Mohon tunggu...
Rizal Musyadad
Rizal Musyadad Mohon Tunggu... Teknisi - Lulusan bidang keilmuan pendidikan keuruan

Saya Rizal Musyadad lulusan bidang keilmuan pendidikan dan kejuruan program studi Pendidikan teknik bangunan dengan lulusan berpredikat pujian (cumlaude). Saya menggambarkan diri saya sebagai seorang yang pantang menyerah, menyukai tantangan, adaptif, memiliki keterampilan kepemimpinan, dan komunikasi yang baik. Dikombinasikan dengan pengalaman, saya yakin bahwa saya dapat memberikan kontribusi yang berharga bagi perusahaan bapak/ibu. Saya telah menyelesaikan studi S1 Pendidikan Teknik Bangunan di Universitas Sebelas Maret Tahun 2024. Selama masa studi, saya berfokus pada bidang konstruksi dan topik-topik setara lainnya yang dibahas secara ekstensif. Saya juga berpengalaman pada organisasi kampus yang membentuk saya dalam kepemimpinan dan kerja sama tim.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hidupkanlah Agama, Bukan Mencari Kehidupan di Balik Nama Agama

3 Desember 2024   23:02 Diperbarui: 3 Desember 2024   23:02 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

GUS MIFTAH 

“G0bl0k kamu gus” 

maaf itu spontan dan hanya guyonan semata, intermezzo

Karena sebenarnya aku tuh penggemar berat kamu Gus… bahkan kamu jadi utusan presiden bidang kerukunan aja aku “TIDAK SETUJU’’ karena ga cocok sama sifat dan kepribadian kamu gus.

Apapun argumen pembelaan darinya, dari orang-orang yang ada disekitarnya yang duduk bersamanya sembari tertawa terbahak-bahak seolah-olah menormalisasi cacian, penghinaan dan merendahkan martabat orang lain. Apa seperti itu sikap seorang pemuka agama? Gus?

Berbahagialah bagi kita yang makan dari keringat sendiri, bukan karena menghamba apalagi menjilat pada kursi kekuasaan.

“Tonton sampai akhir, Gus Miftah itu sering banget borong para bakul termasuk bakul (es teh), melariskan para pedagang… 

Malah aku takut membantunya itu hanya sebatas pencitraan, tapi sifat aslinya ya seperti itu merendahkan dan menghina orang lain, dengan kemasan guyonan... Semoga segera tersntuh hatinya gus, mengevaluasi diri, dan tidak mengulangi kejadian memalukan seperti itu. 

Aku membayangkan bagaimana jika itu ayah kita, ia sedang kerja keras cari nafkah untuk anak-istrinya, namun harus kuat dengan hujatan dan cacian. bahkan harus kuat menahan rasa malu didepan orang banyak yang sedang menertawakannya. 

memang jadi laki-laki itu tidak hanya harus banting tulang, kuat jiwa dan raga, tapi juga harus kuat hati dan mental. belum dapet kerja dihina, dapet kerja dikatain goblok, ya inilah kehidupan laki-laki. 

Allah dengan gampangnya ya memperlihatkan sifat buruk seseorang dan menaikan derajat seseorang. 

Sehat selalu ya pak, semoga panjang umur dan berkah selalu. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun