Mohon tunggu...
Rizal Kyoto
Rizal Kyoto Mohon Tunggu... Wiraswasta - rizal kyoto

Rakyat Biasa

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ketika Puisi Dipolitisasi

8 April 2018   08:37 Diperbarui: 8 April 2018   08:59 511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Setelah ramai tentang puisi Sukmawati,kini beredar di medsos meme tentang puisi yg di bacakan Ganjar Pranowo.

Tampaknya pilkada Jateng yang damai dan adem ayem mulai digoyang dengan isu SARA. Serangan ditujukan kepada Calon Gubernur Ganjar Pranowo yang dituduh Islamfobia dan tidak pro Islam karena membacakan puisi KH Mustofa Bisri (Gus Mus).

Puisi dimaksud berjudul "Kau Ini Bagaimana Atau Aku Harus Bagaimana". Puisi ini dibuat Gus Mus sudah sangat lama, yakni pada 1987. Ganjar membacakan puisi tersebut saat acara 'Rosi: Kandidat Bicara' yang ditayangkan di salah satu stasiun TV awal Maret lalu. (INGAT..!!AWAL MARET..inga..inga..)

Padahal sebelum dibaca Ganjar, puisi yang kini dipersoalkan tersebut pernah dibaca sejumlah tokoh, termasuk Gus Mus sendiri..

Kenapa tak ada yg heboh dulu nya...???

Tanya kenapa...???

Meme yg beredar di medsos fb adalah penggalan dari puisi panjang karya Gus mus..

Ini lengkap nya...

"Kau Ini Bagaimana Atau Aku Harus Bagaimana"

Kau ini bagaimana

Kau bilang aku merdeka, kau memilihkan untukku segalanya

Kau suruh aku berpikir, aku berpikir kau tuduh aku kapir

Aku harus bagaimana

Kau bilang bergeraklah, aku bergerak kau curigai

Kau bilang jangan banyak tingkah, aku diam saja kau waspadai

Kau ini bagaimana

Kau suruh aku memegang prinsip, aku memegang prinsip kau tuduh aku kaku

Kau suruh aku toleran, aku toleran kau bilang aku plin-plan

Aku harus bagaimana

Aku kau suruh maju, aku mau maju kau selimpung kakiku

Kau suruh aku bekerja, aku bekerja kau ganggu aku

Kau ini bagaimana

Kau suruh aku taqwa, khotbah keagamaanmu membuatku sakit jiwa

Kau suruh aku mengikutimu, langkahmu tak jelas arahnya

Aku harus bagaimana

Aku kau suruh menghormati hukum, kebijaksanaanmu menyepelekannya

Aku kau suruh berdisiplin, kau menyontohkan yang lain

Kau ini bagaimana

Kau bilang Tuhan sangat dekat, kau sendiri memanggil-manggilNya dengan pengeras suara setiap saat

Kau bilang kau suka damai, kau ajak aku setiap hari bertikai

Aku harus bagaimana

Aku kau suruh membangun, aku membangun kau merusakkannya

Aku kau suruh menabung, aku menabung kau menghabiskannya

Kau ini bagaimana

Kau suruh aku menggarap sawah, sawahku kau tanami rumah-rumah

Kau bilang aku harus punya rumah, aku punya rumah kau meratakannya dengan tanah

Aku harus bagaimana

Aku kau larang berjudi, permainan spekulasimu menjadi-jadi

Aku kau suruh bertanggung jawab, kau sendiri terus berucap Wallahu A'lam Bisshowab

Kau ini bagaimana

Kau suruh aku jujur, aku jujur kau tipu aku

Kau suruh aku sabar, aku sabar kau injak tengkukku

Aku harus bagaimana

Aku kau suruh memilihmu sebagai wakilku, sudah ku pilih kau bertindak sendiri semaumu

Kau bilang kau selalu memikirkanku, aku sapa saja kau merasa terganggu

Kau ini bagaimana

Kau bilang bicaralah, aku bicara kau bilang aku ceriwis

Kau bilang jangan banyak bicara, aku bungkam kau tuduh aku apatis

Aku harus bagaimana

Kau bilang kritiklah, aku kritik kau marah

Kau bilang carikan alternatifnya, aku kasih alternatif kau bilang jangan mendikte saja

Kau ini bagaimana

Aku bilang terserah kau, kau tidak mau

Aku bilang terserah kita, kau tak suka

Aku bilang terserah aku, kau memakiku

Kau ini bagaimana

Atau aku harus bagaimana 1987( karya KH. Ahmad Mustofa Bisri )

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun