Mohon tunggu...
Muhammad RizalHermawan
Muhammad RizalHermawan Mohon Tunggu... Freelancer - Suka Mempelajari Hal Baru - Guru

Memiliki hobi menulis sejak berada di bangku Sekolah Menengah Pertama, meski hanya menulis puisi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sebuah Kejutan Kisah Cintaku

4 Juli 2023   15:01 Diperbarui: 4 Juli 2023   15:06 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: Unsplash.com

Dalam sebuah mimpi yang semu, aku pernah berharap untuk mendapatkan sebuah pasangan hidup yang memang mencintaiku dan mengasihiku dengan keikhlasan hati. Sebab mimpi itulah, aku berusaha untuk mencari dan mengejar akan sebuah cinta yang harus ku perjuangkan.

Empat tahun yang lalu, dikala aku masih duduk dalam bangku pendidikan. Aku menemukan sebuah cinta dimana aku berprasangka cinta itulah yang akan mendampingiku hingga tiba nafas terakhirku. Saat itu, aku tidak kenal siapa dirimu, bahkan untuk melihat wajahmu secara jelas aku belum mampu.

Namun entah kenapa, keyakinan hatiku kala itu kaulah yang akan menjadi pasangan hidupku. Pertemuan pertama di depan rumahmu dengan mengantarkan baju pesananmu menjadi pertemuan yang takkan pernah aku lupakan meskipun hanya dalam kedipan mata.

Kala itu aku yang menunggu kehadiranmu diseberang jalan rumahmu awalnya hanya berharap baju ini akan membuatmu puas. Tapi, setelah kau melangkah mulai menghampiriku. Pikiran dan hatiku menjadi berbeda untuk hanya sekedar mendapatkan rating yang bagus untuk produk baju yang akan kuberikan.

***

Selang beberapa waktu setelah pertemuan itu terjadi, aku selalu mencoba untuk menghubungi dikala waktu senggangku dan selalu menunggu akan balasan pesan yang ku berikan. Kegigihanku untuk selalu memberimu pesan singkat meskipun pada awalnya kau acuhkan tidak membuatku putus asa.

Semakin berkurangnya usia bumi ini, akhirnya kau membalas pesan singkatku dengan bahasa yang sudah berbeda dari sebelumnya. Tepat pada waktu itu, aku menjadi semakin yakin dan percaya diri bisa mendapatkan cinta dari tulusnya hati seorang wanita yang manis.

Memang, aku kagumi senyum manismu yang tiada duanya itu. Dan yang membuatku lebih kegirangan lagi, ketika aku dapat melihat wajah dan senyummu secara sempurna pada pertemuan kedua kita di tepi jalan yang ramai itu.

***

Usai pertemuan kedua itu, kita semakin dekat meskipun masih dinaungi pesan singkat WhastApp kala itu. Obrolan memalui pesan singkat yang terus menerus kita lakukan, menjadikanku untuk ingin segera mengungkapkan perasaanku yang sesungguhnya kepadamu.

Aku masih ingat, kala Ramadhan itu akau berpamitan padamu pergi ke pondok pesantren untuk mengikuti Ngaji Kilatan. Sebelum keberangkatanku ke pondok, aku berpikir ini akan menjadi kesempatan bagiku untuk mengungkapkan perasaanku dan menunggu jawabanmu setelah kepulangan dari pondok.

Dan benar adanya, aku mengungkapkan perasaan itu dengan hati yang penuh debaran dahsyat.

"Mas sebenarnya suka sama kamu sudah sejak lama, tapi awalnya ingin mengungkapkan ketika waktu mendekati untuk meminangmu. Berhubung hari ini aku pergi ke pondok, aku akan menunggu jawaban darimu setelah kepulanganku dari pondok"

Usai memberikan pesan tersebut, langsung ku tancap gas untuk berangkat ke pondok pesantren. Tidak terasa waktu semakin cepat hingga akhirnya aku sudah berada di rumah lagi. Dengan mengirimkan pesan singkat pertama, aku berharap akan ada jawaban yang tidak membuatku kecewa.

Dan ternyata benar adanya, jawaban darimu yang mau menerima akan cintaku membuatku merasa sebagai orang paling bahagia di dunia ini. Pada tahun-tahun selanjutnya kita semakin dekat untuk menikmati indahnya dunia ini.

Dan sekarang, inilah kita yang membangun bahtera rumah tangga bersama. Temanilah aku dalam segala kondisiku, percayalah hingga saat ini aku tetap selalu ingin membahagiakanmu agar aku dapat selalu melihat senyum manis itu keluar dari wajahmu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun