Mohon tunggu...
Humaniora

Save Gumuk di Kota Seribu Gumuk

1 Maret 2016   22:04 Diperbarui: 31 Maret 2016   14:06 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

[caption caption="save gumuk"][/caption]Gumuk adalah sebutan untuk bukit kecil yang hanya berupa gundukan tanah. dijember, gumuk suatu pemandangan yang biasa karena dari semua penjuru arah, dari kota hingga pelosok desa pasti banyak gumuk yang berjejer. bahkan saking banyaknya tak jarang dibalik gumuk masih ada gumuk lagi.

Gumuk mempunyai banyak manfaat disadari atau pun tidak. salah satunya gumuk berguna untuk penahan angin puting beliung yang mana sebenarnya jember rawan akan angin puting beliung karena wilayah jember sebagian besar diapit oleh deretan pegunungan yaitu dibagian barat dan timur. namun karena adanya gumuk peristiwa itu dimimnimalisir sepeti halnya tumbuhan magruf atau karang dilaut gumuk juga bisa sebagai penahan arus angin yang besar menjdi lebih kecil. bukan hanya itu gumuk juga bisa berfungsi sebagai kebun binatang mini yang bisa dijadikan tempat refresing disaana masih banyak terdapat ular, biawak, tikus, landak, ayam hutan, dan berbagai macam burung.

Namun kelestarian gumuk di jember terancam oleh pesatnya pembangunan. selain itu rencana pembangunan perumahan rakyat yang digadang-gadang pemerintah akhir-akhir ni dan kepemilikan gumuk yang masih hakmilik perorangan mengancam kelestariannya. banyak gumuk yang sudah rata dengan tanah dikarenakan pengerukan tanah, pasir, dan batu untuk material bagunan. kurangnya kesadaran masyarakat akan manfaat gumuk dan desakan ekonomi juga menjadi peyebabnya.

Jadi kita yang sadar akan manfaat gumuk mempunyai tugas untuk melestarikannya dengan cara memberitau akan manfaat dan dampak yang akan terjadi jika gumuk sudah tidak lagi ada. gumuk adalah identitas jember, gumuk juga keindahan jember.
save gumuk untuk anak cucu kita kelak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun