Mohon tunggu...
Rizaldi
Rizaldi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Prodi S1 Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tanggapan Siswa SMA Kota Samarinda Terkait Perubahan Skema Ujian Masuk PTN

15 November 2022   15:34 Diperbarui: 15 November 2022   15:45 745
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
SMA NEGERI 16 SAMARINDA (Dok. pribadi)

Skema seleksi masuk PTN kembali berubah di tahun 2017. Perubahan besar yang terjadi dari segi kuota mahasiswa baru di PTN pilihan. Di jalur SNMPTN dan SBMPTN paling sedikit sebanyak 30 persen dan untuk seleksi mandiri paling banyak 30 persen. Di tahun 2017 dibentuk Lembaga LTMPT (Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi) yang menanui sistem ujian tertulis berbasis komputer atau biasa disebut dengan UTBK. Pada tahun ini pengumuman UTBK sudah bisa diakses melalui situs LTMPT di internet. 

Pada tahun 2019 terjadi perubahan skema SMPTN disertai dengan terbentuk nya LTMPT atau Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi yang resmi diluncurkan dalam rangkaian rapat kerja nasional (Rakernas) Kemenristekdikti, dengan tujuan untuk mengembangkan sistem masuk perguruan tinggi. LTMPT sendiri diketuai oleh Rektor Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Ravik Karsidi. Lembaga ini bertugas mengelola dan mengolah data calon mahasiswa untuk bahan seleksi jalur SNMPTN dan SBMPTN. Dalam skema baru seleksi masuk PTN 2019 yang ditentukan oleh Ristekdikti, disebutkan bahwa LTMPT berfungsi untuk mengelola dan mengolah data calon mahasiswa baru untuk bahan seleksi jalur SNMPTN dan SBMPTN oleh Rektor PTN serta melaksanakan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK). Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) SBMPTN sendiri terdiri dari Tes Potensi Skolastik (TPS) dan Tes Kompetensi Akademik (TKA), sebagai salah satu kriteria seleksi calon mahasiswa oleh PTN jalur SBMPTN dan Mandiri. Pada tahun ini, dimulai dengan daftar tes (UTBK) lalu setelah itu keluar nilai. Nilai inilah yang digunakan untuk mendaftar ke PTN yang dipilih. Pola seleksi masuk PTN tahun 2019 dilaksanakan melalui tiga jalur dengan rincian sebagai berikut: 1) SNMPTN Minimal 20%, penerimaannya ditentukan berdasarkan nilai akademik saja atau nilai akademik dan kriteria lainnya (yang ditetapkan PTN). Biaya sepenuhnya ditanggung pemerintah. 2) SBMPTN Minimal 40%, penerimaannya berdasarkan hasil UTBK dan kriteria lainnya (ditetapkan bersamaan oleh PTN). Biaya UTBK ditanggung peserta dan disubsidi pemerintah. 3) MANDIRI Maksimal 30%, jalurnya dapat menggunakan hasil UTBK. Biaya sepenuhnya ditanggung peserta. Dari tahun 2019 pun tidak ada perubahan dalam sistem masuk perguruan tinggi sampai terakhir di 2022, Nadiem Makarim selaku Menteri Pendidikan Indonesia merubah skema ujian tersebut.

Pada Tahun 2023, TKA dihapuskan sehingga peserta SBMPTN 2023 tidak lagi berfokus pada mata pelajaran sesuai dengan kelompok-kelompok ujian (Soshum, Saintek dan Campuran) di seleksi masuk PTN. Materi tes SBMPTN 2023 berfokus pada pada TPS untuk mengukur kemampuan siswa dalam beberapa hal, yaitu: 1) Potensi kognitif, 2) Penalaran matematika, 3) Literasi dalam bahasa Indonesia, 4) Literasi dalam bahasa Inggris. SBMPTN 2023 lebih menekankan penalaran ketimbang hafalan. Dan Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) pun resmi diganti oleh Balai Pengelolaan Pengujian Pendidikan (BP3) dalam mengurus seleksi masuk perguruan tinggi negeri (PTN) tahun 2023. Pergantian LTMPT ke BP3, disampaikan Ketua LTMPT, Prof. Mochamad Ashari dalam surat edaran terbaru. Disebutkan, tugas LTMPT yang digantikan BP3 ini sehubungan dengan terbitnya Permendikbud Ristek Nomor 48 Tahun 2022 tentang Penerimaan Mahasiswa Baru Program Diploma dan Sarjana pada PTN bertanggal 1 September 2022. Segala urusan pun terkait persiapan pelaksanaan penerimaan mahasiswa tahun 2023 berada di bawah koordinasi Balai Pengelolaan Pengujian Pendidikan (BP3). 

