Mohon tunggu...
Rizal Mutaqin
Rizal Mutaqin Mohon Tunggu... Tentara - Bhumi Literasi Anak Bangsa

Semua Orang Akan Mati Kecuali Karyanya

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Angkringan Pak Madha

30 April 2024   07:51 Diperbarui: 30 April 2024   07:55 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

copyright @angkringanpakmadha

Di sudut jalan yang sepi redup,
Terhampar warung kecil sederhana.
Angkringan Pak Madha, namanya terpampang,
Tempat rindu berjumpa di senja yang syahdu.

Di balik tirai malam yang gelap gulita,
Bak cahaya temaram, obor menyala redup.
Pak Madha menanti dengan senyum ramahnya,
Menyambut setiap langkah yang datang mendekat.

Di sini, aroma kopi menyapa,
Merangkul lelah dan resah yang mendalam.
Sajian sate dan nasi kucing menggoda,
Menyulut selera dan kenangan yang damai.

Di antara percakapan dan canda tawa,
Bertautlah cerita-cerita kehidupan.
Di Angkringan Pak Madha, tak ada batas,
Setiap jiwa diterima dengan hangat dan leluasa.

Biarlah malam berlalu dengan pelan,
Di sini, waktu bagai lenyap tak terasa.
Angkringan Pak Madha, tempat berlabuh hati,
Di bawah langit yang penuh bintang menyala.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun