Mohon tunggu...
Rizalindraa
Rizalindraa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Administrasi Bisnis kepelabuhanan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Work Life Balance Di Masa Pandemi

27 Juni 2021   06:30 Diperbarui: 27 Juni 2021   07:50 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pandemi virus corona sudah berlangsung hampir satu tahun. Banyak perubahan yang terjadi selama pandemi, termasuk work life balance. Kegiatan sehari-hari menjadi lebih monoton dan sebagian orang yang tidak terbiasa untuk bekerja dari rumah tentu akan merasa tidak nyaman dengan kebijakan tersebut. Bekerja dari rumah cenderung berpotensi lebih banyak mengalami distraksi dibandingkan bekerja dari kantor. Lalu bagaimana caranya agar work life balance tetap terjaga dan tetap seimbang di masa pandemi seperti ini? Berikut artikel pembahasan dari kami bersamaan ketika kuliah di kelas STIAMAK Barunawati Surabaya beberapa waktu yang lalu. Dosen kami memberikan tugas untuk mengkaji sekaligus menuliskan artikel ini. :

  • Definisi Work Life Balance

Menurut Guest (2002) mengungkapkan bahwa work life balance adalah keadaan dimana individu memiliki waktu yang cukup untuk memenuhi komitmen di tempat kerja maupun di rumah, sehingga meminimalisir terjadinya konflik peran, yaitu konflik yang diakibatkan tidak terpenuhinya salah satu peran baik peran sebagai anggota keluarga atau teman maupun peran sebagai pekerja.

Pentingnya work life balance:

1. Terhindar dari berbagai penyakit

Kebahagiaan akan membuat seseorang lebih berpikir positif dan optimis, sehingga meningkatkan imun tubuh yang dapat melindungi berbagai penyakit.

2. Meningkatkan performa

Dengan kondisi fisik dan mental yang baik, seseorang dapat lebih mengerjakan pekerjaannya dengan baik. Dengan hal tersebut dapat muncul inovasi-inovasi baru yang bisa membantu kinerjanya dan kinerja perusahaan.

3. Lebih fokus dalam bekerja

Dengan memiliki energi lebih untuk bekerja seseorang dapat menjadi lebih fokus.

4. Mengurangi jenuh dan stres

Work life balance akan mengurangi perasaan jenuh dan stres terhadap pekerjaankarena memiliki energi positif yang cukup akibat terpenuhinya kebutuhan pribadi dan keluarga.

  • Lalu bagaimana cara mempertahankan work life balance di masa pandemi?

Dilansir dari beberapa sumber ada beberapa tahapan yang cukup efektif untuk meningkatkan work life balance di masa pandemi.

1. Buat jadwal kegiatan

Membuat jadwal kegiatan secara detail dapat membantu kita lebih fokus dengan tugas dan meminimalisir adanya gangguan diluar pekerjaan. Kita juga bisa menjadwalkan kapan harus melakukan hobi, istirahat, atau quality time dengan keluarga. Kunci dari kegiatan ini adalah komitmen untuk mematuhi jadwal yang telah dibuat, sehingga waktu dan kegiatan kita menjadi lebih terkontrol.

2. Buat working space di rumah

Ketika bekerja di kantor terdapat meja, kubik-kubik, atau coworking space sebagai area khusus bekerja. Selama bekerja dari rumah hal ini juga diperlukan untuk membuat batasan area bekerja dengan area keluarga atau personal. Membuat area yang nyaman dengan meja dan kursi dapat membantu kita lebih mudah berkonsentrasi selama bekerja.

3. Keluar rumah setelah lelah bekerja

Dengan melihat objek yang hijau dan segar, bisa membantu mata kita untuk beristirahat sejenak dari layar laptop. Selain itu, jalan-jalan juga dapat merilekskan sejenak pikiran sehingga membantu otak kita lebih produktif setelahnya.

4. Komunikasikan perasaan dan kondisi

Selama masa pembatasan sosial, komunikasi yang baik menjadi hal yang sangat penting, karena selama bekerja jarak jauh kita hanya bisa berinteraksi via daring. Dengan mengkomunikasikan perasaan dan kondisi, atasan atau rekan kerja kita dapat mengetahui jika kita mengalami kesulitan dalam mengelola tugas sehingga dapat bersama-sama menemukan solusi terbaik.

Menurut Fisher dkk. (2009), terdapat empat faktor yang memengaruhi work life balance :

1. Work Interference With Personal Life

Dimensi ini merujuk pada sejauhmana kehidupan pribadi individu dipengaruhi oleh pekerjaan yang dijalaninya. Contohnya, bekerja lembur/overtime dapat membuat seorang kayawan sulit untuk membagi waktu dengan kehidupan pribadinya.

2. Personal Life Interference With Work

Personal Life Interference With Work adalah sejauh mana kehidupan pribadi individu memengaruhi kehidupan pekerjaannya. Contohnya, apabila individu sedang memiliki masalah didalam kehidupan pribadinya, maka akan berdampak pada kinerja dan efektivitas individu saat bekerja.

3. Work/Personal Life Enhancement

Work/Personal Life Enhancement adalah sejauh mana pekerjaan dapat meningkatkan kualitas kehidupan pribadi individu dan sebaliknya. Contohnya, keterampilan yang diperoleh individu pada saat bekerja, memungkinkan individu untuk memanfaatkan keterampilan tersebut dalam kehidupan sehari-hari. 

  • Work Life Balance Dalam Organisasi dapat membuat Lingkungan kerja yang sehat

Sebagian besar karyawan penuh waktu menghabiskan rata-rata 8 jam sehari di kantor, secara umum sebagian besar dari kita menghabiskan lebih banyak waktu untuk terlibat dengan rekan kerja dan rekan kerja dari pada terlibat dengan keluarga, teman dan jika itu bukan lingkungan yang ramah, itu akan terjadi. Menjadi masalah besar.

Pastikan bahwa karyawan anda memahami dan bersemangat tentang tujuan perusahaan seperti anda, membuat mereka merasa seperti rumah kedua mereka, menunjukkan sikap positif dan merangkul mereka dengan optimism dan prestasi, ini akan meningkatkan moral karyawan dan sebagai imbalan nya akan meningkatkan tingkat retensi karyawan. Jadi, anda harus selalu memastikan bahwa lingkungan kerja anda ramah dan mengundang, dan setelah dipertahankan, anda bias mendapatkan yang TERBAIK dari karyawan anda.

Referensi dan Jurnal :

https://glints.com/id/lowongan/work-life-balance-adalah/#.YNQ5EUwxXIU

Fisher, G. G., Bulger, C. A., & Smith, C. S. (2009). Beyond Work and Family: A Measure of Work/Nonwork Interference and Enhancement. Journal of Occupational Health Psychology, 14, 441-456.

Guest, D. E. (2002). Perspective on the study of work-life balance. Social Science Information, 41, 255-279.

Felstead, A. & Hnseke, G. (2017). Assessing the growth of remote working and its consequences for effort, wellbeing and worklife balance. New Technology, Work, and Employment, 32, 195-212 (link dapat diakses di

https://onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1111/ntwe.12097)

https://www.forbes.com/sites/forbestechcouncil/2020/06/23/how-to-maintain-work-life-balance-when-working-from-home/?sh=12b20af276e8

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun