Mohon tunggu...
Rizaldi
Rizaldi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Prodi S1 Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tanggapan Siswa SMA Kota Samarinda Terkait Perubahan Skema Ujian Masuk PTN

15 November 2022   15:34 Diperbarui: 15 November 2022   15:45 745
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
SMA NEGERI 16 SAMARINDA (Dok. pribadi)

SMA NEGERI 9 SAMARINDA (Dok. pribadi)
SMA NEGERI 9 SAMARINDA (Dok. pribadi)

PENDAHULUAN

Akhir – akhir ini dunia Pendidikan Indonesia digemparkan oleh kebijakan yang diberikan oleh Kementrian Pendidikan, Budaya, Riset dan Teknologi mengenai perubahan sistem masuk perguruan tinggi. Bukan tanpa sebab, hal ini terjadi mendadak tanpa mempertimbangkan berbagai macam persiapan yang telah dilalui oleh para pelajar Sekolah Menengah Atas khususnya mereka yang duduk di bangku kelas dua belas.

“Arah baru transformasi seleksi masuk PTN dilakukan melalui lima prinsip perubahan, yaitu mendorong pembelajaran yang menyeluruh, lebih berfokus pada kemampuan penalaran, lebih inklusif dan lebih mengakomodasi keragaman peserta didik, lebih transparan, serta lebih terintegrasi dengan mencakup bukan hanya program sarjana, tetapi juga diploma tiga dan diploma empat/sarjana terapan,” disampaikan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim saat peluncuran Merdeka Belajar Episode Kedua Puluh Dua secara daring di Jakarta, Rabu 7 September 2022.

Perubahan sistem yang ada bukanlah revisi tipis – tipis. Sistem masuk perguruan tinggi tahun lalu hampir dapat dikatakan mengalami perubahan sebesar 50%. Sehingga banyak pihak yang merasa dirugikan dengan perubahan – perubahan yang ada. Apalagi banyak orang telah mengeluarkan banyak usaha dalam mempersiapkan diri mereka atau bahkan putra dan putri mereka untuk menjalani Ujian Tertulis Berbasis Komputer dengan sistem yang sudah ada sebelumnya. Mereka merasa telah dirugikan karena telah memberikan bimbingan belajar khusus dari suatu instansi yang biayanya tidaklah murah. Belum lagi dengan fasilitas buku – buku Bank Soal, aplikasi belajar yang harganya juga lumayan tinggi. 

Wawancara ini dilatarbelakangi oleh data observasi yang terkait dengan banyaknya keresahan – keresahan yang timbul dari masyarakat mengenai perubahan sistem masuk perguruan tinggi yang terkesan mendadak. Untuk merespons hal tersebut maka kami melakukan wawancara dengan tujuan untuk mengetahui perspektif pelajar Sekolah Menengah Atas di kota Samarinda mengenai perubahan sistem masuk perguruan tinggi dengan tetap menjalankan dua dari empat fungsi komunikasi menurut Onong Uchjana Effendy, yaitu menginformasikan yang artinya memberikan informasi kepada masyarakat, memberitahukan kepada masyarakat mengenai peristiwa yang terjadi, ide atau pikiran dan tingkah laku orang lain, serta segala sesuatu yang disampaikan orang lain kemudian fungsi selanjutnya adalah untuk mempengaruhi, yaitu mempengaruhi setiap individu yang berkomunikasi dan lebih jauh lagi berusaha merubah sikap dan tingkah laku komunikan sesuai dengan yang diharapkan. 

Wawancara ini kami lakukan kepada 8 orang narasumber dari 2 Sekolah Menengah Atas yang berbeda di Samarinda yaitu SMA Negeri 16 Samarinda dan SMA Negeri 9 Samarinda. Wawancara ini menggali bagaimana respon mereka tentang perubahan sistem yang ada, setuju atau tidaknya mereka dengan sistem yang ada, dan juga harapan mereka kedepannya pada dunia perkuliahan nanti.

PEMBAHASAN

Riwayat Skema Ujian Masuk Perguruan Tinggi

Pada Tahun 2013 sampai tahun 2016 SNMPTN dibagi menjadi undangan dan tertulis, kali ini ujian tertulis diadakan melalui SBMPTN dan SNMPTN murni menjadi jalur undangan tanpa tes seperti PMDK di zaman dulu. Kuota penerimaan mahasiswa baru diubah menjadi 50 persen lewat jalur undangan atau SNMPTN, 30 persen lewat SBMPTN dan 20 persen melalui ujian mandiri. Format ini bertahan hingga tahun 2016. Dan pengumuman pada saat itu juga menggunakan media koran, walaupun bisa diakses melalui internet tetapi pada saat itu untuk mengakses internet masih sangat sulit. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun