Mohon tunggu...
Rizal Faisal Rakhman
Rizal Faisal Rakhman Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Saya percaya, susah itu senang.. tak bisalah kita senang-senang jika tak pernah merasakan susah-susah.. email : agcetisbyrjun@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Video Bokep

22 Januari 2014   17:54 Diperbarui: 4 April 2017   16:18 6475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada hari itu, saya masih menjadi mahasiswa. Kenapa saya berani-beraninya mengaku mahasiswa? Karena nama saya masih terdaftar dengan NIM 2001-114-155, kalau tidak percaya cek sama Pak Edi, Pak Edi itu pegawai BAAK kampus, BAAK itu Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan, kalaulah Biro Administrasi Otonomi Kampus singkatannya tebak sendiri. Di kampus saya punya banyak teman yang banyak macamnya, ada laki-laki, ada perempuan, ada yang tak konsisten katanya laki-laki tapi kok kaya perempuan, ada yang kaya, ada yang belum kaya, ada preman, ada ustad, kalau saya absen semua tulisan ini terlalu panjang, kalau panjang membosankan, bukan?

Sore hari, saya ajak teman saya yang berjenis ustad yang terkenal akan ke-alim-annya, ke-konsisten-annya untuk menjalankan ajaran agama, untuk bareng-bareng pergi ke depan kampus untuk menunggu angkot, karena saatnya kami pulang, setelah seharian kami berjuang untuk mengejar Sarjana, itu gelar, bukan nama orang. Ya sekalian konsultasi masalah agama alasan saya, sambil berjalan kedepan kampus saya tanya bermacam hal.

“kalau nonton film bokep boleh nggak?” Tanya saya ke teman saya.

“gak boleh, haram……!” jawab dia tegas.

“kan daging babi juga kalau hanya dilihat boleh, ga haram..”

“pokoknya haram, itu zinah mata…”

“oh” itu saya yang bilang oh.

“kalau gak sengaja?”

“ah, kamu banyak ngeles, pokoknya HARAM!”

“kalau ditipi saja, ga ditonton kok, kan kita menjaga amanat teman, amanat itu harus dijaga..”

“asal jangan ditonton!” dia jawab kaya yang sudah bosan menjawab pertanyaan saya.

Oh itulah sepenggal percakapan saya dengan teman saya.

Akhirnya kami tiba di depan kampus, saatnya menunggu angkot. Tak lama kemudian, oh itu dia angkot Kalapa – Ledeng, berarti teman saya harus segera pulang meninggalkan saya yang harus menunggu angkot Cisitu – Tegallega. Teman saya membuat angkot berhenti dengan telunjuknya, oh mungkin dia orang soleh sehingga bisa melakukan itu, hebat! Masuklah dia ke dalam angkot yang isinya lumayan penuh, ada ibu-ibubapak-bapakanak-anak, tapi saya tidak menemukan berang-berang, karena berang-berang lagi di sungai. sebelumnya dia mengucapkan salam ke saya “assalamualaikum”, “waalaikum salam” jawab saya. Ketika angkot yang ditumpangi teman saya mulai melaju, saya stop itu angkot tiba-tiba dan membuatnya berhenti.

“Kang, stop sebentar kang! Saya lupa ada amanat untuk teman saya yang itu” itu kata saya ke pak sopir, sambil nunjuk teman saya. Oh, itu teman saya layaknya selebriti karena dilihat oleh banyak orang yang menjadi tertarik dengan orang yang saya tunjuk.

“ada apa Zal?” tanya teman saya dari dalam angkot.

“jangan lupa video bokep yang kamu pinjam balikin ke si Iki (dia manusia-red) ya, dia nanyain terus…” saya mengarang cerita dengan volume suara yang cukup lantang, biar semua penumpang dengar.

“dasar kau, bercanda mulu!!”

“eh serius, nanti kata si iki bakal dipinjami lagi DVD Miyabi yang baru..”

“Ah, gila kamu!! Bang jalan bang!” dia bilang gila ke saya, bilang jalan ke sopir.

Oh, dia meninggalkan saya, tapi yang penting saya sudah ngetes mental teman saya di depan umum, calon ustad kan harus kuat mental. Ada dua pilihan, turun dengan predikat si tukang nonton video bokep sama penumpang dan pak sopir, atau jelaskan yang sebenarnya sama penumpang dan pak sopir. Pilih mana? Entah mana yang dia pilih, yang pasti angkot itu sudah menghilang dari pandangan saya.

Kejadiannya entah tanggal berapa, oh saya lupa…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun