Mohon tunggu...
Rizal Mutaqin
Rizal Mutaqin Mohon Tunggu... Tentara - Bhumi Literasi Anak Bangsa

Semua Orang Akan Mati Kecuali Karyanya

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Mengatasi Rasa Sakit

16 Juli 2024   10:03 Diperbarui: 16 Juli 2024   10:06 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: ig @bhumi.literasi

Pada hari Senin, 24 Juni 2024, akun Instagram Bhumi Literasi Anak Bangsa (@bhumi.literasi) mempublikasikan sebuah kutipan dari Eka Wira Dharmawan, yang dikenal sebagai King of Sparko. Kutipan tersebut menyatakan, "Sakit itu hanya di pikiran kamu, dan semua itu hanya ilusi." Pernyataan ini menimbulkan berbagai reaksi dan pemikiran di kalangan pengikutnya, dan memicu diskusi tentang bagaimana kita memahami dan mengatasi rasa sakit.
Eka Wira Dharmawan, dengan julukannya sebagai King of Sparko, dikenal sebagai figur yang memiliki pandangan unik tentang kehidupan dan kesehatan. Sparko, yang merujuk pada kombinasi kebugaran fisik dan mental, menjadi platform bagi Eka untuk menyebarkan pandangannya. Menurutnya, rasa sakit seringkali lebih bersifat mental daripada fisik, dan pemahaman ini dapat mengubah cara seseorang meresponsnya.

Pernyataan Eka bahwa sakit adalah ilusi menekankan kekuatan pikiran dalam menghadapi rasa sakit. Ini bukan berarti mengabaikan rasa sakit fisik yang nyata, tetapi lebih pada bagaimana persepsi kita terhadap rasa sakit dapat mempengaruhi intensitas dan dampaknya. Banyak penelitian dalam bidang psikologi dan neuroscience mendukung pandangan bahwa otak memainkan peran penting dalam merasakan dan mengelola rasa sakit.

Dalam konteks terapi dan pengobatan, pemahaman bahwa rasa sakit bisa dikendalikan melalui pikiran membuka peluang baru. Teknik seperti meditasi, mindfulness, dan hipnosis telah digunakan untuk membantu pasien mengelola rasa sakit kronis. Dengan menekankan bahwa rasa sakit adalah ilusi, Eka mendorong orang untuk mengeksplorasi metode ini sebagai bagian dari proses penyembuhan.

Selain itu, pandangan Eka juga relevan dalam konteks motivasi dan pengembangan diri. Mengatasi rasa sakit, baik fisik maupun emosional, adalah bagian dari perjalanan hidup yang harus dilalui. Dengan melihat rasa sakit sebagai sesuatu yang bisa diatasi melalui kekuatan pikiran, seseorang dapat lebih termotivasi untuk tetap berjuang dan tidak menyerah pada keadaan.

Respon dari para pengikut akun Instagram Bhumi Literasi Anak Bangsa menunjukkan beragam pendapat. Ada yang merasa terinspirasi oleh pandangan Eka, sementara yang lain merasa skeptis. Namun, diskusi yang muncul adalah tanda bahwa topik ini penting dan relevan bagi banyak orang. Menghadapi rasa sakit adalah pengalaman universal, dan cara kita menghadapinya bisa sangat beragam.

Sebagai seorang tokoh publik, Eka Wira Dharmawan menggunakan platformnya untuk menyebarkan pandangan yang mendorong orang untuk berpikir lebih dalam tentang kesehatan mental dan fisik. Kutipan yang dipublikasikan oleh Bhumi Literasi Anak Bangsa tidak hanya menjadi bahan diskusi, tetapi juga refleksi bagi banyak orang tentang bagaimana mereka menghadapi tantangan dalam hidup.

Penggunaan media sosial sebagai alat untuk menyebarkan pandangan dan inspirasi adalah salah satu cara efektif di era digital ini. Bhumi Literasi Anak Bangsa, dengan akun Instagramnya, telah berhasil menjembatani pesan Eka kepada audiens yang lebih luas, menciptakan ruang bagi diskusi yang bermanfaat.

Pada akhirnya, pandangan Eka Wira Dharmawan tentang rasa sakit sebagai ilusi adalah ajakan untuk melihat kembali bagaimana kita merespons rasa sakit dalam kehidupan kita. Ini adalah pengingat bahwa kekuatan pikiran kita sangat besar, dan dengan perspektif yang tepat, kita bisa mengatasi berbagai tantangan yang kita hadapi.

Dengan terus menyebarkan pandangan ini, Eka Wira Dharmawan dan Bhumi Literasi Anak Bangsa berperan penting dalam mempromosikan kesehatan mental dan fisik yang lebih baik. Pesan ini adalah langkah kecil namun signifikan menuju masyarakat yang lebih sadar dan tangguh dalam menghadapi rasa sakit dan tantangan hidup.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun