Literasi digital bukan lagi sekadar kebutuhan tambahan, melainkan sebuah keharusan pada era digital seperti sekarang. Literasi digital mengacu pada kemampuan seseorang untuk memahami, mengguanakan, dan memanfaatkan teknologi informasi secara efektif. Dalam konteks program pemerintah, khususnya yang melibatkan penyaluran bantuan sosial, literasi digital memainkan peran yang sangat penting dalam memastikan keberhasilan proses tersebut.
Transformasi penyaluran program pemerintah
Seiring berkembangnya teknologi, banyak program pemerintah yang kini berbasis digital. Contohnya adalah penyaluran Kartu tani, kartu Kusuka, dan Kartu Nelayan yang dilakukan melalui platform digital. Tujuannya adalah untuk menciptakan efisiensi, transparnsi, dan akurasi dalam distribusi bantuan.
Namun keberhasilan informasi ini sangat bergantung pada literasi digital masyarakat. Masyarakat yang tidak memahami cara menggunakan teknologi  akan kesulitan mengakses bantuan, mengisi data, hingga memanfaatkan bantuan tersebut secara maksimal.
Tantangan Literasi Digital dalam Penyaluran Program
1. Kesenjangan Akses Teknologi
Tidak semua masyarakat memiliki akses yang memadai terhadap teknologi, baik itu perangkat leras seperti smartphone maupun akses internet yang stabil. Hal ini menjadi hambatan besar dalam proses digitalisasi penyaluran bantuan.
2. Kurangnya Pemahaman Teknologi
Banyak masyarakat, terutama di daerah terpencil yang masih minim pengetahuan tentang cara menggunakan teknologi. Hal ini mencakup penggunaan aplikasi, pengisian formulir digital, hingga pengelolaan akun.
3. Keamanan Data
Literasi digital yang rendah seringkali membuat masyarakat rentan terhadap penipuan digital. Mereka mungkin tidak memahami pentingnya menjaga kerahasiaan data pribadi seperti nomor identitas atau pin.