Mohon tunggu...
rizal fdl
rizal fdl Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Remaja mencoba sukses

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jejak Kenangan

23 Januari 2024   23:52 Diperbarui: 24 Januari 2024   00:07 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Jejak Kenangan"

Suatu sore di kota kecil yang ramai, Adam melangkah dengan langkah ringan di sepanjang jalan setapak yang dilalui oleh kenangan masa lalunya. Sejak dia pindah keluar kota untuk mengejar karier di dunia bisnis, kini, setelah bertahun-tahun, dia kembali lagi ke tempat asalnya. Di tengah keramaian pusat perbelanjaan, dia tidak sengaja menatap mata yang begitu dikenalnya -- Chris, sahabat lamanya dari masa sekolah.

Adam: (dengan senyuman lebar) Chris? Apakah itu benar-benar kamu?
Chris: (terkejut) Adam? Sungguh tak terduga kita bisa bertemu di sini!

Dengan pelukan hangat, mereka merayakan keberuntungan tak terduga ini dan memutuskan untuk menghabiskan waktu bersama di kafe terdekat. Dalam obrolan mereka yang penuh tawa, Adam menyadari betapa ia merindukan teman-teman sekolahnya yang lain.

Adam: Chris, bagaimana kabar mereka? Sudah bertahun-tahun sejak kita terakhir bertemu.
Chris: (mengangguk) Ya, benar. Kabarnya cukup beragam. Tapi sepertinya banyak yang sudah kehilangan kontak satu sama lain.

Namun, keinginan Adam untuk menyatukan kembali kelompok mereka semakin membesar. Bersama Chris, yang sekarang bekerja sebagai manajer cabang bank, mereka memutuskan untuk mencari teman-teman lama mereka yang telah lama menghilang.

Adam: Pertama-tama, kita coba cari Maya. Dia selalu menjadi semangat kelompok kita dulu.

Setelah berdiskusi dan mengumpulkan informasi, mereka akhirnya menemukan jejak Maya di sebuah desa terpencil. Ternyata, dia sekarang memiliki sebuah toko buku yang menyediakan karya seni lokal. Saat mereka tiba di toko, terlihat Maya tengah sibuk mengatur buku-buku dengan penuh antusiasme.

Maya: (tanpa menoleh) Chris, kamu selalu datang tanpa memberi tahu.
Chris: (sambil tersenyum) Maya, lihat siapa yang saya temui di perjalanan ini.
Maya berbalik, dan matanya bersinar cerah melihat Adam.
Maya: (terkejut) Adam? Oh, ini benar-benar tak terduga! Bagaimana kabar, kalian berdua?

Mereka bertiga pun berkumpul di toko Maya, duduk di sekitar meja bundar, dan mulai mengenang kenangan indah masa sekolah. Maya menceritakan tentang toko bukunya yang berkembang pesat, tetapi kemudian topik berubah saat Adam bertanya tentang nasib teman-teman mereka yang lain.

Maya: Kabar teman-teman kita yang lain? Ada yang sukses, ada yang kurang beruntung. Tapi yang jelas, kita selalu saling merindukan.

Dalam diskusi mereka, Maya menyebutkan bahwa Tom, teman mereka yang dulu pernah memiliki bisnis kecil, mengalami kebangkrutan setelah berusaha mengembangkan usahanya. Hal ini membuat Adam semakin yakin bahwa mereka harus mencari tahu lebih banyak tentang nasib teman-teman mereka yang lain.

Adam: Mungkin kita bisa meminta bantuan dari Alan, bukan? Dia sekarang bekerja di dunia keuangan dan memiliki beberapa anak buah yang ahli melacak keberadaan orang.

Maya dan Chris setuju, dan mereka segera menghubungi Alan. Dalam waktu singkat, Alan bersama dengan anak buahnya tiba di kota kecil tersebut. Mereka duduk bersama untuk merencanakan langkah-langkah berikutnya.

Alan: Baiklah, saya akan menyusun tim untuk mencari informasi tentang Tom dan teman-teman kita yang lain.

Sementara anak buah Alan melakukan pekerjaan mereka, mereka bertiga memutuskan untuk mencari tahu lebih lanjut tentang Tom. Setelah beberapa pencarian dan pertanyaan, mereka menemukan bahwa Tom sekarang tinggal di pinggiran kota, berusaha membangun kembali hidupnya setelah kegagalan bisnisnya.

Tom: (ketika mereka menemui Tom) Kalian datang untuk membantuku? Sungguh, aku tidak tahu apa yang harus kukatakan.
Chris: (sambil tersenyum) Tentu saja, Tom. Kita selalu saling bantu, bukan?

Mereka menyatukan tenaga dan ide untuk membantu Tom memulihkan kehidupannya. Alan juga membantu dengan memberikan nasihat finansial dan membimbing Tom dalam mengelola keuangan pribadinya. Dalam proses ini, mereka tidak hanya membantu Tom, tetapi juga menyatukan kembali kelompok mereka.

Maya: Saya rindu kebersamaan kita. Apa kalian setuju jika kita mulai rencana reuni?
Adam: (sambil tersenyum) Tentu saja. Kita bisa merayakan kembali persahabatan kita.

Dengan tawa, cerita-cerita, dan dukungan satu sama lain, mereka berhasil membantu Tom bangkit kembali. 

Reuni tak terduga ini membuktikan bahwa persahabatan sejati mampu mengatasi berbagai rintangan hidup. Dan, di akhir cerita, mereka bersama-sama merayakan kebersamaan dan mengenang jejak kenangan yang selalu menghubungkan mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun