mereka keyakinan bahwa sang kakek terus menjaga dan melindungi cucunya dari tempat yang jauh di atas sana.

Kisah ini mengajarkan kita semua bahwa cinta keluarga tidak akan pernah pudar, meskipun orang yang kita cintai telah tiada. Hubungan yang dibangun oleh kenangan, doa, dan kasih sayang akan selalu ada, memberikan kekuatan dan kedamaian bagi mereka yang ditinggalkan. Mas Bhumi, dengan polosnya, telah mengajarkan kepada keluarganya dan kepada kita semua tentang keabadian cinta yang tidak mengenal batas.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun