GUS MIFTAH
“G0bl0k kamu gus”
maaf itu spontan dan hanya guyonan semata, intermezzo
Karena sebenarnya aku tuh penggemar berat kamu Gus… bahkan kamu jadi utusan presiden bidang kerukunan aja aku “TIDAK SETUJU’’ karena ga cocok sama sifat dan kepribadian kamu gus.
Apapun argumen pembelaan darinya, dari orang-orang yang ada disekitarnya yang duduk bersamanya sembari tertawa terbahak-bahak seolah-olah menormalisasi cacian, penghinaan dan merendahkan martabat orang lain. Apa seperti itu sikap seorang pemuka agama? Gus?
Berbahagialah bagi kita yang makan dari keringat sendiri, bukan karena menghamba apalagi menjilat pada kursi kekuasaan.
“Tonton sampai akhir, Gus Miftah itu sering banget borong para bakul termasuk bakul (es teh), melariskan para pedagang…
Malah aku takut membantunya itu hanya sebatas pencitraan, tapi sifat aslinya ya seperti itu merendahkan dan menghina orang lain, dengan kemasan guyonan... Semoga segera tersntuh hatinya gus, mengevaluasi diri, dan tidak mengulangi kejadian memalukan seperti itu.
Aku membayangkan bagaimana jika itu ayah kita, ia sedang kerja keras cari nafkah untuk anak-istrinya, namun harus kuat dengan hujatan dan cacian. bahkan harus kuat menahan rasa malu didepan orang banyak yang sedang menertawakannya.
memang jadi laki-laki itu tidak hanya harus banting tulang, kuat jiwa dan raga, tapi juga harus kuat hati dan mental. belum dapet kerja dihina, dapet kerja dikatain goblok, ya inilah kehidupan laki-laki.
Allah dengan gampangnya ya memperlihatkan sifat buruk seseorang dan menaikan derajat seseorang.
Sehat selalu ya pak, semoga panjang umur dan berkah selalu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H