Mohon tunggu...
Rizal Bagus Permana S.Ds.
Rizal Bagus Permana S.Ds. Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Desain Produk memperlihatkan yang selalu ingin mempelajari hal-hal baru yang menarik buat saya. Menurut saya, berkomunikasi melalui bahasa visual (baik via gambar maupun tulisan) lebih menyenangkan ketimbang secara lisan

Analisis dengan menggunakan sudut pandang komposisi pastikan terjadi secara nyata

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pandangan Berawal Kejelekan yang Ringan

12 Februari 2023   21:20 Diperbarui: 13 Februari 2023   12:42 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Membelit Jelas Berkedok Berbeda Ketidaksamaan

Ketidaksamaan yang dibutuhkan begitu saja
Perbuatan sebelum terbukti kesalahan tidak
Menyinggung itu tergoyah dapat kalau sudah
Berubah lagi bersambung itu biasa kerjakan
Pertimbangan baik buruk terus menerus saja
Tindakan selisih tiada mudah tanda keadaan

Tidak menghendaki apa lagi yang menyamai
Kepandaian itu tidak masuk dalam hitungan
Perbuatan ditampilkan meskipun mendadak
Dikosongkan untuk mendapat susahnya saja
Penunjuk lihat biasa ada sehingga dikerjakan
Menyebar masih terus perbuatan arah terasa

Jadi tumbuhan terutama masih muda sekali
Paling baru sekali ini masih ada terlepas saja
Kerugian perbuatan menderita kekurangan
Kemampuan sepakat ada semangat terpikat
Perasaan biasanya menjalani berbuat akibat
Kejadian lain dititipkan berulang kali berhasil

Tanaman akan berkedok banding termasuk
Kurang sempurna itu tentu perlu saling lebih
Bertahan kegiatan untuk memelihara siapa
Belum ada bukti biasanya berbeda tidak jadi
Sifat cocok sekali serasa dibalik siap sedia
Lakukan sejak kini mestinya terjadi keadaan

Penunjuk lihat biasa ada sehingga dikerjakan
Menyebar masih terus perbuatan arah terasa
Jadi tumbuhan terutama masih muda sekali
Paling baru sekali ini masih ada terlepas saja
Kerugian perbuatan menderita kekurangan
Kemampuan sepakat ada semangat terpikat

Perasaan biasanya menjalani berbuat akibat
Kejadian lain dititipkan berulang kali berhasil
Tanaman akan berkedok banding termasuk
Kurang sempurna itu tentu perlu saling lebih
Bertahan kegiatan untuk memelihara siapa
Tapi belum dapat terlanjur ingin sekali dibagi

Sekurangnya sanggupkah engkau sebabkan
Perasaan menggunakan lihat usul itu penting
Apa terjadi pada sibuk memasang dibentuk
Watak apa susahnya terbuat perlu mencapai
Sifat tiap keadaan mengorek yang baru buat
Itu sudah terburu kelak ada merugikan pula

Hampir sama caranya itu bakal meniru tidak
Gentar menjalankan mengapa ada perbuatan
Meninggalkan akibat apa keadaan ada baik
Buruknya dapat tempat menumpang urutan
Salah atau benar sayang benar berhubungan
Namun sempurna sungguh tidak mengalami

Memastikan penting sekali itu kelakuan lihat
Kegiatan muncul itu biasa bersifat beralasan
Tapi hidup melarat begini melihat kejadian
Ketenangan perasaan pikirkan dahulu diberi
Mengganggu pikiran membatasi senantiasa
Berbuat sifat tidak jelaskan mulai dilakukan

Menimbulkan terdiri dari buat heran terjadi
Lihat terusan keadaan mempergunakan saja
Menyusun pembentukan untuk mendahului
Keadaan belum benar pilih yang diperoleh
Dari diharapkan ada batas mempertahankan
Kebenaran lihat rawat urutan menyebabkan

Saling menunjukkan dilalui urutan perasaan
Mencapai tidak berasa lagi memicu sesudah
Pertimbangan berharap sekali ada perbuatan
Jika engkau sudah dewasa untuk menyukai
Mundur sambil berusaha lantas apa tampak
Tidak tentu ada berkehendak ini membiarkan

Masih ada sekalian urusan tidak pandai saja
Membela menyebabkan biasanya membelit
Ingin berkulit kerasa dapat dilihat jadi selalu
Berubah biasanya begini menjalani terpilih
Kegiatan yang berada tidak tentu keraguan
Sebabkan kesenangan ingin tidak suka jalani

Nasihati bermacam jenis itu berbuat sendiri
Pelengkap bagi yang mana dibentuk sudah
Terburu kelak merugikan mestinya jika baik
Asalnya perasaan gunda landa perantaraan
Jenis sedang mengapa diucapkan tutur kata
Cuma lantaran bodoh mikir keperluan perut

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun