Masyarakat beranggapan bahwa hal tersebut sangat tidak pantas berada di budaya kita di Indonesia padahal masih ada dan banyak anak punk yang berkreasi dan dapat menghasilkan uang contohnya membuat baju membuka usaha sablon membuat lagu yang bisa mereka jual tetapi tetap saja sudut pandang masyarakat akan tetap kokoh bahwa anak punk adalah sosok kaum yang negatif masyarakat tidak bisa berfikiran sedikit sisi positif pada anak punk.
Bukan karena anak punk berpenampilan kotor masyarakat bisa menilai bahwa hati mereka juga kotor banyak yang mendeskriminasi dan menganggap anak punk itu sampah masyarakat mereka bisa berkarya hampir semua anak punk itu kreatif banyak anak punk sekarang yang sudah tidak ikut turun dijalan akan tetapi pengalaman tersebut bisa untuk bekal kita berkerja nantinya, anak punk yang sudah tidak turun jalan akan tetap menjaga solidaritas antar anak punk jikalau mereka bertemu di jalan atau ketika berpapasan.
Dengan demikian, dapat ditunjukkan bahwa punk tidak selamanya seperti anak jalanan yatim piatu. Selain itu, punk bukanlah penyakit masyarakat, dan orang-orang dengan mohawk belum tentu tidak berperasaan. Punk memang memiliki gaya dan penampilan yang terkesan acak-acakan dan acak-acakan, namun karena kita tidak tahu bagaimana punk hidup, sekarang orang orang meniali seseorang dari covernya padahal belum tentu apa yang kita lihat didepan mata sama dengan apa yang kita pikirkan banyak mereka yang diatas menggunakan pakaian rapih berdasi tetapi tetap membohongi kita tidak bisa menilai mereka secara tidak adil hanya berdasarkan penampilan atau pakaian mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H