Tanggapan Siswa Menengah Atas

Dari hasil wawancara dengan 8 orang narasumber dari 2 Sekolah Menengah Atas yang berbeda di Samarinda, yaitu SMA Negeri 16 Samarinda dan SMA Negeri 9 Samarinda kami menemukan hasil sebagai berikut: 1) 3 dari 8 narasumber sudah tahu adanya perubahan skema ujian masuk perguruan tinggi sedangkan sisanya belum tahu, 2) 5 dari 8 narasumber mengaku tidak menyetujui adanya perubahan skema ujian masuk perguruan tinggi, 3) 3 dari 8 narasumber menyetujui adanya perubahan skema ujian masuk perguruan tinggi. Sehingga, kami menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Perubahan skema ujian masuk perguruan tinggi negeri tidak akan berpengaruh besar walaupun TKA dihapuskan dan TPS dinaikkan level kesulitannya. Penerapan transformasi ujian masuk perguruan tinggi negeri seharusnya diberlakukan untuk angkatan yang menjalankan kegiatan belajar-mengajar dengan kurikulum merdeka belajar; sehingga transformasinya lebih efisien dan tidak akan menurunkan standar penilaian ujian masuk. Karena transformasi ini ditetapkan di angkatan pelajar sekolah menengah atas yang menggunakan Kurikulum 2013 yang menyebabkan adanya ketimpangan antara pola belajar dan cara mencapai target lulus perguruan tinggi negeri yang diinginkan.

2. Adanya perubahan pada SBMPTN dapat meringankan proses pemahaman dan pembelajaran materi karena penghapusan 9 subtes yang membuat pelajar setuju dengan adanya perubahan SBMPTN. Ketidaksiapan terkait transformasi ujian masuk membuat pelajar khawatir karena gambaran untuk soal-soal tes SBMPTN masih samar apalagi angkatan mereka merupakan objek percobaan untuk perubahan ini.

3. Pelajar merasa penghapusan TKA memberikan kesulitan tambahan karena pelajar tidak dapat mengetahui gambaran soal. Sedangkan pada sistem sebelumnya, keberadaan TKA memberi kemudahan karena pelajar merasa lebih siap karena materi yang diujikan pernah dipelajari sebelumnya. Kemudian, wawancara ini berjalan dengan baik karena berhasil untuk menjalankan kedua fungsi komunikasi yang ditargetkan. Dalam mencari tahu tanggapan siswa, penulis menjalankan peran sebagai komunikator dengan memberikan informasi terkait adanya kebijakan baru terkait perubahan skema ujian masuk perguruan tinggi yang kemudian mampu mempengaruhi siswa sebagai komunikan untuk lebih menyiapkan diri dalam menghadapi perubahan skema ujian masuk perguruan tinggi yang baru.

KESIMPULAN

Perubahan yang dilakukan untuk skema ujian masuk perguruan tinggi memberikan banyak sekali respon dari masyarakat terutama kalangan pelajar. Dengan lahirnya sistem baru; memaksa para siswa untuk mampu mengikuti dan mempelajari perubahan yang terjadi. Sehingga, diperlukan kerjasama dari tiap lapisan masyarakat untuk mendukung sarana dan prasarana untuk memenuhi kebutuhan adaptasi baru sehingga tekanan dari perubahan yang terjadi secara tiba-tiba ini mampu dihadapi dengan baik. Diperlukan peranan komunikasi sebagai jembatan yang mampu memberikan informasi serta pengarahan yang bersifat persuasif demi melancarkan tiap kebijakan baru yang dikeluarkan oleh pemerintah.

DAFTAR PUSTAKA

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun